Menjemput Athanasia

1.3K 155 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athanasia tampak sedang menangis di dalam kamarnya di penginapan turis yang sederhana, Diana menghampirinya dan memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athanasia tampak sedang menangis di dalam kamarnya di penginapan turis yang sederhana, Diana menghampirinya dan memeluknya.

"Ibu, ayah sudah tak mencintaiku lagi, padahal dulu dia bilang tahta tak penting baginya dan hanya akulah satu2nya anaknya tapi kenapa kini dia mengangkat Ijekiel sebagai anaknya? aku tak peduli dengan gelar putri mahkota, aku hanya ingin ayah kembali menyayangiku seperti dulu, jika Ijekiel menginginkan posisiku silahkan ambil saja, tapi kembalikan ayahku seperti dulu" kata Athanasia menangis terisak.

Diana membelai lembut rambut Athanasia lalu memegang kedua pipinya dan menatap mata Athanasia.

"Kau tak perlu memikirkan ayahmu lagi, kau kini hanya memiliki ibu dan ibu akan selalu disisimu menemanimu apapun yang terjadi" kata Diana lalu memeluk Athanasia.

Tak lama pintu kamar penginapan didobrak, pemilik penginapan masuk bersama beberapa prajurit istana.

"Mereka ada disini!" kata pemilik penginapan tersebut,

"Apa yang kalian lakukan?" kata Diana,

"Kami harus menahan nona Athanasia atas perintah Yang Mulia Raja atas tuduhan memprovokasi demonstran dan pemberontakan terhadap kepala negara serta tuduhan percobaan pembunuhan kepada calon Raja" kata prajurit tersebut.

"Kalian gila!" kata Diana marah, tak lama Felix pun masuk bersama Lilian, Hanah dan Seth, Felix mengeluarkan pedang sihirnya.

"Kalian berani menangkap tuan putri maka langkahi dulu mayatku!" kata Felix.

Dan para prajurit tersebut menyerang Felix dengan pedangnya, Felix dengan mudah langsung menangkis serangan beberapa prajurit tersebut, tak salah jika Felix dijuluki ksatria berdarah merah, kemampuan bertarung Felix dan keahlian Felix menggunakan pedang tak ada yang sanggup melawan meski ratusan prajurit dikerahkan sekalipun.

"Kalian larilah keluar! aku akan menyusul! Hannah, Lilian, Seth lindungi Yang Mulia Ratu dan Tuan Putri Athanasia!" kata Felix sambil terus bertarung dengan para prajurit istana yang akan menangkap Athanasia.

Athanasia, Diana, Lilian, Hannah dan Seth pun berlari keluar dari penginapan namun diluar penginapan terdapat banyak sekali prajurit.

Athanasia mengeluarkan sihirnya, dari telapak tangannya tampak cahaya berwarna putih lalu Athanasia menyerang para prajurit tersebut dan mereka semua tumbang seketika.

Athanasiapun berlari lagi bersama Diana dan ketiga maidnya, baru beberapa meter berlari sudah ada lagi prajurit yang hendak menangkapnya, prajurit tersebut menyerang Athanasia dengan pedangnya.

Athanasia langsung menunduk, Athanasiapun mengeluarkan pedang dengan sihirnya lalu bertarung melawan prajurit tersebut dan prajurit tersebut kalah.

"Ternyata ilmu sihir dan ilmu bertarung menggunakan pedang yang dulu diajarkan Lucas sangat berguna dipakai disaat2 seperti ini" kata Athanasia dalam hati sambil terus bertarung dengan prajurit2 tersebut.

Tak lama Felixpun muncul setelah mengalahkan ratusan prajurit yang menyerang didalam penginapan, Felix langsung membantu Athanasia.

"Tuan Putri saya tak menyangka kemampuan bertarung anda menggunakan pedang sehebat ini, tak salah jika dulu Pangeran mengajari anda" kata Felix sambil membantu Athanasia bertarung melawan prajurit2 istana yang hendak menangkap Athanasia.

Sementara ketiga maid melindungi Diana, mereka mengambil posisi berdiri mengelilingi Diana. Disaat Felix dan Athanasia sedang bertarung tiba2 terdengar suara ledakan kencang.

BLAAAARRR!!!

Dan ribuan prajurit itupun langsung jatuh dan tewas seketika, baik Felix maupun Athanasia membelalakan mata tak percaya, tiba2 munculah seseorang dari balik asap hitam, dengan wajah dingin dan penuh amarah, wajah yang sama persis dengan Lucas jika marah.

Raja Arthur yang datang menolong Athanasia dan Felix yang bertarung melawan ribuan prajurit obelia yang dikerahkan oleh Claude tersebut.

"Apa yang terjadi? Claude sudah gila! apa perlu kubunuh dia? dengan satu jentikan jari aku bisa membunuh Claude saat ini!" kata Raja Arthur dengan sorot mata tajam dan aura wajah yang sangat mengerikan, sangat persis Lucas jika seperti ini.

"Om Arthur? jangan om, biar bagaimana dia adalah ayah kandungku meskipun dia mencoba membunuhku berkali2 tapi dia tetap satu2nya ayahku didunia ini" kata Athanasia.

Raja Arthur mendengus kesal "Claude tak pantas memiliki anak sebaik dirimu! apa dia sudah gila?! rasanya ingin kubunuh dia saat ini juga!" kata Raja Arthur.

"Aku juga tidak tau kenapa dengan ayahku, om. Beberapa bulan lalu awalnya dia sakit kepala lalu mulai menjauhi aku dan ibu, setelah itu dia pingsan dan setelah dia terbangun dari pingsannya selama 10 hari, ayah langsung amnesia dan tak mengingatku juga ibuku, dan dia membenciku bahkan tak menganggapku putrinya lagi" kata Athanasia dengan sedih.

"Tsk! Claude brengsek! bajingan! kalian ikutlah denganku, kalian tinggal di istanaku! kalian tidak aman tinggal di Obelia karena kini status kalian adalah buronan istana obelia dan wajahmu Athanasia sudah terpampang dipasang dimana2, semua mencarimu, jadi tidak aman kalian bersembunyi dimanapun selama kalian tinggal di Obelia!" kata Raja Arthur.

"Terimakasih om, tapi kami nantinya jadi merepotkan dan membuat om terlibat, takutnya terjadi perang dua negara" kata Athanasia.

"Kau tak perlu merasa seperti itu, kau tunangan Lucas, sudah kewajiban kami melindungimu juga selama Lucas tidak ada" kata Ratu Mary yang tiba2 muncul dibelakang Raja Arthur.

"Lagipula Claude tak akan berani berperang melawan Wizard, seluruh pasukan prajurit obelia bahkan istana Obelia bisa kumusnahkan dengan satu jentikan jari, yakin dia berani berperang denganku? kau tak perlu mengkhawatirkan hal itu Athanasia" kata Raja Arthur.

"Terimakasih om, maaf jadi merepotkan kalian" kata Athanasia.

"Tak perlu merasa sungkan seperti itu, ayo ikutlah" kata Raja Arthur, lalu Athanasia, Diana, Felix dan ketiga maidpun ikut bersama Raja Arthur menuju istana Wizard dan sejak saat itu merekapun tinggal di istana Wizard.

Endless Love Athanasia ❤ Lucas (WMMAP/SIBAP FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang