83

2.4K 145 3
                                    

sean di bawa ke rumah sakit karna harus di oprasi,alvin yang keblabasan tidur itu tak tau kalau adiknya di bawa ke rumah sakit terdekat.istrinya pun ikut pergi ke sana.

"sepi banget,jam berapa?"alvin bangun dia melihat ke arah jam dinding,pukul sebelas malam ternyata.tanganya meraba bagian samping.kosong.

"al?sayang?"ucapnya sambil berdiri dengan linglung,membuka kamar mandi, tapi kosong berjlaan keluar hanya ada tante-tantenya yang masih terjaga.

dia duduk di samping bang angga,"anak gw mana?"tanyanya pada bang angga.

"udah tidurlah."

"gw tanya di mana,buka lagi apa."ucapnya tajam.bang angga mendengkus dengan senyum meremehkan, lalu menunjuk kamarnya.

tanpa bicara alvin berjalan ke arah kamar yang di tunjuk.membuka pintu tanpa suara.dia melihat siluet wanita yang sedang tidur dengan dua bayi di sampingnya.alvin memilih menghidupkan lampu."mbak izza?"gumam alvin.

alvin mendekat ke arah ranjang untuk bisa mengapai kembar,"alvin?kamu ngapain? gak udah di ganggu.nanti repot kalau bangun."tubuh alvin berhenti,melihatke belakang,budhe ning ternyata.

alvin di bawa keluar,"alena mana?"

"di rumah sakit lah."jawab budhe enteng.
dia meneriaki anaknya,"cika!!jangan main di air udah malem!!!"budhe berteriak dengan ganas.

"alena di rumah sakit ngapain?"

"nungguin sean."

alvin menaikkan satu alisnya ke atas,"sean hidungnya bengkok."mulut alvin membentuk huruf o,dirinya langsung pergi setelah tau.

"ke kencengen mungkin."gumam alvin sambil berjalan ke arah kamarnya. berjalan mondar mandir mencari ponselnya yang terselempit.

ternyata ada di saku celananya sendiri,"al. lo lagi di mana?"ucap alvin dengan lembut setelah sambunganya diangkat."lagi di rumah sakit,nungguin sean.hidungnya harus di oprasi katanya."

"ada siapa aja."

"banyak,dean,zean,fean,bunda,mama."

"kalau banyak mending lo pulang."

"bentar,gw pamit dulu."

sambungan di matikan lalu alvin berteriak,"yes!!!akhirnya gw berdua an."

di tempat lain,angel.dia berdiri di dekat danau kecil sambil bertelefon dengan orang suruhanya."tu bocah lagi di mana?"

"sudah mau keluar dari rumah sakit,lagi cari taxy,tapi dia bersama seseorang."

"kempesin ban terus jeburin ke sungai terdekat."

"baik."

alena dan fean sedang menunggu taxy yang lewat,sudah sepuluh menit taxy belum kelihatan juga."pakai gra* aja kak?"

alena mengangguk,"betis udah pegel." tanganya memijit betis yang kram dan perutnya juga serasa di putar-putar dari dalam.

satu mobil bersetiker datang,"dengan mbak fean?"tanya supir dengan ramah.

"iya,saya."

alena dan fean masuk,"akhirnya bisa pulang."sambil bernafas lega.beberapa menit mereka berada di dalam mobil.

duar

"suara apa pak?"tanya alena dengan sedikit panik."pasti ban bocor,saya ganti dulu ya mbak."

"iya pak,silahkan."

alena memilih tidur selagi menunggu.ponsel berdering."halo,napa bang?"

"bannya bocor."

"gak tau."

"nanti gw kabarin."

alena melirik fean sebentar,"siapa?"

