♡TAMAT/COMPLETED♡
Athanasia, seorang Tuan Putri berusia 17 tahun dari seorang Kaisar Obelia Claude de Alger Obelia dan Permaisuri Diana de Alger Obelia.
Harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus segera menikah dengan seorang Pangeran kegelapan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raja Claude pun masuk kembali ke kamarnya usai menidurkan Athanasia. Wajahnya masih merah karena marah, rahangnya masih mengeras, mukanya benar2 mengerikan siapapun yang melihatnya.
Namun istrinya, Ratu Diana yang melihat wajah suaminya tidak merasa takut, malah menghampirinya dan mengusap pipi suaminya dengan lembut dan tersenyum pada suaminya.
"Kau kenapa lagi? apa yang membuatmu marah kali ini?" kata Ratu Diana.
"Kau tau bocah tengik sialan itu sama persis dengan ayahnya! dulu ayahnya selalu membullyku ketika aku masih kecil hingga remaja dulu di sekolah! Arthur sialan itu berani2nya menindasku!" kata Raja Claude marah.
"Lalu?" kata Ratu Diana tersenyum
"Kenapa kau tersenyum? kau suka lihat suamimu ini dulu tertindas?!" kata Raja Claude gusar.
"Kau ini kenapa sayang? itu kan saat kalian kecil dulu, sekarang kan kalian sudah sama2 dewasa dan jadi Raja, masa masih mengingat masa2 kecil dulu sih?" kata Ratu Diana lalu mencium pipi suaminya meredakan marah suaminya.
"Tapi sekarang bocah tengik sialan itu berlaku sama pada putriku! beraninya dia menindas Athanasia! dia bilang Athanasia itu manja dan cengeng! dan kurang ajarnya lagi dia bilang kalau kita akan membuat anak laki2 untuk menjadi Raja, kau bisa bayangkan bagaimana perasaan Athanasia? dia tidak mau kasih sayang kita terbagi untuk adiknya jelas dia tidak mau punya adik! benar2 kurang ajar kan bocah tengik sialan itu! didikan Arthur sialan!" kata Raja Claude.
Ratu Diana menghela nafas panjang "anak itu memang agak nakal tapi sebenarnya dia anak yang baik, kalau ingin bicara dengan dia jangan dengan emosi, justru dia akan melawan balik, harus baik2 dan sabar menghadapinya nanti dia akan luluh" kata Ratu Diana.
"Tsk! dia bukan siapa2ku! untuk apa aku harus bersabar dan baik padanya!" kata Raja Claude marah.
"Dia kan calon menantumu" kata Ratu Diana tersenyum
"Cih! kau pikir aku menganggap bocah tengik sialan itu calon menantu? tidak sudi!" kata Raja Claude masih marah.
"Kalau lagi begini kau persis sekali Athanasia saat sedang marah" kata Ratu Diana memeluk erat pinggang Claude untuk meredakan amarahnya.
Raja Claude masih belum mereda kekesalannya pada Lucas. Ratu Diana lalu berjinjit dan mencium bibir suaminya itu, Raja Claude terkejut.
Raja Claude lalu membalas ciuman dari istrinya tersebut dan membaringkannya ditempat tidur, sebelumnya mengunci pintu kamar dengan sihirnya agar tidak kejadian lagi saat lagi asyik2nya bercumbu, Athanasia masuk kamar.
Raja Claude melumat dalam2 bibir istrinya itu memainkan lidahnya, membelai tengkuknya lalu ciumannya pindah ke telinganya kemudian menjilat lehernya yang jenjang dan meraba meremas dada istrinya itu, Ratu Diana mendesah sambil memejamkan matanya.
Kemudian Raja Claude menutup gordyn kamarnya dengan sihirnya, lalu Raja Claude pun membuka seluruh pakaiannya dan kemudian melucuti seluruh pakaian Ratu Diana hingga tubuh mereka sama2 polos tanpa busana sehelai pun.
"Claude sayang...ingat jangan sampai jebol dan buat anak lagi, Athanasia tak mau punya adik" kata Ratu Diana sebelum Raja Claude melanjutkan.
Raja Claude tersenyum tipis "tenang saja, aku sudah pakai pengaman, aku juga tak mau membuatkan Athanasia adik, dia hanya akan jadi anak kita satu2nya" kata Raja Claude.
Dan Raja Claude dan Ratu Dianapun melanjutkan bercintanya dengan gairah yang sangat panas, usai bercinta dengan istrinya, Raja Claudepun tertidur, amarahnya pada Lucas sudah mereda.
Ratu Diana tersenyum menatap wajah tampan suaminya itu lalu mencium pipinya dan memeluk dada bidang suaminya yang menggoda imannya itu.
"Kalau kau sedang marah kau itu persis sekali dengan putrimu, susah dibujuk" kata Ratu Diana tersenyum lalu ikut tertidur di dada bidang suaminya itu.
