"udah sana!ambil seperlunya aja!"nenek mendorong badan alvin agar pergi dari ruang inap alena.
"Tapi-"alvin menengok kebelakang,alena tertidur karna obat,"nenek yang jagain dia."jawab nenek.
"Nenek kan gak suka sama alena!"
"Terus kamu nyuruh nenek yang pulang ambil barang-barang dia?hah?!"
"Gak gitu nek,alah!iya iya!"alvin pergi dari ruang inap alena dengan kesal.
Alvin mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh,pumpung jalan masih sepi,hehehehe.batin alvin.
Ia sampai di rumah sekitar pukul tiga,alvin mengendap-gendap saat membuka pintu dan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Al ga lagi haid kan?"alvin mengangkat pembalut alena yang sengaja ia bawa untuk jaga-jaga."bawa aja lah."pembalut tadi ia masukkan ke dalam tas.
"Bawa bra berapa?"alvin membuka almari lalu mengambil semua bra yang alena bawa beserta pasangannya.
"Besok gw beliin yang banyak dah."tekat alvin untuk membelikan alena banyak bra adalah biar bisa di bawa ke sekolah. Ternyata alvin diam-diam selalu membawa bra bekas yang alena pakai yang seharusnya di cuci.dia selalu menghirupnya saat istirahat atau pun saat jam kos karna baunya enak menurut alvin.
"Kembar,papa tinggal dulu ya."ucap alvin seperti membayangkan ada kembar di depannya."chat bunda dulu aja."alvin mengeluarkan ponselnya lalu membuka room chat nya dengan bunda nya.
Bunda
Bun,alvin di rumah sakit sama alena,nenek alvin bawa buat nemenin alena.
03.19
Kata dokter alena keracunan,belum di kasih tau jenis nya apa.kalo bunda liat darah di sekitar atas tangga itu lah itu punya alena.
03.20
Kembar alvin titip pin ke budhe ening
03.20"Kebanyakan kata ga sih?"alvin menekan lama semua chat yang ia kirim kan kepada bundanya lalu ia ingin menghapusnya, tiba-tiba saja ia melepaskan tangannya dari layar ponsel.
"Ga usah di hapus lah!"ia langsung mematikan ponsel miliknya lalu berjalan keluar dari kamar.
________
Pukul lima pagi,lea bangun dan berjalan dengan gontai karna nyawanya belum terkumpul,saat keluar dari kamar pun ia masih mengunakan baju tidur yang pendek.
Lea menutupi mulutnya mengunakan tangan karna ia menguap,"aaaaa!!!"
"Papah!!"teriaknya dengan kencang.Ia menjauh dari bekas darah yang masih menempel di lantai,mengangkat kakinya agar lantai yang lain tak terkena darah itu.
Papah lea berjalan ke arah lea sambil membenarkan letak kaca matanya,badan miliknya tak seperti guru-guru kebanyakan yang pendek dan berperut buncit,ia tak seperti itu.dulu dirinya itu adalah mantan pelatih sepak bola lalu beralih menjadi guru dan akan di wariskan untuk anaknya.
Awalnya ia mewariskannya untuk anak sulungnya argara,yang bisa di panggil arga itu,tapi anak itu menolak dengan keras katanya ia ingin menjadi seorang pengusaha dan akhirnya di wariskan ke saudara kembarnya yang sudah pasti anggara itu.
"Apa?"tanya papah lea dengan nafas yang sedang ia atur,"itu ada darah!"alena menunjuk ke bawah,papah alena melihat ke bawah dan akhirnya ia menyadari kalau ada sesuatu yang tak beres dengan rumah nya tadi malam.
"Pagi."ucap bunda sambil merentangkan tangannya ke udara,"udah pada bangun?" Bunda berjalan mendekat ke arah bapak-anak yang sedang berhadap-hadapan.
"Kenapa?"bunda memiringkan kepalanya saat tak ada yang menjawab pertanyaannya."ini darah siapa tan?"ucap lea.
"Darah?"lea menunjuk lantai mengunakan jari telunjuknya."Darah apa?"bunda menundukkan kepalanya saat lea menunjuk ke arah lantai.
"Liat Cctv dong!"bunda berdacak pinggang karna kedua orang itu berpikiran pendek.