"biasa lah abang."

alena kembali menutup mata,mengelus perut dan sedikit bergumam."heug!"alena menutup mulutnya lalu krluar dari tacy dengan tergesa-gesa.

dia memuntahkan cairan bening dari mulutnya,fean yang panik langsung mengikuti kemana istri abangnya ini pergi.
"pak,saya mau ngikutin kakak saya dulu."

pak supir itu mengangguk sambil mengacungkan jari jempolnya."iya." teriaknya.fean menunggu agak jauh dari alena,dia sedikit risih dengan suara muntahan.

saat alena berjongkok di selokan kecil,dia merasakan seseorang mendorongnya. kepalanya tiba-tiba sakit,badanya di jatuhkan dengan paksa.pada bagian perut di injak beberapa kali oleh orang yang misterius ini.

fean yang melihat alena dari kejauhan langsung menghampiri."woi!!!!jangan lari lo!!!"teriak fean.dia mengambil batu lalu melemparkannya ke arah orang yang mendorong alena.

fean lebih memilih menolong alena dibandingkan mengejar orang itu."kak?"

fean sudah mengangkat kepala alena dari plaron yang menjadi titik terjatuhnya alena.kening sudah berlumuran darah.
"pak!!!!!!!!!"teriak fean dengan sekuat tenaga.

hidungnya mengendus sesuatu yang bau,"heug!!"fean menahan muntahanya.
"muntahanya,masih di mulut."

pak supir datang dengan santai,saat melihat penumpangnya yang berlumuran darah dia langsung berlari.tanpa aba-aba pak supir mengangkat alena dan membawanya pergi ke dalam mobil.

"kita ke rumah sakit yang tadi ya mbak."

fean hanya mengangguk.dirinya masih menutup mulut."pak minta tisu basah."

pak supir mengambilnya dari dasbor,"ini." fean menerima dengan sedikit kesusahan.

"cepet pak."

_____________

"alena di mana?"

suara engahan terdengar dari mulut alvin.
dia berjongkok untuk mengatur nafasnya.

"lagi istirahat,yang ikhlas ya."bunda mencium kening alvin lama.

mata alvin melihat ke semua orang yang ada di sana,berdecak lalu dengan segera ke dalam ruangan di depan.alena berbaring dengan lemah.

alvin meneliti dari luar,tak ada yang salah hanya kening yang di perban dan tunggu, sepertinya perut alena sedikit menonjol.
tapi,ini sedikit berbeda dengan sebelumnya.

tangan alvin meraba dan membuka selimut,"gak ada."ia mencoba membuka baju alena dan tak ada.

"janinnya hancur,bahkan bagian punggung memar banyak."mama alena masuk sambil mengusap air mata yang keluar dengan sendirinya.

"keluarga yang lain lagi otw ke sini,mama sangat berdukacita dengan kejadian ini."
ucap mama alena,bahu alena di usap dengan lembut.

"mama mau lihat keadaan sean dulu."tidak ada tangapan,"harusnya ini jadi momen bahagia kamu dan alena."mama alena memunculkan kepalanya di pintu,dia belum benar-benar pergi.

"ma?"setelah keluar mama alena menangis dengan di peluk suaminya,"pa!!!!"papa alena membawa istrinya menjauh dari ruangan alena."cerita sama aku sayang, alena kenapa?hmm?"

"fean bilang,ban taxynya bocor terus alena keluar mau muntah,fean nunggu agak jauh dari selokan yang di buat muntah alena,terus dia liat ada orang yang dorong alena terus injak-injak bagian sini."mama alena menjelaskannya dengan rinci tanpa jeda,sini yang ia maksud adalah perut bagian belakang.

papa alena diam mendengarkan,matanya memanas,"janinnya hancur,mama liat di monitor.sebelum terlambat mama langsung minta kiret,dinding  kandungan alena sedikit terinveksi."

"mama takut alena kecewa pa!"mama alena kembali menangis."udah,ma.udah."

di ruangan alena,alvin termenung dengan pikiran kosong,'janinnya hancur.'ucapan mertuanya masih terngiang di kepala. harus bagai mana dirinya sekarang?






Al[Alvin+Alena] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang