Part 6

1.2K 139 24
                                    

"Kenapa lo bang? gue lihatin semenjak lo pulang dari restoran muka lo ditekuk gitu? kenapa juga sudut bibir lo lebam?" tanya Samuel menatap Anrez yang sedang melamun

"Gue gak apa-apa, dek.." jawab Anrez yang membuat Samuel tidak percaya

"Jujur sama gue bang, gue benci lihat lo gak jujur sama gue kayak gini. Katakan apa yang terjadi? lo gak mungkin dapetin lebam ini kalau seseorang gak mukulin lo kan?" tegas Samuel membuat Anrez menghela napas kasar

Anrez pun menceritakan semua yang terjadi pada Samuel. Samuel sangat terkejut sekaligus bahagia mendengar bahwa Tiara dan Anrez kembali bertemu tapi wajah Samuel berubah ketika Anrez menyebut nama seseorang yang sangat dia benci.

"Kurang ajar!! berani-beraninya dia nyakitin lo? awas aja dia!!" umpat Samuel berdiri dari duduknya hendak pergi sebelum tangan Anrez menghalangi jalannya

"Tenang dek, serius gue gak apa-apa. Lagipula ini cuman kecelakaan biasa kok. Hama itu diemin aja dulu, ada saatnya nanti dia kita basmi" Anrez sebisa mungkin menenangkan adiknya yang emosi karena dia tahu Samuel tak pernah main-main jika kemarahan sudah menguasai dirinya

"Apa yang terjadi? kenapa pada ribut?"

Anrez dan Samuel spontan menoleh ke samping dan terkejut melihat Dania yang menatap mereka penuh selidik sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Jawab pertanyaan gue, kalian kenapa? dan muka lo kenapa? kok lebam gitu?" tanya Dania melihat sudut bibir Anrez yang lebam

"Dia dipukuli kak.." celetuk Samuel membuat Anrez menatap tajam ke arahnya

"Sam!!" kesal Anrez

"Apa?!! siapa yang berani mukul adik gue? bilang pada kakak siapa orangnya. Mereka ternyata mau main-main sama Jennifer Dania Herlambang, kita lihat seberapa bertahan dia menghadapi siksaan gue!!"

Anrez dan Samuel saling bertatapan dan menggelengkan kepala mendengar kemarahan Dania.

"Udah kak, lebih baik lo obati gue sekarang daripada marah-marah gak jelas kayak gini. Lo gak kasihan lihat adek lo babak belur gini?" Dania memutar matanya mendengar perkataan manja Anrez

"Dek ambilin P3K dong di nakas, kakak mau ngobatin abang lo yang bandel ini. Dia kalau gak gue obatin nanti mati lagi, males banget gue ngurusinnya"

"Ihh kok lo ngomong gitu sih ke Samuel? dek lo jangan dengerin ucapan kak Dania yah.."

"Biarin emang lo bandel, kan?" ejek Dania

"Mana ada yah gue bandel? lo aja yang suka marah-marah gak jelas kayak nenek sihir. Lagian tuh mulut jaga, nanti di aminin tuhan gue beneran mati kangen lo semua ama gue"

"Mulut lo jaga!!" geram Dania

"Gue cuman bilang, kakakku tersayang" Anrez menjulurkan lidahnya

Samuel yang mendengar perdebatan di antara mereka berdua pun menutup telinganya. Kepalanya terasa pusing mendengar pertikaian kedua manusia di depannya hanya karena hal sepele.

"What the hell guys?!! please stop!! I'm sick of hearing all this fuss!!" teriak Samuel membuat Anrez dan Dania seketika terdiam dan menunduk takut bagaikan anak yang sedang dihukum orang tuanya

"Gini kan lebih baik, kepala gue mau pecah dengerin ocehan gak berfaedah kalian berdua. Jadi berhenti, oke? gue mau ambil P3K dulu"

Anrez dan Dania mengangguk lucu sambil melirik Samuel yang berjalan meninggalkan mereka berdua. Mereka berdua menciut mendengar teriakan Samuel, segarang apa pun mereka bertiga jika mendengar bentakan atau teriakan salah satu dari mereka tetap akan terdiam dan menunduk ketakutan.

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang