08

10.3K 584 3
                                    

SELAMAT MENAMBAH DOSA◉‿◉
MY SWEETY♡

'eungh'

Seketika alvin berdiri dan melepas pelukannya pada alena.
"Mbak izza mau apa?"tanya alena yang sudah berada di sisi kanan mbak izza.

Alvin yang melihat itu pun seketika menghampiri mbak izza,"mi-num."mbak izza mengucapkannya dengan terbata-bata dan mengacungkan tangan kanan nya ke arah air putih yang berada di sampingnya.

Alena dengan sigap mengambilkan minum yang ada di atas nakas samping ranjang mbak izza dan membantu meminumkannya mengunakan sedotan.

Sementara alvin menekan tombol merah yang berada di atas kepala ranjang mbak izza.

Tak butuh waktu lama dokter pun masuk
"Bisakah kalian keluar dulu?!"dokter itu menyuruh duo 'al' untuk keluar agar dokter tak terganggu dengan orang lain,mereka pun keluar dari ruang mbak izza

Setelah selesai memeriksa mbak izza,dokter itu menyuruh alvin dan alena masuk.mereka berbicara agak jauh dari mbak izza tetapi remang-remang mbak izza mendengarkan.

Dokter itu sedang menjelaskan tentang kondisi mbak izza,'ceklek.'

Belum sempat menjelaskan dengan rinci,dokter beserta duo 'al' menoleh ke arah pintu.

Terdapat dua suster yang sedang mendorong infant bed yang berisi bayi di masing-masing tempat.

"Permisi,maaf menganggu."ucap suster yang berada di depan.

"Silahkan di kasih asi dulu baby nya."lanjut nya dengan nada lembut,mbak izza pun mengangguk dengan lemah.

Suster itu membantu bayi mungil itu untuk menyusu pada ibunya.

Alvin pun membalikkan badan saat alena memelototi dirinya.

Dokter itu memiringkan kepalanya bingung,"kenapa kau membalikkan badan?bukan kah kau suaminya?"tanya dokter itu dengan penasaran.

"Ah bukan,saya sepupunya."
"Suaminya sedang keluar negri dan tak bisa kembali sekarang."ucap alvin tanpa membalikkan badannya serta nada yang terkesan datar.

"Ah,maaf."ucap dokter itu dengan nada menyesal.

"Baik saya akan keluar."dokter itu merasa canggung jika ia menempati ruangan ini lebih lama lagi.

"Baik."ucap alena dengan senyum ramah nya.

Dokter itu membalikkan badannya dan menghadap mbak izza.

"Bu,jangan lupa makan yang bergizi ya."

"Baik dok."alvin masih mendengarkan nasehat dari dokter itu walaupun ia engan untuk menghadap ke arah seseorang yang sedang menyusui.

"Eem sus sepertinya asi saya nggak keluar."ucap mbak izza dengan bingung dan merasa geli di putingnya.

"Oh ya?astaga saya lupa ibu belum makan apapun."suster itu berbicara dengan sedikit berteriak.lalu bergegas pergi keluar.

'oekeokoek'
'oekoek'

Bayi yang satu pun ikut menangis,seketika alena berjalan ke arah bayi tersebut dengan sedikit berlari.

"Tolong anda gendong baby nya dulu."ucap suster itu dengan gelagapan.

"Tolong,angkatin."ucap alena,suster itu mengangkat satu bayi dan memberikanya kepada alena,dengan senang hati alena menerima bayi itu dari suster.

Tak butuh waktu lama suster itu datang dengan makanan di tangannya dan ia memberikannya kepada mbak izza.

Alena menggoyang-goyangkan badannya dan menepuk-nepuk pantat kecil itu dengan lembut.

Mbak izza memakan memakan makanannya dengan menyusui.

"Kalau ada apa-apa silahkan memangil suster yang lainnya ya bu."suster itu keluar dari ruangan mbak izza.
Alena menaruh bayi tersebut ke tempat semula saat merasa bayi di gendonganya sudah tenang,ia pun berjalan kearah mbak izza.

