Endless Love Athanasia ❤ Lucas (WMMAP/SIBAP FanFiction)

Pernah Sakit tak sesakit ini

Lucas seperti biasanya berjalan bermesraan dengan menggendong Athanasia ala bridal style di kebun istana, dan para ksatria maupun pelayan di istana yang melihatnyapun tampak tersenyum dan berbinar2.

"Lucas kenapa sih kau selalu menggendongku seperti ini, kau sama saja seperti ayahku, tau gak sih?" kata Athanasia.

"Biar saja, memangnya kenapa kalau aku menggendongmu seperti ini? aku suka menggendongmu, tubuhmu ringan jadi tak terasa jika aku menggendongmu" kata Lucas.

Sementara Felix, Lilian, Hannah dan Seth yang melihatnya tampak tersenyum dan berbinar2 akan kemesraan pasangan kedua calon pengantin yang akan menikah satu setengah tahun lagi.

"Ah mesranya, untung Yang Mulia tidak melihat tuan putri dan pangeran Lucas disaat seperti ini" kata Felix sambil tersenyum melihat Lucas dan Athanasia yang sedang bermesraan.

"Tuan putri sangat bahagia bersama Pangeran Lucas, ah padahal dulu dia masih bayi mungil saat aku menggendongnya" kata Lilian tersenyum melihat kemesraan Lucas dan Athanasia itu.

"Mereka pasangan yang sangat serasi sekali" kata Hannah,

"Yang satu sangat cantik dan satu lagi sangat tampan, tak sabar menunggu hari pernikahan mereka" kata Seth,

Tak lama Ijekiel yang baru saja keluar dari ruang kerja Claudepun melihat kemesraan Lucas yang sedang menggendong Athanasia ala bridal style, Ijekiel melirik sinis dan mendengus lalu pergi menuju kamarnya.

Didalam kamarnya, Ijekiel mengamuk melemparkan semua barang2nya karena membayangkan adegan Lucas yang menggendong Athanasia ala bridal style ditaman istana tadi.

"Ada apa kau bertemu Lucas, mungkinkah kau ingin bagi cintamu, jika memang kau bagi cintamu, masihkah pantas kujaga hatiku. Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini, karena pernah cinta tapi tak pernah sedalam ini. Aku ingin semua cintamu hanya untukku, memang ku tak rela kau bagi untuk hati yang lain. Kau buat kumenangis tanpa air mata, sampe kuteriak pun sudah tak ada suara, aku tak rela kau bagi untuk hati yang lain Athanasia" kata Ijekiel bicara sendiri didalam kamar sambil melempar2kan semua barangnya lalu memegang kepalanya mengacak2 rambutnya dengan frustasi dan duduk disisi tempat tidurnya.

Sementara itu Athanasia yang masih berada digendongan ala bridal style Lucas ditaman melihat shinsu miliknya "ah si hitam imutnya!" kata Athanasia lalu melompat turun dari gendongan Lucas.

"Itu shinsu milikmu yang sudah kukembalikan dulu, dia imut ya? bagaimana jika kumakan saja? aku jadi lapar melihatnya" kata Lucas.

Athanasia lalu memukul kepala Lucas keras2 "aaw! sakit tau gak sih?!" kata Lucas kesal sambil meringis.

"Jangan sembarangan bicara! hitam ini milikku, takkan kubiarkan kau memakannya, ayo hitam kesini" kata Athanasia lalu memeluk hewan shinsunya dan membawanya kekamarnya untuk mengajaknya bermain sementara Lucas mendengus kesal karena kepalanya masih sakit dipukul oleh Athanasia.

Sementara itu di Saicancia dikediaman Andy Jacob, Jenneth yang baru saja menidurkan adik tirinya, Anastasius menuju keruang tamu dan dilihatnya Andy Jacob sedang duduk membaca koran, Jennethpun berpaling hendak pergi lagi.

"Kenapa kau akan pergi saat melihatku?" kata Andy Jacob, Jennethpun menoleh dan tersenyum.

"Tidak apa2, kukira tadi tak ada orang" kata Jenneth,

"kemarilah aku punya sesuatu untukmu" kata Andy Jacob, Jennethpun menghampirinya, Andy Jacob memberinya sebuah bola kristal "ini untukmu" kata Andy Jacob.

Jennethpun mengulurkan tangan untuk meraihnya, sebelum tangan Jenneth mengambilnya, Andy Jacob mengangkat bola kristal itu tinggi2 "eh? niat tidak sih ngasihnya?" pikir Jenneth.

"Sebelum aku memberikan ini, aku mau tanya, hubunganmu dengan Duke Cabel Ernst pemuda bangsawan dari Arlanta itu seperti apa?" Andy Jacob bertanya.

"Aku? eh...em...dia orang yang baik, dia sahabat Ijekiel" kata Jenneth,

"kau menyukainya?" Andy Jacob bertanya,

"kenapa om bertanya seperti itu? tentu saja tidak, aku tak mau pacaran karena aku tak mau patah hati, sudah cukup cinta pertamaku dari kecil ditolak mentah2" kata Jenneth menunduk sedih.

Andy Jacob memegang pundak Jenneth "jangan sedih lagi, kau cantik, kau pasti akan mendapatkan yang terbaik" kata Andy Jacob memberikan bola kristalnya pada Jenneth.

"Ah terimakasih banyak om, kau sangat perhatian sekali! andai saja ibuku masih hidup, pasti akan kupaksa dia menikahimu karena aku lebih menyukaimu daripada Pangeran Dice suami ibuku itu" kata Jenneth.

"Kau ini bisa saja" kata Andy Jacob tersenyum lembut sambil menepuk2 kepala Jenneth, "jangan sedih lagi ya?" kata Andy Jacob.

Jennethpun mengangguk tersenyum "iya om terimakasih banyak atas semuanya, kau baik sekali, aku benar2 menganggapmu seperti ayahku, boleh kan?" kata Jenneth.

"Duuuh aku saja sampai usia 28 tahun begini belum menikah, sudah dianggap ayah saja, ya sudahlah kasihan juga anak ini, iyain sajalah" kata Andy Jacob dalam hati lalu tersenyum menatap Jenneth dan mengangguk.

"terimakasih kasih om" kata Jenneth tersenyum riang lalu pergi kekamarnya sambil bersenandung kecil karena senang bisa merasakan kasih sayang seorang ayah, Andy Jacob hanya tersenyum sambil geleng2 kepala.