Part 4

1K 136 16
                                    

Anrez kembali ke meja kerjanya setelah Rebecca keluar dari ruangannya. Anrez sangat menyukai sosok Rebecca karena wanita ini terkenal tegas tetapi selalu bisa menenangkan setiap orang dengan ucapan dan sentuhan lembutnya.

Tok..tok..

"Masuk!!" titah Anrez kuat

Anrez yang fokus membaca dokumennya pun tak menyadari bahwa Samuel lah yang masuk ke ruangannya.

"Bang apa keputusan lo?" tanya Samuel membuat Anrez kaget dan memegang dadanya

"Hampir jantung gue copot, Saml!! lo gila yah?!!" pekik Anrez kesal

"Oh maaf, jadi apa keputusan lo?" Samuel seakan tak peduli dengan tatapan kesal Anrez padanya

"Baiklah, kita akan kembali ke Jakarta hari ini" Anrez menjawab sambil menutup matanya

Grepp..

Anrez terkejut dan langsung membuka matanya merasakan bahwa seseorang memeluknya begitu erat.

"Syukurlah, ini yang gue tunggu selama ini. Lo akhirnya mau walau dengan paksaan kak Dania, gue jamin dia bakal seneng banget denger kabar lo setuju balik ke Jakarta" Samuel tersenyum manis dan melepaskan pelukannya

"Tapi perusahaan ini gimana? lo kan tau perusahaan ini butuh kita berdua"

"Ini hanya perusahaan cabang bang, perusahaan pusat kita kan ada di Jakarta. Jadi perusahaan cabang ini akan gue serahkan ke bawahan kita dan kita akan mengurusi perusahaan pusat. Lo gak usah mikirin apa pun karena gue udah ngurus kepulangan kita ke Jakarta. Gue juga bakal bawa Agatha untuk diperkenalkan sama kak Dania" jelas Samuel dengan senyum hangatnya

"Lo yakin hubungan lo sama Agatha ini? gue tau lo Samuel. Lo gak pernah serius jalani hubungan sama siapa pun. Jangan pernah mainin perasaan Agatha karena dia gadis baik" ucap Anrez menatap tajam Samuel.

"Holy shit!! gak mungkin gue berani bawa dia kalau gue hanya main-main. Gue serius kak, gue mau berhubungan yang serius sama dia bahkan gue udah datang ke rumahnya dan meminta restu sama orang tuanya" Anrez melotot kaget mendengar penjelasan Samuel

"Demi apa dek?!! gila berani banget lo. Padahal kalian baru jadian 7 bulan yang lalu dan lo udah mau ngelamar anak orang?!!" kaget Anrez

"Hehehehe.. gue gak mau dia diambil orang kak" cengir Samuel menggaruk lehernya

"Adik gue udah gede yah, udah ngebet mau nikah sama bebeb kesayangannya" goda Anrez

"Udah ah, mending kita siap-siap deh. Gue udah nyuruh para maid di rumah untuk beresin semua perlengkapan kita"

"Jangan bilang selama ini lo tau apa yang direncanain kak Dania buat gue?" tuduh Anrez membuat Samuel memutar matanya

"Yakali gue tau apa yang ada di pikiran kak Dania, gue hanya nebak dan yakin kalau lo bakal nurutin permintaan kak Dania. Udah mending kita pergi sekarang, kita berangkat jam 7 malam"

"Lo gila yah?!! jadi kerjaan gue gimana?" tunjuk Anrez ke beberapa map yang menumpuk

"Come on bro, kita punya banyak sekali karyawan dan gunakanlah mereka. Ayo senang-senang sekarang, ayo kita temuin lagi sahabat kita!!"

"Hah!! iya-iya, kita pergi nanti malam. Gue mau lanjutin dulu kerjaan gue selagi bisa karena ini tanggung jawab gue dek. Lo pergi deh dari ruangan gue" Samuel mendelik kesal mendengar perkataan Anrez yang sangat pedas

"Issshh!! kalau lo bukan abang gue udah gue hajar lo. Awas yah lo nanti gue bilangan sama kak Dania, wleee!!" ledek Samuel dan langsung berlari sebelum Anrez meneriakinya

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang