🌜1🌛

7.7K 194 6
                                    

"Halo anak-anak. Selamat pagi". Sapanya dengan ceria di pagi ini.

" Pagi bundaa". Jawab anak-anak dengan serempak.

"Oh ya sebelum mulai pelajaran hari ini, bunda mau tanya gimana liburan kemarin? Menyenangkan tidak? ".

" Seneng bunda. Aku di ajak ayah pergi ke kebun binatang".

"Aku di ajak mama pergi ke mall".

" Aku di ajak kakek dan nenek pergi ke gunung".

Begitulah jawaban-jawaban yang keluar dari mulut anak-anak yang masih duduk di kelas 3 SD. Mereka heboh sendiri menceritakan pengalaman liburannya kemarin.

"Silent please".

" Yes, mam".

"Oke tenang dulu ya". Ruangan mendadak hening.

"Hari ini bunda mau kalian menceritakan pengalaman liburan kalian di depan kelas. Siap? "

"Siap bunda". Jawabnya kembali serempak.

" Baik. Kita mulai dari absen tengah yaaa".

Hari ini adalah hari pertama anak-anak masuk sekolah setelah liburan tengah semester. Guru yang biasa di panggil anak-anak dengan sebutan bunda itu mulai memanggil anak-anak dari urutan tengah. Mengapa demikian? Ia sengaja melakukannya agar adil. Tidak melulu absen pertama yang duluan. Ia juga ingin agar anak muridnya merasakan bagaimana menjadi yang pertama maju.

Sebelumnya perkenalkan namanya adalah Asyifa Mutia. Biasa di panggil Syifa.
Gadis berusia 24 tahun itu sudah mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar kurang lebih 1 tahun lamanya.
Syifa memiliki perawakan yang kecil. Memakai kerudung. Berlesung pipi dan memiliki gigi gingsul.
Parasnya yang cantik sering di jadikan rebutan oleh para guru-guru senior di sekolahnya. Bukan untuk di jadikan pasangan loh ya. Syifa di perebutkan untuk di jadikan menantu. Para guru sering mengenalkan anaknya pada Syifa namun sampai detik ini tak ada satupun yang berhasil merebut hatinya. Hati Syifa masih kosong.

Lanjut ke cerita...
Syifa menyimak cerita dari anak didiknya. Setiap anak memiliki cerita yang berbeda. Jelas. Mereka melalui liburan dengan keluarga masing-masing. Kalaupun ada yang sama itupun jalan ceritanya yang berbeda. Contohnya anak yang bernama Vina dan Rico. Mereka sama-sama menceritakan pengalamannya pergi ke pasar malam. Jika Vina bercerita keseruannya menaiki wahan biang lala maka Rico menceritakan pengalamannya masuk ke dalam wahana rumah hantu. Rico bercerita sangat antusias. Anak berusia 9 tahun itu mengatakan wahana rumah hantu sangatlah menyenangkan. Setiap kali pergi ke pasar malam, Rico selalu mengunjunginya. Ia seperti ketagihan. Ingin mencobanya lagi dan lagi. Hantu-hantu yang ada di sana tidaklah menyeramkan bagi Rico. Mereka justru lucu katanya.
Pernyataan itu tentu saja di bantah oleh Vina yang juga pernah sekali masuk ke wahana yang sama. Menurut Vina hantu yang ada di sana sangat menyeramkan. Ia sampai menangis dan bahkan pipis di celana.
Pernyataan Vina tentu saja membuat seisi kelas geger. Mereka menertawai Vina dan menjuluki Vina si tukang ngompol, penakut dll. Alhasil Vina menangis.

Syifa menghela nafasnya lelah. Selalu seperti ini. Ia segera mengambil tindakan. Ia menyuruh anak-anak yang sudah meledek Vina untuk meminta maaf pada gadis kecil itu.

"Anak-anak bunda nggak suka ya, anak-anak bunda yang cantik dan ganteng ini saling mengejek. Nggak ada yang salah dengan yang di lakukan Vina. Dia begitu karena rasa ketakutan nya yang berlebihan. Sekarang bunda mau tanya, memangnya kalian semua sudah pernah masuk ke wahana rumah hantu? ".
Sekitar 6 orang anak menunjuk tangan termasuk Rico.

" Nah terus yang lain gimana? Belum pernah masuk? ". Mereka saling lirik dan menggeleng.

"Bunda mau tanya sama yang udah pernah masuk rumah hantu. Menurut kalian hantu di sana menakutkan atau justru terlihat lucu? ".

KANG MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang