Part 24

1.4K 150 26
                                    

Sekarang ini mereka semua tengah berada di ruangan Anrez dan menatap sedih Anrez yang masih tidur dengan beberapa perban ditubuhnya. Tiara mencoba menahan air matanya tetapi tetap tidak berhasil, air matanya selalu mengalir dengan derasnya tanpa mau berhenti.

Naimma pun mengelus rambut Tiara guna menenangkannya sedangkan Farhan sedang menyuruh Nuca dan Evan untuk keluar agar mereka bertiga bisa leluasa untuk membicarakan masalah serius ini.

Harini yang sebenarnya berada di samping Evan pun berusaha untuk cuek dan tidak peduli ketika mereka bertiga keluar dari ruangan Anrez. Dia hanya ingin memberi sedikit akses agar mereka lebih mudah mencari solusi dari masalah yang merumitkan ini.

"Apa yang harus kita lakuin, han?" tanya Evan yang dijawab gelengan kepala dari Farhan

"Gue juga gak tau,memang jalang itu hobby banget buat gue marah!!" kesal Farhan

"Udah, han.. lo mending tenang diri dulu. Jujur, gue takut banget kalau sampai Tania muncul di depan Anrez nanti. Secara kita semua tau betapa kerasnya Anrez mencoba melupakan Tania dan ketika berhasil.. ketika Anrez berhasil melupakan jalang itu, eh dia malah muncul lagi di hidup Anrez.." balas Nuca mencoba tenang

"Itu juga yang gue takutin. Sekarang ada Tiara di hidup Anrez dan masa lalu yang berhasil dilupakan Anrez juga datang disaat Anrez udah jalanin hidupnya lagi.." bingung Evan

"Kalau sampai gue lihat dia ada di depan gue, gue gak bakalan biarin dia tenang lagi!!" ujar Farhan sangat marah

Mereka bertiga pun memilih diam dan memikirkan apa yang harus dilakukan untuk Tania.Urusan dengan Samuel aja belum selesai udah muncul masalah Tania. Mereka bertiga tahu Tania itu orangnya nekad, dia takkan bisa berhenti sampai semua yang dia mau terwujud.

"Eh ngomong-ngomong, Samuel dimana?"
celetuk Farhan

"Eh gue juga baru sadar tentang bajingan itu!!"

Nuca pun segera berlari dan masuk ke ruangan Samuel. Nuca menghela napas lega ketika melihat Samuel masih tertidur dengan beberapa luka yang telah diobati oleh dokter.

"Untung dia masih belum sadar.." lega Nuca

Ketika Nuca hendak berbalik, dia dikejutkan dengan suara lenguhan Samuel. Nuca pun segera memanggil Evan dan Farhan untuk masuk agar mereka bisa mengintrogasi Samuel.

"Sabar dong, van. Tangan gue masih sakit nih malah lo tarik-tarik!!" sebal Farhan lalu memukul kepala Evan kuat

"Hehehe.. maaf, han.." cengir Evan

"Udah jangan berantem dulu deh. Samuel kayaknya udah sadar, apa kita harus introgasi dia sekarang?" sahut Nuca membuat Evan dan Farhan kembali fokus

"Menurut gue jangan dulu sih, kasihan juga dia baru sadar udah ditanya-tanya" sela Farhan yang diangguki mereka berdua

"Euugghhh.. gue dimana?" tanya Samuel sambil membuka matanya perlahan

"Akhirnya lo sadar juga.." Evan tersenyum miring melihat Samuel telah membuka matanya

"Mau ngapain kalian?!!" melihat komplotan Warrior Boy membuat Samuel merasa takut mengingat betapa gilanya Farhan memukulinya tadi

"Hei, lo gak perlu teriak-teriak gitu cem banci aja lo. Santai aja, kita gak bakal gigit lo kok.." Farhan melangkah mendekati Samuel yang semakin ketakutan

"Jangan dekat-dekat sama gue, mundur lo!!" teriak Samuel berusaha menjauhkan dirinya dari Farhan

"Huuusssttt!!" ujar Farhan sambil menaruh telunjuk ke bibirnya

Samuel pun hanya diam dan menelan salivanya kasar. Samuel sangat takut sekarang apalagi pasukannya telah berakhir tewas semuanya. Samuel selalu kalah dengan Warrior Boy walaupun dia memiliki banyak pasukan.

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang