Hari ini Claude mengadakan rapat negara dengan mengundang para anggota dewan serta kaum bangsawan untuk membahas keputusan penyelenggaraan pemilihan yang akan segera diselenggarakan antara Ijekiel dan Athanasia untuk menentukan kelayakan diantara mereka untuk menjadi Kaisar dimata publik."Semuanya sudah berkumpul? rapat bisa dimulai sekarang" kata Claude.
"Yang Mulia dengan peperangan yang dimenangkan oleh Obelia dari pemberontak, apa Yang Mulia sudah memutuskan, siapa yang memenangkannya antara Pangeran Ijekiel dan Tuan Putri Athanasia?" Duke Marquess Elaine bertanya.
"Tentu saja, berdasarkan keterangan dan saksi mata yang berada dilokasi peperangan, Putri Athanasialah yang berperan dalam peperangan ini sedangkan Pangeran Ijekiel sama sekali tidak ada andil apapun dalam peperangan ini, jadi keputusannya Putri Athanasialah yang menang, skor antara mereka satu kosong, masih ada satu kesempatan bagi Pangeran Ijekiel dipemilihan nanti, jika Pangeran Ijekiel kalah telak, gelar Pangeran dan Putra Mahkota langsung dicabut karena menandakan Pangeran Ijekiel tak layak meneruskan tahta" kata Claude.
"Maaf Yang Mulia, tapi Pangeran Ijekiel itu, ikut andil dalam peperangan sebagai ahli strategi, dia yang memberi komando pada prajurit dan Jenderal dimana mereka harus menempatkan posisi dan melawan pemberontak, karena itulah dengan kecerdasan Pangeran Ijekiel, Obelia bisa menang seperti saat ini" kata Roger.
Lucas dan Athanasia mendelik, terutama Lucas, rasanya Lucas ingin menghancurkan aula istana Topaz tempat rapat ini dilangsungkan.
"Apa2an dia itu! kalau aku tak ikut turun membantu perang juga, obelia bakal kalah didetik2 terakhir saat Andy Jacob curang menyerang dengan ilmu sihir hitamnya itu! bisa2nya dia bilang dekil ubanan yang memenangkan perang? hah! Pangeran manja itu cuma duduk manis saja ditendanya selama ini! cih! menyebalkan!" pikir Lucas.
"Roger Alphaeus jangan kau kira aku tak mengetahui apa saja yang kalian kerjakan selama disana! aku sudah banyak mendapatkan laporan dari para jenderal, panglima perang juga para ksatria perangku, dan juga tentunya dari Felix orang kepercayaanku" kata Claude.
Roger dan Ijekiel menelan ludah dengan gugup, keringat dingin tampak di dahi Roger dan Ijekiel karena mereka tak bisa mengelak lagi, dan kini Athanasialah yang dianggap memenangkan persaingan ini, karena Athanasia menang peperangan dan harapan terakhir Ijekiel untuk mendapatkan hasil skor seimbang dan seri adalah di Pemilihan nanti, dengan begitu Ijekiel masih bisa mempertahankan kedudukannya sebagai Putra Mahkota.
"Yang Mulia, masalah Lady Jenneth menghilang apakah tidak perlu dicari?" Lady Irene bertanya,
"tidak perlu! biarkan saja! asalkan dia tak terlihat diwilayah Obelia!" kata Claude,
"syukurlah kalau begitu, aku senang Jenneth masih hidup, yang penting Jenneth selamat dan semoga Jenneth bisa menemukan kebahagiaannya dimanapun dia berada" kata Athanasia dalam hati.
"Baiklah Yang Mulia, rapat bisa dilanjutkan kembali" kata Lady Irene.
"Kita akan segera mengadakan pemilihan dalam waktu dua bulan lagi, dan masing2 Pangeran Ijekiel maupun Putri Athanasia sama2 mengeluarkan programnya didepan umum, mereka akan keliling obelia untuk menarik suara publik terbanyak" kata Claude.
"Kita tidak boleh gagal kali ini!" bisik Roger,
"baik ayah, kita harus berusaha mempertahankan posisiku yang sudah susah payah kudapat" bisik Ijekiel.
"Ini adalah kesempatan terakhir Pangeran Ijekiel memenangkan persaingan jika dia gagal maka dia akan keluar dari istana! tapi jika skor seimbang, maka akan kupikirkan pertarungan terakhir antara Pangeran Ijekiel dan Putri Athanasia untuk menentukan mana yang lebih layak mendapatkan tahta penerusku" kata Claude.
"Tentu saja kami lebih menganggap Pangeran Ijekiel jauh lebih kompeten dari Tuan Putri Athanasia, Yang Mulia. Pangeran Ijekiel menerima pendidikan di Arlanta, dia juga seorang laki2, bukankah selama ratusan tahun penerus kerajaan harusnya laki2?" kata Marquess Elaine.
"Benar itu Yang Mulia, selama ini Pangeran Ijekiel juga selalu mengikuti acara2 kenegaraan resmi sedangkan Tuan Putri tidak pernah, dan lagipula Pangeran jauh lebih aktif dalam berpolitik ketimbang Tuan Putri yang hanya bisa duduk diam diistana" kata Lady Irene.
Roger dan Ijekiel tersenyum licik karena para bangsawan dan kaum menengah atas berada dipihak mereka dan mereka menginginkan Ijekiel yang menggantikan posisi Claude karena mereka memiliki kepentingan yang sama sebagai sama2 kaum bangsawan.
"Kalian berani berkata begitu tentang Tuan Putri?" kata Claude dengan sorot mata tajam dan dingin menatap para bangsawan dan anggota dewan itu keseluruh ruangan dan para anggota dewan serta kaum bangsawan menundukkan kepala semua karena takut sorot mata dari Claude yang seakan2 ingin membunuh mereka semua.
Sementara Lucas mengepalkan kedua tangan dan rahangnya mengeras karena tak terima Athanasia terus menerus diremehkan para kaum bangsawan hanya karena seorang wanita.
"Kurang ajar mereka semua! apa perlu kuhancurkan saja saat ini?" pikir Lucas,
Athanasia yang melihat Lucas langsung menggenggam tangan Lucas dan menenangkannya "Lucas, aku tidak apa2" bisik Athanasia sambil tersenyum.
"Baiklah keputusan rapat hari ini adalah Putri Athanasia yang memenangkan perang dan bukan Pangeran Ijekiel. Kita akan segera menyelenggarakan pemilihannya dalam waktu dekat, dan untuk Pangeran Ijekiel serta Putri Athanasia, kalian persiapkanlah diri kalian mulai saat ini dan atur strategi kalian untuk memenangkan hati publik terbanyak sehingga salah satu dari kalian bisa dipilih oleh rakyat!" kata Claude.
"Baik Yang Mulia" kata Athanasia dan Ijekiel bersamaan.
"rapat hari ini selesai dan kututup" kata Claude lalu bangkit berdiri dan meninggalkan aula istana Topaz diikuti oleh Lucas dan Athanasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love Athanasia ❤ Lucas (WMMAP/SIBAP FanFiction)
Fanfiction♡TAMAT/COMPLETED♡ Athanasia, seorang Tuan Putri berusia 17 tahun dari seorang Kaisar Obelia Claude de Alger Obelia dan Permaisuri Diana de Alger Obelia. Harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus segera menikah dengan seorang Pangeran kegelapan...