Athanasia sedang berada dikamarnya berdua dengan Lucas, Athanasia gelisah mondar mandir sambil menggigit kuku jempol tangannya, memikirkan besok akan berperang ke arena pertempuran diwilayah utara Obelia, Athanasia tidak merasa takut tapi tetap saja dirinya memikirkan apa yang akan terjadi dipeperangan.
Selama ini Athanasia hanya tau soal peperangan dari cerita2 dan membaca buku sejarah, kini dirinya harus turun langsung menghadapi perang.
"Apa yang kau takutkan? kau memiliki sihir perlindungan ayahku dan dariku juga, kau tak perlu khawatir, baik itu panah, pedang, tombak tak bisa mengenai tubuhmu" kata Lucas yang sedang tiduran diranjang kamar Athanasia.
"Tetap saja aku merasa...tak bisa dijelaskan Lucas, akhirnya aku benar2 terlibat langsung dalam peperangan" kata Athanasia.
"Kau tidurlah, jangan begadang, besok begitu matahari terbit kita langsung melakukan perjalanan ke wilayah utara" kata Lucas.
Athanasia menghela nafas panjang kemudian berbaring disamping Lucas, Lucas memeluk Athanasia, "Lucas, tapi aku kan perempuan?" kata Athanasia.
"Memangnya kenapa kalau perempuan? aku pernah bilang tipeku wanita yang tangguh kan? aku yakin kau pasti bisa menjadi wanita tangguh! buktikan pada dekil ubanan hama putih dan kroni2 cecunguknya kaum bangsawan itu, kalau mereka tak bisa seenaknya meremehkan wanita! memangnya mereka lahir darimana? dari batu? bisa2nya mereka menganggap wanita itu lemah dan tak bisa apa2" kata Lucas kesal.
"Baiklah selama kau disisiku aku selalu percaya padamu dan kepercayaan diriku juga selalu yakin hanya karena ada dirimu, jika tak ada dirimu rasanya aku tak percaya diri apalagi tadi dirapat menghadapi para anggota dewan" kata Athanasia.
"Hah! kau jangan lemah begitu terhadap mereka! mereka itu hanya cecunguk2 bodoh yang memikirkan diri sendiri dan kelompoknya demi keuntungan pribadi, mereka tak memikirkan rakyat sepertimu! sedangkan kau begitu bijaksana semua keputusanmu demi rakyat dan negara! kau harus berjuang! aku akan selalu ada disisimu menemanimu!" kata Lucas.
"Terimakasih Lucas" kata Athanasia memeluk Lucas,
"Ayo tidurlah sudah malam" kata Lucas lalu mematikan lampu kamar Athanasia dan memeluk Athanasia, dan merekapun tidur.
Sementara itu dikamar Claude dan Diana, Diana tampak cemberut kesal dan marah pada Claude karena mengirimkan Athanasia berperang ke wilayah utara obelia.
"Diana percaya padaku, putri kita takkan kenapa2, Felix bahkan kusuruh ikut menemaninya, Lucaspun juga berada disana" kata Claude meyakinkan Diana dan memegang tangannya, Diana menepisnya.
"Jangan sentuh aku! kau tega mengirimkan satu2nya anak kita ke medan perang! kau mau dia mati?! kalau dia sampai terbunuh, aku benar2 akan sangat membencimu dan takkan pernah memaafkanmu Claude!" kata Diana marah.
"Diana, putri kita kuat! aku sudah mendengar dari prajurit obelia kalau Athanasia bisa mengalahkan prajurit obelia yang berjumlah ratusan mengeroyoknya ketika saat itu bertarung menggunakan sihir dan pedangnya, apa yang kau ragukan? saat itu aku mengirimkan seribu pasukan, Athanasia dan Felix bisa mengalahkan ratusan prajurit obelia sebelum pada akhirnya Arthur datang" kata Claude.
"Tapi pemberontak ini sangat berbahaya! kau ingat kakakmu saja meninggal karena melawan pemberontak itu! kau ingat saat upacara kelahiran Athanasia dulu, mereka datang dan menyerang? kau saja hampir kalah kalau tak ditolong Raja Arthur" kata Diana.
"Karena itulah kusuruh Lucas menemani Athanasia, aku sudah mempertimbangkan semuanya, satu hal kau harus tau, aku melakukan ini demi Athanasia! dia harus membuktikan dirinya pada para dewan itu karena mereka semua tak menghendaki Athanasia menjadi Ratu Obelia sebagai penerusku, masalahnya hanya karena dia wanita! jadi aku sengaja melakukan ini agar mereka bisa melihat seberapa kuat putri kita dan tak menganggapnya remeh lagi! percaya padaku Diana, Athanasia akan kembali pulang dengan selamat" kata Claude memeluk Diana.
"Sebagai seorang ibu, aku tetap mengkhawatirkannya" kata Diana, Claude membelai rambut Diana,
"Percaya padaku, Athanasia akan baik2 saja dan selamat" kata Claude.
Sementara itu Ijekiel dan Roger tampak sangat gelisah, saat ini mereka berbincang diruang perpustakaan kerajaan.
"Kita harus menyusun rencana, pokoknya saat kau berada disana, kau tidak boleh terjun langsung ke arena pertempuran!" kata Roger.
"Caranya bagaimana ayah? aku takut...aku tak bisa memanah, berkuda, sihir bahkan memegang pedangpun aku tak pernah" kata Ijekiel gemetar membayangkan kondisi perang.
"Ayah disisimu, ayah takkan membiarkan kau turun di arena pertempuran! kau tenang saja" kata Roger, Ijekiel masih tertunduk lesu dan merasa takut karena besok mereka semua akan berangkat menuju wilayah perang melawan pemberontak yang terkenal ganas dan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love Athanasia ❤ Lucas (WMMAP/SIBAP FanFiction)
Romance♡TAMAT/COMPLETED♡ Athanasia, seorang Tuan Putri berusia 17 tahun dari seorang Kaisar Obelia Claude de Alger Obelia dan Permaisuri Diana de Alger Obelia. Harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus segera menikah dengan seorang Pangeran kegelapan...