"Serius lo?" kaget Dania
"Iyalah masa gue becanda.." sungut Anrez
"Tapi kenapa malah gini mukanya? jelek tau!!" ledek Dania membuat Anrez menatap tajam ke arahnya
"Iya-iya, coba cerita sama kakak. Kakak kangen denger curhatan kamu.." Dania tersenyum hangat sambil mengelus rambut Anrez
Perilaku Dania yang penuh kasih sayang layaknya saudara sungguhan membuat hati Anrez tersentuh. Anrez menatap tulus Dania yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum manis.
Anrez pun mengangguk dan menceritakan semuanya pada Dania membuat Dania sangat terkejut. Hanya Dania yang tahu bagaimana Anrez setelah pulang dari Bali hari itu. Sebenarnya Dania datang ke Bali untuk belajar mengenai cabang perusahaan keluarganya tetapi Anrez memintanya untuk menetap di Jakarta bersama dengannya. Dania hendak menolak tapi melihat binaran mata Anrez membuatnya luluh dan memutuskan tinggal di Jakarta.. tepatnya di rumah keluarganya dulu.
Anrez sangat menjaga Dania layaknya saudara sendiri membuat hati Dania terenyuh. Anrez bahkan tak segan-segan menghajar siapa pun yang berani membuat kakanya menangis. Sungguh Anrez bagaikan tameng yang selalu melindungi Dania dari hal jahat. Dania selalu merasa aman jika bersama dengan adiknya ini.
Pertemuannya dengan Gilang juga berawal dari Anrez yang salah membawa barang belanjaan mereka ketika di mall. Tetapi Anrez tak sadar akan hal itu karena Anrez tetaplah Anrez yang cuek dan bodoamat dengan sekitarnya.
"Menurut kakak sih kamu tuh harusnya bisa jaga emosi kamu. Memang dalam hal ini Tiara yang sedikit salah karena gak pernah ngasih kabar ke kamu tapi kamu juga harus ngertiin dia Anrez. Dia itu artis besar, pastinya sibuk sana-sini. Besok itu kesempatan bagus buat kamu untuk ngobrol dan selesain ini semua.." jelas Dania menatap Anrez dengan penuh kasih sayang
"Tapi aku takut malah memperbesar masalah kami kak. Kemarin aja pas aku ke Lombok dia itu kayak gak suka lihat aku apalagi sekarang ketika kami udah gak pernah saling berhubungan beberapa bulan ini" Dania lihat wajah Anrez yang penuh ketakutan membuatnya menghela napas kasar
"Ini nih yang buat kakak kesel sama kamu, udah pernah kakak bilang kalau kamu tuh jangan keseringan overthinking sama dia, kalau pun dia emang kayak gitu yah kamu harus bisa ambil hati dia lagi. Masa kamu yang jelas-jelas pacarnya kalah sama cowok belagu itu" kesal Dania pada Anrez
"Iya deh nanti aku coba.."
"Yaudah ayo kita pulang sekarang, kamu gak lihat ini udah jam 9 malam.." Dania melihat jam tangannya
"Yaudah ayo pulang, nama apa yang cocok buat sepeda motor aku?"
"Terserah lo aja selagi nyaman" jelas Dania yang sudah memanggil Anrez lo-gue
"Jadi Patrick gue nanti gimana?"
"Udah gue suruh pengawal gue untuk bawa Patrick ke kost"
"Terbaik!!" Anrez memberikan dua jempolnya pada Dania
Dania hanya menggelengkan kepalanya lalu mendorong tubuh Anrez menuju parkiran depan. Mereka berdua pun akhirnya pulang dan Anrez mengantar Dania menuju rumahnya.
06.30 AM
Kring.. kring..
Anrez mendudukkan tubuhnya dengan mata yang masih terpejam lalu menghentikan bunyi alarm menyebalkan itu. Anrez berjalan dengan sempoyongan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah setengah jam berada di kamar mandi, pemuda tampan ini pun akhirnya keluar lalu bersiap menuju sekolah. Anrez tersenyum mendapat pesan dari Dania yang mengatakan selamat pagi dan menyemangati dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol (End)
Fanfiction(Complete) "maaf.. maaf" ucap Tiara lirih "aku pergi aja yah.. kamu kan gak mau lihat aku lagi" Anrez berucap sambil menghapus kasar air matanya Start : 4 Februari 2021 End : 19 Juli 2021