"Bentar,"
__________
"hwek!"
alena menutup mulutnya saat ia merasakan perutnya seperti di plintir.ia ingin bangun tapi tak bisa,alhasil alena hanya memiringkan tubuhnya sedikit ke kanan lalu memuntahkan beberapa cairan berupa darah dan nasi.
tiba-tiba ada tangan yang memijat tengkuk alena."udah,muntahin dulu."ucap nenek sambil memijat tengkuk alena dengan lembut.
alena menatap lantai yang baru saja terkena muntahannya,ia berfikir dengan jernih bahwa ia sedang berhalusinasi dan ia juga berfikir yang baru saja ia muntahkan hanya lah air dan nasi saja.
ia masih teriang-iang dengan kejadian tadi malam saat di kamar mandi,ia juga memuntahkan darah tapi hanya sedikit tak sebanyak ini.
"sakit!"alena meremas perutnya dengan satu tangannya karna yang satu lagi terasa kebas.nenek mengambil tisu lalu mengelap darah yang ada di mulut alena.
ia menekan tombol yang ada di atas ranjang alena,tak lama kemudian ada satu dokter dan satu suster yang mengikuti di belakangnya."ada yang bisa saya bantu?"tanya dokter itu dengan sopan raut wajahnya terlihat sangat kelelahan.apa lagi suster yang ada di belakangnya.
"perutnya sakit."nenek menunjuk ke lantai yang ada bekas darah,"dan juga muntah."
nenek terlihat sangat polos saat berbicara dengan dokter itu.dokter itu menundukkan kepalanya "astaga!"ia tak menyangka pasien yang tadi ia perkirakan tak akan muntah lagi,ternyata akan muntah dan darah nya sebanyak ini?ia benar-benar pusing.
"sus,panggil OB suruh bersihin ini."dokter menunjuk ke pintu.suster langsung berlari ke luar agar pekerjaannya lebih cepat selesai.
dokter membuka setengah baju alena yang ada di bagian perut,"permisi."dokter menyingkirkan tangan alena yang meremas perutnya sendiri.
saat alena melepaskan tangan yang meremas perutnya,tiba-tiba pintu kamar terbuka.suster masuk ke dalam ruang inap alena di ikuti OB di belakangnya sambil membawa alat pel.suster langsung menyuruh OB untuk membersihkan darah pasien.setelah selesai OB keluar dan berpapasan dengan alvin.
alvin masuk sambil membawa satu tas berukuran besar beserta makanan yang entahlah kapan ia membelinya.
"kenapa dok?"alvin menghampiri dokter yang sedang memeriksa alena setelah ia menaruh barang-barang yang ia bawa ke atas sofa.
"muntah dan juga sakit perut."jawab dokter tanpa melihat ke arah alvin,"panas nya udah agak menurun tapi sakit perutnya akan berlanjut mungkin sampai jam setengah empat."dokter memberikan kertas yang baru saja ia tulis kepada alvin.
"kalau begitu,selamat pagi."
"nenek tidur aja di sana."alvin menunjuk ke arah brankar yang ada di samping tempat tidur alena,"ya."nenek mengangguk dan berjalan ke arah brankar yang di tunjukkan alvin.
sedangkan alvin sendiri menghampiri alena,ia duduk di kursi yang di sediakan olah rumah sakit,"udah kabarin mama?"tanya alena saat alvin menempelkan kepalanya di perut alena.
"udah,bunda juga udah aku kabarin."alena menghentikan elusan tangan yang tadi di kepala alvin beralih mengangkatnya ke udara.
"kenapa?"tanya alvin,dia mengangkat kepalanya agar menatap alena.
"aku?"alena mengerutkan keningnya karna bingung dengan alvin yang selama ini tak pernah berbicara dengan kata aku tapi sekarang ia malah berbicara dengan alena sambil berkata pada dirinya sendiri 'aku'.MALAM SAYANG♡
MAU LAGI?KAPAN-KAPAN AJA,(~ ̄³ ̄)~

KAMU SEDANG MEMBACA
Al[Alvin+Alena] END
Teen Fiction(part masih lengkap) Warning!!! Banyak kata-kata kasar!!!!! masih revisi ketika cewek bandel sama cowok nyebelin tapi dingin dititipin bayi "abang makan apa?" "Pap pa." "Kok papa?!"kesalnya. Sementara bayi itu sang bayi malah mengemut kepalan tanga...