10.00 AM
Terlihat sinar cahaya matahari mulai masuk ke dalam ruangan seorang pria yang tertidur lelap di sebuah ruangan bernuansa hitam. Pria itu terlihat sangat nyaman berada di kasurnya seperti tidak ada keinginan untuk bangun sedangkan di sisi lain sang wanita terus memperhatikan pria itu dengan raut penuh kekhawatiran.
Siapa lagi kalau bukan Tiara dan Anrez. Semalam ketika dokter yang memeriksa Anrez keluar dari ruangan, dia mengatakan bahwa luka yang berada di punggung Anrez tidak terlalu parah membuatnya tidak harus dirawat intensif tetapi harus menginap minimal semalam karena takut punggung Anrez kambuh.
Tiara sangat bersyukur mendengar keadaan Anrez tidak parah. Tiara memohon pada dokter untuk merawat Anrez di rumah saja karena jujur dirinya trauma dengan yang namanya rumah sakit. Dokter sebenarnya tidak setuju tetapi melihat Tiara yang sangat kekeh, beliau pun akhirnya mengizinkan dengan syarat Anrez harus tetap diinfus. Tiara pun segera membawa Anrez untuk pulang ke rumahnya dengan keadaan tidak baik-baik saja.
Tiara menunggu Anrez sadar sampai tidak tidur semalaman. Tiara begitu khawatir dengan keadaan Anrez terlebih wajah pria ini sangat pucat membuatnya sangat ketakutan apalagi mengingat mereka sempat berdebat hebat sampai melontarkan kalimat yang tak seharusnya dikatakan.
"Kapan kamu sadar, kak? maafin aku, jangan diemin aku terus, aku tau aku salah jadi bangun dan marahin aku" lirih Tiara
Lagi dan lagi mata indah itu tak henti untuk mengeluarkan air mata. Tiara lelah mengusap air matanya sedari malam tapi
cairan itu seakan tak mau berhenti membuatnya hanya bisa pasrah."Kak, bangun.. sebegitu marah dan kecewanya kamu sama aku sampai gak mau lihat muka aku lagi? aku berusaha untuk ngertiin posisi kamu, ajari aku untuk kenal kamu lebih dekat Anrez. Aku gak mau kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya" suara Tiara semakin lirih
"Eeuugghhh.."
Tiba-tiba terdengar suara lenguhan dari Anrez membuat Tiara tersenyum manis karena akhirnya pangerannya sadar juga. Anrez dengan perlahan membuka matanya dan tersenyum tipis karena orang yang pertama kali dia lihat ketika dia sadar adalah Tiara, kekasih hatinya.
"Hai.." sapa Tiara lirih
"Maafin aku, ti.." mohon Anrez dengan nada bergetar
Tiara mengalihkan pandangannya ke arah lain karena tidak sanggup melihat Anrez dengan tatapan menyedihkan itu. Jujur hati Tiara masih kecewa dengan Anrez sampai saat ini tetapi dia juga tak mau egois, rasa khawatirnya jauh lebih besar dari rasa kecewanya hingga membuat Tiara beberapa kali menghela napas.
"Ti, maafin aku.." mohon Anrez sekali lagi
"Jangan bahas itu dulu yah, aku cuman mau kamu sembuh. Kata dokter tadi luka kakak gak parah kok, cuman butuh waktu beberapa hari untuk kering dan untuk sementara waktu kakak gak boleh sekolah atau pun kemana-mana biar jahitannya gak robek" Tiara mengalihkan pembicaraan tanda tak mau meneruskan pembahasan yang malah berakibat fatal nantinya
Anrez hanya menghela napas kasar melihat Tiara yang tidak mau membahas masalah mereka. Apa benar sekarang mereka sudah putus? apa saat ini mereka hanyalah orang asing dan tidak memiliki hubungan lagi? mata Anrez mulai berkaca-kaca membuatnya memilih untuk menutup matanya karena tidak ingin Tiara tahu.
"Ma-maafkan aku, ti.." ujar Anrez menahan tangisnya
Tiara reflek menolehkan wajahnya melihat Anrez yang ternyata tengah terpejam. Hatinya Tiara seakan tertusuk melihat air mata yang keluar dari ekor mata Anrez yang terpejam.
"Cukup kak, cukup buat aku semakin gak ingin ngelepasin kamu!! cukup!!" teriak Tiara dalam hatinya
"Kenapa.. kamu kayak gini? kenapa kamu tega sama aku? apa salahku.. hingga kamu ingin berpisah dariku?" tanya Tiara tersendat-sendat lalu menutup mulutnya untuk menahan isakan tangisnya yang hendak keluar

KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol (End)
Fiksi Penggemar(Complete) "maaf.. maaf" ucap Tiara lirih "aku pergi aja yah.. kamu kan gak mau lihat aku lagi" Anrez berucap sambil menghapus kasar air matanya Start : 4 Februari 2021 End : 19 Juli 2021