Part 43

1.2K 129 19
                                    

19.00 PM

Setelah jalan-jalan cukup lama bersama Tiara membuat Anrez justru merasa tidak tenang. Pikiran yang coba untuk dia dihiraukan malah semakin menyerangnya membuat Anrez kalut dalam suasana.

Anrez tidak mau terjebak untuk kedua kalinya dan untuk Tiara.. sungguh Anrez sangat mencintai Tiara lebih dari ketika Anrez mencintai Tania. Rasa ini sangat besar membuat Anrez merasa sakit jika harus melepaskannya begitu saja.

Tetapi perbedaan mereka terlalu jelas untuk Anrez abaikan. Kekayaan dan kesuksesan Tiara membuat Anrez menjadi takut akan kenyataan dia dan Tiara berbeda kasta, Anrez takut malah dia yang tak bisa membahagiakan Tiara dari segi finansial, cinta tak bisa membuat hidup damai, cinta juga harus diiringi dengan kemapanan agar hidup menjadi lebih tentram.

"Udah, anjir!! berhenti berpikir sesuatu yang bakal buat Titi marah lagi sama lo!!jangan terlalu mikirin itu Anrez, lo sama Titi juga masih muda. Tapi sungguh hal ini susah untuk gue lupain gitu aja, maafin aku Titi karena lagi dan lagi aku mengingkari janjiku. Aku takut, ti.. aku takut" batin Anrez menatap kosong ke arah depan

"Kak Anrez.. kak.. Anrez!!" Tiara yang mulai khawatir melihat Anrez yang termenung pun menepuk kuat bahu Anrez hingga membuatnya tersadar dari dunia khayalannya

"Eh.. iya, kenapa, ti?" tanya Anrez dengan wajah kaget

"Mereka mau pulang tuh, kamu kenapa sih kak? kok jadi melamun gini?" Tiara merasa aneh dengan tingkah laku Anrez semenjak mereka jalan-jalan tadi

"Ga-gak apa-apa kok, ti.. aku baik-baik aja" Anrez berusaha terlihat biasa di depan Tiara yang malah membuat Tiara semakin curiga

"Hmm.. sayang tunggu bentar yah, aku sama yang lain ada urusan sama Anrez" celetuk Farhan membuat semua yang ada disana menatap ke arahnya

"Urusan apa sih, han? lo gak bilang-"

Farhan langsung membekap mulut Evan untuk membuat Evan berhenti berbicara. Memang pria satu ini sangat menyebalkan dan tidak tahu kondisi.

Farhan melihat ke arah Nuca membuat mereka terlihat berbicara dalam diamnya. Nuca yang akhirnya paham pun langsung mengangguk dan beralih menatap Keisya.

"Kamu tunggu disini dulu yah, bentaran doang kok. Ada hal yang mau kami bahas sama dia secara laki-laki, jadi aku harap kalian bisa diam aja dulu disini. Bisa dibilang sangat privasi karena ini urusan cowok" ujar Nuca dengan wajah serius

Keisya hanya menganggukkan kepalanya membuat Nuca tersenyum tipis lalu mengelus rambut Keisya dengan penuh kasih sayang.

"Yaudah, kami cabut dulu.." pamit Farhan yang diangguki mereka semua

Farhan pun melepas bekapannya pada Evan dan langsung menariknya ketika Evan hendak bicara sedangkan Nuca langsung merangkul Anrez dan menyuruhnya untuk tetap diam disaat Anrez ingin menanyakan apa maksud ngomong secara laki-laki? seingatnya dia tak pernah ngelakuin kesalahan fatal lagi deh.

"Mau ngomongin apa sih mereka? curiga deh gue jadinya, kita susulin aja yuk" Tiara mendengus kesal melihat gelengan dari ketiga sahabatnya

"Mana kita tau, udah biarin aja deh mereka ngomong dulu. Ini urusan cowok jadi cewek gak boleh ikut campur" balas Naimma membuat Tiara mengerucutkan bibirnya dan menghentakkan kaki layaknya anak kecil yang tidak dikasih permen

"Lo kenapa jadi bocil gini, ti?" heran Harini

"Gue mau susulin mereka, boleh yah mom?" pinta Tiara menatap Naimma penuh harap

"Gak, ti.. biarin mereka dulu. Terkadang gak semua urusan mereka harus kita tau, mereka juga punya privasi yang mungkin benar-benar gak bisa kita jangkau dan kita harus terima itu" larang Naimma membuat Tiara sangat sedih

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang