Part 24

1K 158 54
                                    

Hari demi hari berganti dan waktu pun terus berputar. Banyaknya peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan ini membuat mental seorang wanita cantik semakin kuat setiap harinya. Wanita cantik itu kembali beraktivitas setelah hampir seminggu di rumah sakit dan mencoba melanjutkan hidupnya meskipun hatinya masih merindukan sosok yang paling dia cintai di dunia ini.

Wanita cantik yang sedari tadi kita bicarakan saat ini sedang sibuk berkutat dengan laptopnya memeriksa laporan demi laporan dari perusahaannya. Kacamata yang bertengger di hidungnya membuatnya terlihat sangat cantik dan rupawan, lelaki mana yang tidak akan terbuai dengan parasnya yang jelita nan mempesona meskipun sifat angkuhnya semakin menjadi-jadi setiap harinya.

Wanita itu tidak akan membiarkan siapapun mengganggunya di waktu dia bekerja. Dia sengaja mengaktifkan mode diam di HP-nya agar bunyi pesan atau notifikasi tidak mengganggu fokusnya saat ini.

Blam!!

Tiada angin ataupun hujan tiba-tiba wanita itu mencampakkan pena yang sedang dipegangnya begitu saja dan matanya mulai berkaca-kaca. Wanita itu mengepalkan tangannya sekuat tenaga mencoba menahan sesuatu yang sebentar lagi akan keluar dari mulutnya.

"Aaaaaaaa!!" teriaknya sekeras mungkin

Untung saja ruangannya kedap suara jadi takkan ada yang bisa mendengar teriakannya yang begitu melengking dan memekakkan telinga. Wanita itu mengusap kasar air matanya yang terus mengalir deras dipipinya. Entahlah, siapapun yang melihatnya pasti sangat bingung mengapa ia menangis disaat situasi tenang seperti ini?

"Sampai kapan.. hiks.. hiks.. sampai kapan aku menahan rindu ini? aku merindukanmu, sayang.. mengapa aku tak bisa mendampingi disaat kamu membutuhkanku? mengapa aku seperti orang asing bagimu?" gumam wanita itu melihat bingkai foto yang ada dimejanya

"Udah 4 bulan lebih kamu berada disana, aku sangat menderita menahan rinduku padamu. Apa kabarmu, Anrez? apakah kamu tau betapa hancurnya aku sekarang? Tiara Andini sangat merindukanmu.."

Yah.. wanita itu adalah Tiara, Tiara Andini. Tiara terus menangis dalam diam sambil menatap bingkai foto dirinya dengan Anrez dengan binaran penuh luka. Seminggu setelah dirinya dan Samuel saling berkomunikasi, dia mendapat kabar bahwa Anrez dipindahkan ke Amerika karena para dokter di Sydney angkat tangan mengenai penyakit Anrez.

Samuel tak pernah memberinya kabar lagi setelah peristiwa itu terjadi membuat Tiara sangat kacau. Satu bulan penuh dia mengurung dirinya di kamar dan tidak mau siapapun masuk kedalam kamarnya. Segala cara dia lakukan agar bisa bertemu dengan Anrez dan semua usahanya hanya sia-sia karena Samuel dan Dania menutup segala akses berita membuat Tiara kalang kabut waktu itu.

Tiara yang frustasi pernah nekad meneguk satu botol pil obat tidur membuatnya overdosis dan berakhir di rumah sakit. Naimma dan yang lainnya sering memberitahu Tiara bahwa Anrez pasti baik-baik saja tetapi dia tetap tidak mau percaya sebelum dia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Anrez memang baik-baik saja.

Setelah keluar dari rumah sakit, Tiara kembali mengurung dirinya dengan wajah penuh kesedihan. Dia bingung apa yang harus dia lakukan agar Anrez kembali padanya? Tiara tersesat begitu jauh dalam pikirannya membuatnya semakin tertutup dan pendiam.

Papa dan mama Tiara sudah lelah membujuk putrinya itu agar keluar dari kamar tetapi Tiara terus menolak dan mengunci pintu kamarnya. Hingga beberapa hari kemudian, papa dan mama Tiara sangat terkejut melihat Tiara keluar dari kamarnya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Tiara seperti bukan Tiara yang mereka kenal, tubuh Tiara begitu kurus, wajahnya sangat kusam, rambutnya yang acak-acakan, kelopak matanya yang menghitam dan mereka berdua masih bisa melihat jejak air mata Tiara yang mulai mengering dipipinya.

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang