20.00 PM
Naimma sedang menunggu Farhan di lobby perusahannya. Tadi Farhan meneleponnya dan berkata akan menjemputnya. Naimma sudah menunggu hampir satu jam tetapi Farhan tak kunjung datang. Naimma beberapa kali melihat jam tangannya seraya berdecak kesal karena Farhan sangat telat menjemputnya.
Naimma berusaha bersabar dan hendak menelepon Farhan sebelum mendengar klakson mobil yang sangat dia kenal. Pengemudi itu ternyata Farhan karena jendela mobilnya terbuka.
"Naiklah.." seru Farhan terkesan datar dan dingin
Naimma sangat sedih Farhan tak memperlakukannya seperti biasa. Naimma mencoba tersenyum dan berjalan menghampiri mobil Farhan.
Naimma membuka pintu mobilnya dan masuk. Hal yang pertama dia lihat adalah tatapan kosong Farhan. Farhan menjalankan mobilnya dan pergi tanpa berbicara pada Naimma. Situasi didalam mobil Farhan sangat mencekam.
Naimma sesekali mencuri padang kearah Farhan yang betah melihat ke depan.
"Sayang.." panggil Naimma melirik kearah Farhan
Farhan hanya diam dan menatap sekilas Naimma lalu beralih melihat ke depan.
"Hmm.." dehem Farhan
"K-kamu kok d-diem aja? l-lagi ada m-masalah apa?" tanya Naimma terbata-bata
"Gak apa-apa.."
Singkat, padat tetapi menyakitkan. Itulah yang saat ini Naimma rasakan. Farhan yang biasanya ceria dan selalu membuatnya tertawa sekarang hanya diam seakan tak menganggap dirinya ada.
"Sayang jangan diem gini dong, aku gak ngerti kamu kenapa.." pinta Naimma lirih dan menundukkan kepalanya karena tak sanggup melihat Farhan yang terus-terusan mendiaminya
Tanpa Naimma sadari, Farhan menitikkan air matanya melihat Naimma yang tertunduk. Dia merasa bersalah, seharusnya dia bersikap seperti biasanya. Seharusnya dia percaya Naimma hanya bercengkrama dengan rekan kerjanya. Sepatutnya Farhan mengerti pekerjaan Naimma.
"Lo salah Farhan, gak seharusnya lo diemin istri lo padahal dia gak tau apa-apa. Lo bodoh banget sih!! lo harusnya percaya sama istri lo sendiri. Naimma itu cinta sama lo begitu pun sebaliknya. Harusnya rasa percaya lo sama Naimma itu tinggi dan seharuanya lo gak pernah meragukan cinta Naimma buat lo!!" batin Farhan merutuki kebodohannya
"Sayang.." panggil Farhan setelah sekian lama berdiam diri
Mendengar Farhan memanggilnya membuat Naimma sontak mengangkat kepalanya dan tersenyum manis. "Iya sayang, kenapa?" jawab Naimma bahagia
"Jangan tunduk gitu, nantinya kepalanya sakit loh" ucap Farhan lebih lembut
"Iya, gak bakal nunduk lagi kok. Makasih yah" balas Naimma menganggukkan kepalanya secepat mungkin
"Makasih untuk apa?"
"Makasih kamu mau ngomong lagi sama aku"
"Maaf yah kalau aku nyuekin kamu, di kantor ada masalah jadi aku kepikiran" bohong Farhan
Naimma hanya tersenyum tipis dan kembali menganggukkan kepalanya. Naimma melingkarkan tangannya dipinggang Farhan dan menyandarkan kepalanya dibahu Farhan.
"Aku tau kamu bohong supaya aku gak bahas tentang tadi siang. Kamu baik sayang, kamu sangat baik hingga membuatku takut jika suatu saat aku melihat amarahmu. Maafkan aku sayang, aku salah, seharusnya aku memilihmu daripada Steven. Aku takkan pernah membuatmu sakit lagi, ini pertama dan terakhir kalinya, maaf sayang.." batin Naimma sedih
"Maafkan aku tapi lebih baik aku bohong. Aku gak ingin menjadi beban pikiranmu, seharusnya aku mempercayaimu karena kamu istriku, kamu milikku Naimma" batin Farhan melirik Naimma yang tampak nyaman dalam dekapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol (End)
Fanfiction(Complete) "maaf.. maaf" ucap Tiara lirih "aku pergi aja yah.. kamu kan gak mau lihat aku lagi" Anrez berucap sambil menghapus kasar air matanya Start : 4 Februari 2021 End : 19 Juli 2021