Setelah menjalani perjalanan panjang lintas dimensi untuk mencari pohon dunia selama satu tahun lamanya, kini akhirnya Lucaspun kembali ke dimensinya."Ah akhirnya aku kembali juga kesini" kata Lucas menghela nafas lega, "aku harus segera kembali ke Obelia sekarang" kata Lucas setelah tiba di dimensinya dan langsung melakukan teleportasi ke Obelia.
Lucaspun sampai di istana Obelia dikamar Athanasia, "kemana dia? kenapa kamarnya kosong? aku tak merasakan ada mana nya disini? dimana dia?" pikir Lucas.
Lucaspun langsung memakai sihir tembus pandang agar keberadaan dirinya tak diketahui oleh orang2, Lucas mengernyitkan kening menatap sekeliling kamar Athanasia.
Lucaspun keluar kamar Athanasia dan berjalan menyusuri lorong istana Obelia "kenapa ini aku tak bisa merasakan mana dari Athanasia? selama aku keliling disini dari tadi, kenapa aku tak melihat Felix, Lilian, Hannah dan Seth? ah ya tante Diana juga kemana dia ya?" pikir Lucas.
Lucaspun teleportasi ke ruang perpustakaan kerajaan, tempat biasa Athanasia menghabiskan waktunya membaca dan belajar disana, Lucas menatap sekeliling ruang perpustakaan.
"Dia itu kemana sih sebenarnya? aku cari2 kok tidak ada? apa dia gak kangen?" kata Lucas lalu teleportasi ke taman mawar tempat dimana Athanasia biasa berada.
"Disini juga tidak ada, aku harus mencarinya" kata Lucas yang mulai khawatir, Lucas lalu melihat Ijekiel yang berjalan bersama Claude dilorong istana Obelia, baik Ijekiel maupun Claude sama2 memakai baju kebesaran kerajaan.
"Hama putih? untuk apa dia disini? dan lagi kenapa dia memakai baju kebesaran kerajaan obelia? dia kan cuma bangsawan! bergaya sok pangeran sekali, pake2 baju begitu! aku yang pangeran beneran saja gaya penampilanku santai!" kata Lucas mendengus kesal.
Dan tampak para pengawal kerajaan dan para kaum bangsawan berjalan dibelakang mengikuti Ijekiel dan Claude, dan Lucas merasa heran, Claude berjalan berdampingan dengan Ijekiel seharusnya Ijekiel berjalan dibelakang Claude.
"Kenapa hama putih itu berani sekali berjalan disamping Om Claude? om Claude tidak berubah pikiran dan menjadikannya calon menantu baru untuk menggantikan posisiku kan? astaga sial! sudah berapa lama aku pergi melintasi dimensi sebenarnya dan apa saja yang terjadi? jika om Claude berani membatalkan perjodohanku dengan Athanasia dan malah menjodohkan dengan Ijekiel, benar2 akan kuhancurkan istana Obelia ini!" kata Lucas dalam hati dan mengepalkan kedua tangan dan menatap tajam ke arah Claude dan Ijekiel yang berjalan.
"Kenapa tidak ada Felix? seharusnya Felix mengawal om Claude dengan begitu setia, bukan?" pikir Lucas dengan penuh keheranan.
Lucaspun mengikuti langkah Claude, Ijekiel dan para kaum bangsawan serta pengawal itu dari jarak agak jauh dan pakai sihir tembus pandang tak terlihat sehingga keberadaan Lucas tak diketahui siapapun yang berada disitu.
Claude, Ijekiel dan para bangsawan serta pengawal pun memasuki aula istana Topaz yang biasa digunakan untuk acara2 rapat penting, acara2 kenegaraan.
"Segala keagungan dan berkat kepada matahari obelia" kata beberapa bangsawan menunduk dan memberi salam hormat, beberapa bangsawan yang sudah menunggu duluan didalam aula istana topaz untuk mengikuti rapat penting membahas kondisi negara.
Claude pun duduk di singgasananya yang utama di atas semuanya, dan Lucaspun heran ketika Ijekiel duduk dibangku yang selama ini kosong yang seharusnya bangku itu ditempati oleh Athanasia nantinya ketika dia mempelajari pendidikan calon Ratu.
"Kenapa dia duduk dikursi yang diperuntukan hanya untuk penerus tahta? apa ini?" pikir Lucas bingung.
"Ada kabar apa? bagaimana keadaan diluar?" Claude bertanya.
"Yang Mulia, gelombang unjuk rasa masih saja terus terjadi, rakyat masih meminta dikembalikannya hak nona Athanasia sebagai tuan putri dan meminta pembatalan pengangkatan Pangeran Ijekiel de Alger Obelia sebagai Pangeran dan juga Putra Mahkota" kata Duke Marquess.
"Apa?! Pangeran Ijekiel?! Putra Mahkota?! oh tidak...tidak! apa aku bermimpi ataukah lagi halusinasi?!" kata Lucas kaget lalu menampar pipinya sendiri dengan keras, "sakit! ini bukan mimpi?" kata Lucas masih shock.
"Bukankah mereka sudah tau jika mereka berani menentang keputusan Kaisar maka mereka dihukum mati dan bahkan sudah banyak yang ditangkap dan dihukum mati?!" kata Claude dengan sorot mata tajam dan dingin.
"Mereka tau tapi mereka tak gentar melakukan perlawanan dan perjuangan, banyak diantara mereka yang gugur tapi menurut mereka, apa yang mereka perjuangkan bukan hanya untuk nona Athanasia tapi untuk kestabilan negara" kata Lady Irene.
"Jangankan rakyat seperti mereka! Athanasia saja berani menentangku maka dia kuberi hukuman mati! apalagi mereka semua! berani2nya menentang seorang kaisar hanya demi Athanasia!" kata Claude sambil menopang dagu dan jarinya mengetuk2 kursi.
"Kau tadi bilang Athanasia kau beri hukuman mati?!" kata Lucas terkejut.
"Yang Mulia kita harus mendapatkan nona Athanasia segera dan mengeksekusinya, dengan begitu kedudukan Ijekiel tidak terancam dimata rakyat, selama nona Athanasia masih hidup maka rakyat hanya melihatnya" kata Roger.
"Kau tadi bilang apa?! kurang ajar!" kata Lucas rasanya ingin langsung menghancurkan seisi istana topaz itu bahkan kalau perlu istana obelia, namun dirinya masih harus mencari tau apa yang terjadi selama dirinya tidak ada, dengan susah payah Lucas mengendalikan emosinya.
"Kita tidak bisa melakukannya selama Athanasia berada dibawah perlindungan kerajaan Wizard! kita hanya akan melakukannya jika dia kembali menginjakkan kaki ke obelia dan kita akan segera menangkapnya kemudian menjatuhkan hukuman padanya!" kata Claude.
"Athanasia ada di istanaku? pantas dari tadi mana nya tidak ada disini! aku harus segera pulang ke istanaku sekerang dan menemui Athanasia disana untuk menanyakan apa yang sesungguhnya terjadi!" kata Lucas lalu pergi menuju istana Wizard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love Athanasia ❤ Lucas (WMMAP/SIBAP FanFiction)
Romance♡TAMAT/COMPLETED♡ Athanasia, seorang Tuan Putri berusia 17 tahun dari seorang Kaisar Obelia Claude de Alger Obelia dan Permaisuri Diana de Alger Obelia. Harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus segera menikah dengan seorang Pangeran kegelapan...