"Tolong ambilkan tisu,dua ya!"ucap mbak izza setelah menelan makanan terakhirnya.

"Oke."alena mengambil tisu dan memberikannya kepada mbak izza.

Mbak izza menerima tisu dari alena"siapa nama kalian?"mbak izza menutupi bagian atas payudaranya mengunakan tisu tadi dan satu lagi ia menaruh di bawah payudaranya ,karna ASI-nya ternyata mengalir dengan deras.

Setelah menyusui kedua bayinya mbak izza meminta alena untuk menaruh bayinya ke tempat semula.

"Nama saya alena zain wijaya."ucap alena menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

Setelah menyusui kedua bayinya mbak izza meminta alena untuk menaruh bayinya ke tempat semula.
"Baiklah kau yang di sana bisa membalikkan badan mu."mbak izza masih terlihat pucat tetapi ia memaksakan untuk tersenyum.

Alvin pun membalikkan badannya awal nya ia masih menutup matanya,"heh! buka mata lo!"alena mengucapkannya dengan tegas dan tangannya sudah bertengger di pinggangnya.

Mbak izza sedikit tertawa dengan tingkah alvin,"nama saya alvin william saputra."alvin mengucapkannya dengan nada datar.

Mbak izza mengangguk-anggukkan kepalanya,"nama mu seperti ayah mereka."gumam mbak izza pelan.

"maaf merepotkan."ucap mbak izza menyesal sambil menundukkan kepalanya.

"Kami gak merasa di repot kok."ucap alena yang sedang duduk di samping ranjang mbak izza sedangkan alvin sudah berdiri di belakang alena.

"Apakah mereka sudah mempunyai nama?"tanya mbak izza sambil melirik kedua bayi yang sedang tertidur di ranjang mereka sendiri.

"Belum."ucap alena sambil menggeleng kan kepalanya."Apa kalian punya saran?mbak tak sempat memikirkannya."mbak izza mengucapkannya dengan memandang wajah alena dan alvin satu persatu.

"Menurut kalian apa yang cocok untuk nama mereka?"lanjutnya.

"Em,bagaimana jika alda dan aldo?"alena mengusulkan nama untuk dua bayi kembar itu.

"Itu bagus."kata alvin dengan melipat tangannya ke atas dada.

"Ayu alda saputri?"
"Dan rey aldo saputra?"usul alena lagi.

"Baiklah itu nama perpaduan antara kalian berdua."ucap alvin dengan melepas tangan yang ia lipat dan berjalan ke arah bayi-bayi yang sedang tidur itu.

"Jika aku tak ada,rawat lah mereka dan temukan dengan ayah nya."mbah izza mengucapkannya dengan nada lemah.

Tiba-tiba mbak izza merasakan sesak di dadanya dan ia meremas tangan alena yang berada di sampingnya dan tangan satunya lagi memegang dadanya yang sakit.

dengan segera alvin menekan  tombol yang berada di atas kepala ranjang mbak izza dan ia pun keluar dari ruangan sambil berteriak meminta tolong pada suster yang sedang berjalan memantau pasien yang lain.

Saat dokter sudah berada di depan ruangan mbak izza tiba-tiba.

~tittt~
Suara elektorkardiogram (EKG) yang menggema di dalam ruangan itu pun membuat semua orang yang berada di dalam merasa panik sekaligus dua bayi yang sedang tertidur itu pun merasa terkejut dan menangis.

"Tolong kalian keluar dahulu."ucap suster dengan memberikan dua bayi itu pada masing-masing orang.

"Baiklah."alena dan alvin berdoa kepada allah untuk keselamatan mbak izza.

Alena berdiri sambil menimang-nimang bayi yang berada di gendongannya dengan berjalan-jalan di depan ruangan mbak izza.

Sedang kan alvin,ia tetap duduk di kursi yang disediakan dengan bayi yang tak merasa terusik tetapi nyaman saat ia digendong oleh alvin.







Komen dong(╥﹏╥)

Kalau ada typo maaf author masih amatiran◉‿◉

Al[Alvin+Alena] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang