Part 28

1.4K 140 32
                                    

Farhan langsung melepaskan tangannya yang memegang tangan Naimma dengan raut wajah sedih. Farhan bingung apa sih mau Naimma sebenarnya? terkadang Farhan merasa Naimma menyukainya tapi tak jarang juga Farhan merasa Naimma membencinya. Farhan sungguh tak bisa menebak apa perasaan Naimma padanya.

"Maaf yah, Nam.." Farhan dengan perasaan sedih melepas genggamannya di lengan Naimma

Naimma hanya diam melihat Farhan yang sedang menunduk. Apa perkataannya tadi menyakiti hati Farhan? apa perkataannya terlalu kasar hingga membuat wajah Farhan murung seperti ini?

"Kamu kenapa diam?" tanya Naimma membuat Farhan melihat ke arahnya

Dapat Naimma lihat Farhan berusaha tersenyum seolah mengatakan dirinya baik-baik aja tetapi Naimma bukan seseorang yang mudah dibohongi. Naimma melihat wajah sedih Farhan yang berusaha ditutupinya.

"Gak apa-apa, ayo keluar. Aku gak mau kamu kepanasan disini, pengap ternyata di gudang" ajak Farhan sambil tersenyum paksa lalu berjalan mendahului Naimma

Farhan membukakan pintu untuk Naimma dan mempersilahkannya untuk keluar lebih dulu. Disaat Farhan hendak keluar, tiba-tiba Naimma memegang tangannya sambil tersenyum manis.

"Ayo, han.." ajak Naimma yang terdengar manja di telinga Farhan

Farhan sangat terkejut melihat Naimma memegang tangannya. Farhan tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengangguk bagaikan robot. Mereka berdua pun keluar dari gudang dengan wajah penuh kebahagiaan.

Baik Farhan dan Naimma telah tahu hati mereka untuk siapa dan tengah menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan isi hati yang selama ini mereka pendam.

Di sisi lain, Tiara masih betah memeluk Anrez sementara Anrez sangat nyaman dengan pelukan Tiara. Mereka berdua berpelukan dalam diam dan hanya merasakan kenyamanan satu sama lain.

"Rez.." panggil Tiara yang dijawab deheman dari Anrez

"Bantu aku yah.." Tiara melepas pelukannya dan menatap dalam mata Anrez

Jarak mereka saat ini sangatlah dekat membuat Anrez menahan deru napasnya. Tiara terlihat sangat menawan jika dilihat dari jarak sedekat ini, Anrez sangat beruntung bisa mengenal bahkan bisa sedekat ini sama Tiara.

"Bantu apa, ti?" tanya Anrez memperbaiki rambut Tiara yang terlihat kusut

Tiara menutup matanya merasakan ketulusan Anrez lewat sentuhannya. Perlakuan Anrez padanya selalu didasari oleh ketulusan membuat Tiara merasa nyaman jika berada di dekat Anrez.

"Bantu aku untuk mencintai kamu.." Tiara berucap dengan nada pelan dan membuka matanya untuk melihat reaksi Anrez

Anrez langsung menghentikan usapannya membuat Tiara sedikit  kecewa. Tiara memang pernah mengatakan ini sebelumnya tetapi dia tahu Anrez mungkin berpikir itu hanyalah main-main.

"Jangan bercanda, ti. Ini sama sekali gak lucu tau, aku tau kamu cuman bercanda kan ngomong ini sama aku?" Anrez tertawa hambar berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang sejak Tiara mengatakan kalimat yang bagi Anrez sangat keramat itu

"Aku gak bercanda, rez.. aku serius!!" Tiara kesal karena Anrez selalu menganggap ucapannya sebagai candaan belaka

"Dekat dan dianggap sama kamu aja aku udah bersyukur banget, ti. Aku gak mau terlalu berharap lebih karena aku takut jika kenyataan menamparku dan membuatku sadar kalau kamu dan aku itu gak akan pernah bisa bersatu.."

Tiara sangat kesal mendengar ucapan Anrez kali ini, memang benar Tiara selalu mengatakan bahwa mereka berbeda level tetapi Tiara tidak menyangka Anrez benar-benar menyetujui apa yang dikatakannya.

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang