Part 9

1.4K 149 21
                                    

"Dek, ini gimana cara ngelepasinnya?" tanya Anrez yang sibuk megang rantai besi yang melekat di tubuh Evan

"Itu yang gue mau tanya sama lo, gue juga gak tau cara ngelepasinnya. John, lo gak ada ide gitu?" jawab Samuel membuat John bingung

"Yang saya tau rantai ini memiliki kunci khusus untuk melepaskannya, tuan. Kita harus bisa ngelepasin ikatan ini baru kita bisa keluar dari sini dan harus menggunakan kunci. Tuan tidak lihat ada bolongan kecil di tengah itu? itu tempat kuncinya.." jawab John membuat Anrez kembali melihat Robby yang terbaring pingsan

"Pasti kunci itu ada di tangan Robby. Dek, lo tunggu disini dulu biar gue yang ambil kuncinya. Kalian jaga-jaga aja dulu yah.." ujar Anrez berjalan meninggalkan mereka berdua menuju Robby yang tergeletak pingsan

Anrez meraba kantong celana Robby dan mencari dimana letak kunci itu. Tanpa Anrez sadari, ternyata Robby sudah sadar dan tersenyum miring mengintip Anrez yang sibuk mencari kunci itu.

"Akhirnya dapat juga!! dek gue dap-"

Dorr!!

Samuel dan yang lainnya sangat terkejut melihat Anrez yang mematung dan cairan kental berwarna merah mulai mengalir keluar dari bahunya. Samuel menatap penuh amarah melihat Robby yang bangkit dan sekarang berada di belakang Anrez dengan senyum psikopatnya.

"Ssttt.." desis Anrez kesakitan manakala sebuah benda tajam menusuk perutnya

"Bang Anrez!! a*jing lo, Robby!!" teriak Samuel lantang

Teriakan Samuel sangat nyaring bahkan mereka yang berada di luar mampu mendengarnya. Entah kenapa, Tiara merasa sangat khawatir pada Anrez kali ini. Tiara berusaha menutupi kerisauan hatinya tapi percuma karena Naimma melihat perilaku Tiara yang sangat aneh. Mereka mendengar suara tembakan dan teriakan Samuel membuat mereka semakin khawatir.

"Lo baik-baik aja kan, rez? jangan bodoh!! gue yakin lo baik-baik aja!!" batin Tiara sangat panik

Sementara situasi di dalam gudang sangat genting. Terlukanya Anrez mampu membuat sisi gelap Samuel mulai kelihatan. Perubahan mata Samuel sangat terlihat membuat Anrez panik.

"G-gue.. g-gue gak apa-apa d-dek.. j-jangan m-marah.. g-gue mohon t-tenang.." ucap Anrez terbata-bata memegang perutnya untuk mencegah darahnya semakin keluar

Anrez melempar kunci itu pada John yang langsung menerimanya dengan mudah. Anrez jatuh dan bersimpuh memegang perutnya yang sangat sakit, belum lagi bahunya yang sudah terasa seperti patah membuat Anrez bingung harus bagaimana. Anrez sangat kesakitan..

Samuel berjalan dengan penuh amarah mendekati Robby. Samuel mengambil paksa pisau belati yang dipegang Robby lalu menusukkannya ke perut Robby seperti yang dilakukannya pada Anrez. Bukan hanya perut tapi bahu, dada, paha, kaki, tangan, Samuel menusuk bagian tubuh Robby seakan daging yang sedang disiapkan untuk pemanggangan.

"Aww!! b-berhenti.. s-sakit.. gue mo-mohon berhenti.. s-sakit.." mohon Robby mulai lemas

"Lo yang mulai semua ini jadi tanggung resikonya, a*jing!! lo sakitin abang gue bangsat!!" teriak Samuel mendalamkan tusukannya di dada Robby

Samuel dengan wajah datarnya mengukir tulisan DAS di dada Robby dan tertawa sinis. Dan dengan sikap tenangnya, Samuel merobek perut Robby membuat Robby akhirnya meninggal dunia karena tak kuat menahan siksaan yang diberikan Samuel. Samuel bagaikan orang gila yang mengambil jantung Robby menggunakan tangannya lalu diinjaknya sampai pecah.

"Mati juga yah lo? bagus deh, dasar a*jing!!" ejek Samuel menginjak kepala Robby sampai hancur

Kemudian Samuel pergi meninggalkan Robby karena Anrez sedang terluka parah. Anrez terlihat sangat lemas karena darahnya mengalir sangat banyak. Anrez merutuki dirinya yang sangat lemah saat ini, dia harusnya melindungi Samuel bukan Samuel yang melindunginya. Anrez merasa gagal menjadi saudara yang baik.

My Idol (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang