69

1.7K 129 11
                                    

alvin melirik alena yang juga merasa syok.tetapi jika mereka pikir-pikir mereka kan sering membawa kembar jalan-jalan,jajan,pergi liburan,ngemall, dan lain-lain.

"terus?"alena mengangkat satu alisnya agar guru itu melanjutkan ucapanya.

"kamu pasti jual diri ke banyak laki-laki kan sampai punya dua anak!"ia membuka ponselnya lalu menunjukkan video saat alena sedang makan di mall bersama lelaki tetapi bukan alvin badanya lebih besar dan wajah aldo tertutup.

"ayah."bisik alena pada alvin saat itu alvin ikut tetapi sedang mengambil belanjaan alena yang terjatuh di ujung pintu sana.
"hahaha ngaku aja kamu jalang!"guru itu mengeser lagi layar ponselnya dan ada foto alena bersama alda sedang duduk di kursi taman tetapi di sampingnya ada lelaki yang bukan alvin lagi.

"kamu itu jalang!gak pantes sekolah!"lelaki itu mengenakan baju kemeja putih dan celana bahan berwarna navy."ini,ini,ini,ini lagi!"sambil mengeser layar ponselnya.

'bukanya semua foto ada gw ya?'batin alvin ia memang ada pada saat foto itu di ambil tetapi ia selalu menghilang setiap pihak guru ini memfoto.

'pertama sama ayah,kedua sama dokter radit,ketiga sama ayah lagi,ke empat sama papa,kelima sama bang angga,ke enam sama dean.'alena mengangguk saat ingatanya masih aktif.

ngomong-ngomong dokter radit itu dokter spesyalish anak,karna mamanya sendiri yang merekomendasikan dokter radit sendiri.dan saat itu kembar bosan di dalam ruangan jadi saat pemeriksaan berpindah ke taman rumah sakit,sekalian mengobrol.

"kenapa?kaget?"alena merobek lengan bajunya sedikit ia tersenyum ramah lalu berjalan mendekat ke arah guru itu.

"lo yakin?anak lo sendiri juga jalang kan?nuduh-nuduh orang sembarangan.mau sok suci hah?jawab tolol!"alena menekan dada guru itu dengan keras.

"kurang ajar!"saat guru itu anak menjambak alena.alena lebih dulu menekan perut orang di depanya dan tepat di uluh hati."akhh!!"teriaka guru itu.

alena langsung melepaskan tanganya,"ini kenapa?!!"tanya guru kelas sebelah yang mendengar suara teriakan."dia pelacur gak mau ngaku pak."guru itu mencoba memihak dirinya sendiri.anak kelas lain ikut keluar untuk menyaksikan perkelahian.

"saya gak salah pak,liat penampilan dia masih rapi,saya rambut acak-acakan baju robek."tunjuk alena.

"saya punya bukti pak,tadi saya coba tanya dia gak jawab malah maki-maki saya."alena memutar bola matanya karna kesal.ia melirik alvin di belakangnya.

'umat kan lo!'batin alvin.

umat apaan?
umat manusia?
saat di masa-masa datang bulan alena memiliki perubahan sifat yang bertolak belakang dengan dirinya yang asli,ini berawal dari ia lulus SMP setelah pacarnya selingkuh ia sering melihat perkelahian di jalan,di samping sekolah,tawuran antar sekolah.

yang alena rasakan adalah dirinya serasa ingin memaki seseorang,berakting sedih dan butuh belas kasihan.ini lah alena yang di cap sebagai anak bandel."alena ikut saya ke ruang bk,kamu juga bu sintia."ucap kepala sekolah alias bang angga.

"alena kenapa kamu kaya gini?engak kayak biasanya?"alena hanya menatap langit-langit lalu menendang kursi yang di duduki bu sintia."ck!apaan sih nendang-nendang."

"saya perjelas ya pak!alena ini jalang,dia udah ganti-ganti laki-laki banyak.anaknya pun udah dua,ini nih pak saya kasih tunjuk fotonya."bu sintia mengambil ponsel dari saku baju yang ia kenakan.
"ibu sendiri dari mana dapat foto ini?"tanya bang angga saat merasa aneh dengan foto yang di tunjukkan.

"dapat dari mana itu gak penting!yang penting ada buktinya kan kalo dia itu jalang!"bu sintia tetap kekuh berkata bahwa alena itu jalang.

"tapi bu,ini saya.ini om saya,ini teman saya dokter radit,ini papanya alena,ini om saya lagi ini ponakan saya."raut wajah bu sintia langsung masam."berarti pak kepala sekolah juga pernah coba jalang ini juga."bu sintia menunjuk alena yang berada di sampingnya.

"apaan sih lo nuduh doang gak tau aslinya!"alena berdiri karna tersulut emosi."alena kamu tenang,bu sintia saya perjelas lagi dari mana ibu bisa menilai bahwa alena jal*ang?"alena kembali duduk.

"udah jelas lah dia hamil tapi satu sekolah gak tau dia-"sebelum bu sintia menyelesaikan ucapanya ia berhenti sejenak.

"dari mana lo tau gw hamil atau gak?emangnya udah berapa lama lo kerja di sini hah?tolol!bodo banget lo jadi guru."

"alena!"sentak bang angga."saya saranin ya pak kalau bapak mau nikah mending pilih anak saya dia angun,bisa cari uang sendiri,mandiri sama."bu sintia malah merekomendasikan anaknya padahal tidak ada sangkut pangutnya dengan hal ini.

"bu,saya sudah punya pacar dan tidak butun anak bu sinta."jelas bang angga dengan serius.

"pak saya kan."bu sinta mulai berbicara lagi."bacot lu babi!"alena langsung berdiri setelah berbicara denga kasar pada bu sinta.

"ngapain lo semua ke sini?!"teriak alena pada adik kelas yang menguping di depan pintu ruang kepala sekolah.

"eh,kak."beberapa adik keas mulai menyusut dan berjalan mundur."pergi lo!" alena menunjuk ke arah tangga yang kosong.

karna tidak ada yang bergerak,alena menubruk para adik kelas itu dengan kasar,"aduh.kak sakit tau."ucap salah satu murid dengan suara manja.

"mingir bangsat!"alena kembali menerobos jalan."al."alvin langsung menarik tangan alena ke salah satu ruangan.

"udah dong,gak usah marah."alvin langsung memeluk alena setelah menutup pintu.alena membalas pelukan alvin llalu menangis dengan kencang,"sorry gw gak bisa kontrol."alena merapatkan pelukanya pada alvin.

"udah,mamanya kembar masa nangis?udah dong nanti kembar di ambil sama ayahnya mau?"alena langsung menatap alvin dengan wajah yang melotot.

"apaan sih!"alena memukul pantat alvin untuk menyalurkan rasa kesalnya.

"tadi rumah sakit telfon gw katanya mbak izza buka mata,mata doang."












MAAF YA TADI TIBA-TIBA SODARAKU MENINGGAL JADI GAK SEMPET PEGANG HP INI AJA DI SURUH ISTIRAHAT DULU

MAAF BANGET YA?

Al[Alvin+Alena] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang