Hari inipun pengadilan telah memutuskan Jenneth dan Penelope bersalah karena telah menggunakan sihir hitam pada Claude, namun karena Penelope sudah meninggal, maka Jennethlah yang menerima hukuman.Jenneth dianggap bersalah atas dua dakwaan padanya yaitu dakwaan pertama adalah penggunaan sihir hitam yang telah dilarang digunakan diseluruh obelia sejak jaman Raja Aethernitas.
Dan dakwaan kedua terlibat kerja sama dengan Penelope dan penyihir Yun Feang dalam mencelakakan Kaisar dengan menggunakan sihir hitam.
Bukti sapu tangan rajut serta saksi mata pelayan istana dan warga Arlanta yang melihat Jenneth serta Penelope masuk kedalam rumah penyihir Yun Feang.
Jenneth pun dijatuhi hukuman gantung yang akan dilakukan besok pagi tepat jam 9 pagi, Athanasia yang mendengarkan putusan hakim langsung kaget dan berdiri.
"Atas dakwaan tersebut dan berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti, maka pengadilan obelia memutuskan menjatuhkan hukuman gantung terhadap Lady Jenneth Margaritha de Alger, yang akan diselenggarakan besok pagi di alun2 depan istana" kata hakim menjatuhkan putusan pengadilan.
"Apakah tidak ada toleransi? tidak bisa dibiarkan hukuman seperti itu" kata Athanasia,
"tidak bisa tuan putri, ini sudah sesuai dengan undang2 hukum obelia" kata Hakim,
"aku akan bicara dengan ayah!" kata Athanasia lalu keluar dari ruang sidang pengadilan diikuti oleh Lucas.
Jenneth menatap Ijekiel, sepupunya dan pamannya, Roger dengan wajah sedih berlinang air mata "paman, Ijekiel?" kata Jenneth sedih.
"Jenneth saat ini aku adalah Pangeran dan Putra Mahkota Obelia, aku tak bisa membantumu karena aku tak mau kau membahayakan kedudukanku, sebaiknya kau diam jangan pernah bicara jika akupun ikut terlibat! jika kau berani mengatakan akupun ikut terlibat maka Anastasius akan kucelakakan!" kata Ijekiel dengan sorot mata tajam.
Jenneth menelan ludah, matanya membelalak sempurna, Ijekiel kakak sepupunya yang selama ini selalu menemaninya, memeluknya jika sedang sedih dan menangis, menyayanginya seperti adik kandung sendiri, tega berkata seperti itu dan tak berusaha menyelamatkannya seperti apa yang dilakukan Athanasia.
Begitupun dengan Roger pamannya sendiri, sedangkan Jenneth sangat berharap hanya pada pamannya sendiri Roger dan kakak sepupunya yang sangat dia sayangi seperti kakak kandungnya, Ijekiel.
"Kau tak boleh membahayakan posisi Ijekiel, aku tak bisa melakukan apapun untukmu, maafkan aku" kata Roger.
"Ijekiel kau tega padaku...bukankah dari kecil kita selalu bersama? kau selalu menyayangiku, menjagaku dan melindungiku bukan? kau selalu menghiburku dan memelukku jika aku menangis, tapi kenapa sekarang kau malah seperti ini padaku? padahal aku menganggap kau satu2nya keluarga yang kumiliki sejak ibu tiada" kata Jenneth kecewa.
"Aku hanya tak mau kau menghancurkan semua rencana yang sudah kususun untuk menggantikan posisi Yang Mulia" kata Ijekiel dengan dingin dan sorot mata tajam dan tak ada lagi keramahan diwajahnya.
"Hanya karena tahta rupanya? baiklah...aku tak masalah jika aku mati besok! aku takkan mengungkapkan keterlibatanmu Ijekiel, kau tenang saja! semoga kau dan juga paman dapat bahagia atas tahta yang kalian miliki sekarang, dan permintaan terakhirku, jagalah dan rawatlah Anastasius" kata Jenneth.
"Kau tak perlu khawatir soal itu, Anastasius keponakanku juga, dia akan tinggal dan hidup terjamin dilingkungan Alphaeus" kata Roger.
"Kau tenang saja, kami akan menjaga Anastasius" kata Ijekiel,
Jenneth mengangguk "baiklah, terimakasih" kata Jenneth lalu Jennethpun diantar lagi oleh sipir penjara untuk masuk keruang tahanan.
Sementara itu Athanasia langsung membuka pintu ruang kerja Claude dan menemui Claude diruang kerjanya, "ayah...aku mohon batalkan putusan pengadilan yang menjatuhkan hukuman mati pada Jenneth" kata Athanasia.
Claude mendongak melihat kedatangan Athanasia dan Lucas "putusan pengadilan sudah ditetapkan, aku tak bisa apa2, karena semua sudah sesuai prosedur undang2 obelia! dan bukan aku yang menghukum gantung Jenneth tapi hukum obelia, semua berjalan sesuai proses, hormatilah keputusan hukum obelia, Athanasia" kata Claude.
"Aku tau itu, tapi aku tak bisa membiarkan Jenneth dihukum, siapa nanti yang akan merawat adik tirinya jika Jenneth tiada? apa ayah tak memikirkan itu?" kata Athanasia.
"Athanasia cukup! ini bukan wewenangku! aku ataupun kau harus sama2 patuh pada peraturan dan hukum yang sudah berlangsung selama ratusan tahun yang ditetapkan oleh raja2 leluhur kita! soal hukuman Jenneth, aku tak bisa melakukan apapun! jika hakim sudah memutuskan seperti itu, ya sudah aku bisa apa? jika semua tahanan yang dijatuhi hukuman mati diampuni, maka tidak akan memberi pelajaran dan efek jera buat pelaku2 yang lain! biar saja ini menjadi pelajaran agar tak ada yang berani berbuat seperti itu lagi kedepannya!" kata Claude.
Athanasia mendengus kesal "baiklah kalau begitu! terserah kalian saja!" kata Athanasia lalu pergi dari ruangan Claude dengan penuh rasa kecewa diikuti Lucas dibelakangnya, Lucas tak berani berkata apa2 pada Athanasia yang sedang marah saat ini.
Dan keesokan harinyapun tibalah hari eksekusi Jenneth, Jenneth hanya menangis sejak kemarin didalam sel tahanannya, sedangkan Athanasia dan Lucas berdiam diri dikamar karena Athanasia tak mau keluar kamar, apalagi melihat eksekusi Jenneth.
Sedangkan Ijekiel dan Roger hanya menatap panggung tempat dimana Jenneth akan dieksekusi nantinya, ada perasaan sedih dihati Ijekiel mengingat kebersamaannya dengan Jenneth sudah dari mereka sama2 masih kecil dan bermain bersama.
"Maafkan aku Jenneth, kau memang adik sepupuku, tapi aku harus melakukan ini! aku tak bisa menolongmu karena aku tak mau kau membahayakan kedudukanku saat ini" kata Ijekiel dalam hati dengan wajah sendu memikirkan Jenneth yang akan dihukum gantung hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love Athanasia ❤ Lucas (WMMAP/SIBAP FanFiction)
Romance♡TAMAT/COMPLETED♡ Athanasia, seorang Tuan Putri berusia 17 tahun dari seorang Kaisar Obelia Claude de Alger Obelia dan Permaisuri Diana de Alger Obelia. Harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus segera menikah dengan seorang Pangeran kegelapan...