Part 14

1.6K 155 23
                                    

"Ti.." panggil Anrez dengan nada serius

"Hmm.."

"Aku tau kita pernah gagal menjalin hubungan tapi yang kamu harus tau adalah rasa sayang aku gak pernah hilang untuk kamu. Aku cinta sama kamu tapi rasa sayang aku jauh lebih besar dari cinta aku. Kamu tau gak alasannya kenapa?" Tiara menggelengkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Anrez

"Karena rasa cinta itu bisa ngubah aku jadi posesif dan ngatur kamu semau aku. Sedangkan rasa sayang itu akan mengikuti hati nurani bukan pikiran dan aku setuju ungkapan itu. Aku juga gak bisa banyak janji sama kamu karena hidupku juga belum terlalu benar tapi yang harus kamu tau perasaanku ini tulus dan hanya untukmu.." Anrez menarik napasnya dan menghembusnya secara perlahan

"7 tahun kita berpisah gak pernah sedetik pun aku gak mikirin kamu. Kamu lagi apa? makan apa? gimana keseharian kamu? siapa yang nyenengin kamu? siapa yang buat kamu bete? apa ada orang yang ingetin kamu tentang aku? siapa yang berani nyakitin kamu? aku mikirin itu semua. Aku gak tau apa perasaanmu sekarang sama aku tapi yang pasti aku mencintai dan menyayangi kamu tulus dari hatiku. Hanya kamu satu-satunya orang yang gak bisa keluar dari hatiku. Jadi maukah kamu kembali padaku? menjalin kembali hubungan yang pernah kita rangkai bersama? maukah kamu menjadi kekasihku Tiara Andini?"

Anrez mengungkapkan perasaannya pada Tiara yang tidak bisa lagi dia bendung. Anrez memang berjanji pada dirinya sendiri jika Tiara pulang nanti, Anrez akan mengungkapkan kembali perasaannya.

Tiara berusaha menenangkan detak jantungnya yang bergemuruh. Tiara menatap dalam mata Anrez dan tersenyum simpul.

"Kenapa baru sekarang? kenapa baru sekarang disaat aku udah lama nungguin kamu?" tanya Tiara dengan air mata yang membasahi pipinya

"Maaf jika aku bodoh dan begitu lambat mengatakan semua ini sama kamu. Aku hanya ingin memaksimalkan mentalku jika sewaktu-waktu kamu menolakku. Jadi apa jawabanmu, ti?"

"Kakak masih bertanya apa jawabanku? tentu saja aku mau. Dasar bodoh!!"

Tiara menarik kemeja Anrez dan memeluknya sangat erat. Tiara memukul dada Anrez melampiaskan kekesalan hatinya. Anrez tersenyum manis dan membalas pelukan Tiara tak kalah eratnya.

"Bodoh!! kenapa baru sekarang?!! hiks.. hiks.. kenapa gak dari dulu? dasar cowok gak peka!!" dengus Tiara kesal

"Aku juga cinta kamu, maaf yah.." ucap Anrez ngelantur

Duaarr!!

Tiara merapatkan tubuhnya mendengar suara petir yang tiba-tiba hadir ditengah suasana haru mereka. Langit mulai bergemuruh ditambah suara petir yang kuat membuat Tiara terisak dalam pelukan Anrez. Tiara sangat takut mendengar suara petir, baginya mendengar suara petir sama saja mengingatkannya pada kematian Samuel waktu itu. Dari dulu Tiara seperti ini, mendengar suara petir adalah ketakutan terbesarnya.

Jika tanda-tanda hujan mulai terlihat, Tiara langsung menelepon Naimma dan yang lainnya untuk menginap dirumahnya. Sungguh Tiara sangat takut mendengar suara petir.

"Hiks.. hiks.. hiks.. takut, hiks.. t-takut kak.." isak Tiara mengeratkan pegangannya di kemeja Anrez

"Tenang yah, ada aku disini. Kamu gak perlu takut, tenang yah sayang.." ucap Anrez berusaha menenangkan Tiara yang ketakutan

"Udah subuh lagi, gak ngerti apa ini petir? anturan hujannya turun tadi malam tapi kenapa harus sekarang? disaat gue lagi bahagia malah hujan" batin Anrez kesal

"Hiks.. hiks.. hiks.."

Anrez mengusap punggung Tiara dan sesekali mengecup pucuk kepalanya. Tiara yang diperlakukan seperti itu mulai tenang dan berakhir tidur dalam pelukan Anrez.

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang