51

3K 189 17
                                    

"lepaskan saya!"erik berteriak sambil meronta-ronta dari cengkraman bodyguard papa yara.

mereka membawa paksa erik ke black house milik papa yara,di sana adalah tempat penyiksaan untuk kaum pendosa menurut papa yara.

dulu pekerjaan papa yara adalah menjadi gangster bukan pekerjaan,dirinya hanya mengisi waktu dengan menjadi gangster bersama preman-preman di pasar yang ia rangkup menjadi anggota.

ia mulai berhenti dari pekerjaan itu karna satu orang yaitu selena-istrinya.

saat masih kuliah dia pernah dengar sendiri dari mulut selena, bahwa dia benci gangster karna keluarganya mati di tangan gangster.papa yara pun berinisiatif untuk mendekati selena dengan syarat tak menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga.dua tahun setelah itu mereka menikah dan sampai sekarang pun papa yara tak pernah berbuat kasar dengan keluarga maupun pekerja di rumah mereka.

"duduk kan di kursi dan tali dia!'ucap papa yara dengan dingin lalu meresap kembali putung rokok di jarinya.

"baik tuan."ucap dua bawahan papa yara dengan serentak.

"kalian!"teriak erik dengan keras sambil memberontak."kalian apa?"papa yara mendekat ke arah erik yang sedang di tali.

"akan ku penjarakan!"teriaknya lagi,"saya bisa mencari orang lagi."papa yara tersenyum remeh.lalu mendekatkan putung rokoknya yang masih menyala ke leher erik.

erik ingin memundurkan tubuhnya tapi ia sadar bahwa dirinya sedang di ikat,"jauh kan rokok itu dari ku!"papa yara semakin mendekatkan putung rokoknya ke leher erik.

tiba-tiba erik berteriak dengan keras,lehernya melepuh terkena api di putung rokok itu,"ini tak sepadan dengan yang kau lakukan pada putri ku."papa yara menjauh dari tubuh erik setelah api di putung rokok nya menghilang.

erik berusaha memberontak,dia masih mengatur nafasnya.lehernya serasa di tusuk 10 jarum berukuran besar."saya tak pernah dekat dengan perempuan manapun!"bantah erik.

"oh,benarkah?kalau begitu siapa yang menghamili putriku?"papa yara berbalik menatap erik dengan tajam.

"siapa putrimu?saya tidak kenal!"

"siksa dia,jangan ada bekas di wajah tampannya."papa yara pergi dari black house dan kembali ke rumah sakit tempat putrinya di rawat.

_________

"al,kata dokter penyebab kamu keracunan itu,makanan yang terakhir kamu makan."
ucap alvin sambil mengelus kepala aldo yang ada di gendongannya.

"baby stop ngomong aku-kamu."alena menutup mulut alvin mengunakan telapak tangannya.

alvin hanya diam lalu tersenyum ke arah alena dengan seksual,"makanan terakhir gw apaan ya?ah~mama lupa."alena langsung mencium pipi alda dengan ganas.

"katanya om,udah tau."alena mengangkat bahunya,"tapi bener enggak nya gw gak tau."

"om?siapa?"alvin menyatukan dahinya."bapaknya lea."alena mengelus rahang alvin lalu mendekatkan wajahnya ke leher alvin.

"alen,mama mau imunisasi kembar nya dulu."tiba-tiba pintu ruangan alena terbuka di ikuti suara teriakan dari mamanya yang menembus telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

"aduh!salah waktu kita masuknya dok."ucap asisten mama alena yang melihat adegan tak semonoh dari anak pemilik rumah sakit tempat kerjanya.

"ini rumah sakit!jangan buat macam-macam!"omel mama alena pada alvin.

"huh!untung mama ijinin kalian tinggal berempat."mama alena langsung mengambil aldo yang ada di gendongan alvin.lalu asistennya mengambil alda dari alena.

"alvin!."mama alena menatap alvin dengan tajam."ya ma?"alvin tersenyum canggung saat menatap wajah calon mertuanya.

"kalau mama,tau kalian udah berbuat lebih!!mama potong titid kamu!"alvin menelan lidahnya dengan susah payah.

setelah itu mama alena pergi bersama kembar dan asistennya,"gila aja,si mama mau potong aset gw."gumam alvin sambil meremas asetnya.

"belum buat anak juga."lanjutnya dengan lirih."al,gw ke situ."menunjuk ranjang yang alena tempati.

"sini."menggeser tubuhnya untuk mempersilahkan alvin naik ke atas ranjang yang ia tempati.

alvin mencopot sandal miliknya lalu naik ke atas."ah,kangen."alvin memeluk alena dengan erat setelah naik ke atas ranjang.

alena membalikkan badannya menghadap alvin,"pengen boba rasa bubble gum."ucap alena dengan manja."pencernaan kamu belum pulih sayang."alvin mengeratkan pelukannya pada alena.

menatap dada di depannya dengan gemas. "al,kalo gw hamil gimana?"tanya alena dengan sedikit candaan."tapi sekolah kamu gimana hm?"alvin menaikan satu alisnya ke atas,alena hanya bercanda menurutnya.dia rutin minum obat kok.

"homeschooling,eh ga perlu deh kan kita tinggal 3 bulan doang di sekolah.kalau hamil 4 bulan pun belum terlalu kelihatan kecuali anak gw kembar."alena mengelus rahang alvin sambil memberi pengertian terhadapnya.

"kan keluarga lo ada keturunan kembarnya."alvin mengangguk mengerti. "tapi kalau baiknya jangan dulu,kalau kamu mau jadi mamud yah aku sih okok aja."pendapat alvin tentang alena hamil.

"eh,kok gw goblok banget ya,muka papah nya lea sama ayah kan sama.bisa-bisa nya gw gak tau."

"makanya yang pinter."alena memeluk alvin lebih erat bahkan kaki alena masuk di sela-sela kaki alvin."iya."

"udah di bilangin jangan shipship di rumah sakit mama!"geram mama di depan pintu kamar."orang cuman pelukan kok."bantah alena,ia melambai kan tangannya pada kedua bayi yang di bawa mama dan asistennya.

seakan mengerti mereka menendang-nendang kan kakinya ke udara."ih padahal kalian nangis "mama alena mencubit hidung aldo yang kegirangan karna melihat alena.

"awas aja kalau kalian shipship lagi."

hah?lagi?kapan?pikir alena yang mengebug dengan pertanyaan mamanya.
"kapan?"tanya alena dengan heran alvin yang ada di samping alena sudah degdegan takutnya alena tak ingat dan membeberkan kenyataanya.

"ini aja udah jadi."sambil mengangkat aldo ke udara beberapa centi dari tubuhnya.
"hah?ohhhh."alena tersenyum canggung saat ingat fakta bahwa bukan ia yang melahirkan mereka.

"kalau pernah gimana ma?"alvin tersenyum miring,"kalian udah berapa kali gituan?!"teriaknya dengan warna muka yang memerah karna marah.

"canda,ma jangan marah dong."alvin mengambil aldo dari gendongan calon mama mertuanya itu."mba,alda nya bawa ke sini dong."ucap alena menyuruh asisten mama nya agar membawa alda ke hadapannya.

asisten menaruh alda tepat di tengah-tengah alena dan aldo."kamu bisa minggir dulu ga?!"geram mama alena pada alvin yang terus menempel pada alena.

alvin tak menjawab,ia malah sibuk menggelitiki perut aldo sambil menciumi pipinya dengan gemas.

"sakit ga?sakit ga?"tanyanya pada aldo, aldo yang tak paham pun hanya tersenyum dengan lebar.

"sakit lah masa engak!"sahut mama alena dengan kesal.

"mana yang sakit um?"mama alena menepuk keningnya karna kelakuan anak dan calon mantunya yang kurang ajar ini.

"awas aja kalian!"peringatnya sambil keluar dari ruangan.mereka tak memperdulikan itu karna sudah terlanjur.

"eh,al kapan-kapan ngen*tot di depan kembar yok."ajak alvin pada alena.

"goblok!"
"eh,lupa tanya mama,berat badan kembar  berapa!"alena mendorong bahu alvin karna kesal.

"udah pergi,nanti lah tanyanya."





༎ຶ‿༎ຶ

Al[Alvin+Alena] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang