Hari ini,yara akan pergi beribadah."yara,udah semua kan?"tanya papa yara sambil mengambil kunci mobilnya di gantungan kunci.
"Yara,kami tetap mengawasi kamu!"ucap papa yara yang tak yara mengerti maksudnya.
"Udah pa,sekarang kita berangkat aja."mama yara mengandeng lengan papa yara yang masih memfokuskan pandanganya pada yara.orang yang di perhatikan itu pun hanya memiringkan kepalanya dan menatap bingung ke arah papa nya.
"Papa,apa-apaan sih,gaje banget."yara mengambil tas selempang nya dan berjalan menyusul,orang tua nya yang sudah menunggu di dalam mobil.
Mereka beribadah selama dua jam an.yara melihat ke sekeliling untuk mencari orang tua nya,"malah ilang!"gerutunya.
****
"Aduh,maaf."yara langsung pergi keluar tanpa memperhatikan orang yang ia tabrak di gereja,karna ia pendek dan di kerumuni banyak jemaat yang sedang bersalaman dengan jemaat lainnya.
"Dasar!"orang itu mengendus kesal dan kembali ke kebelakang untuk duduk,"kenapa?"tanya seseorang yang berangkat ke gereja bersamanya,setelah merasakan aura yang berbeda dari saudaranya ia melihat ke arah mana saudaranya melihat ternyata ia melihat ke arah pintu yang masih di kerumuni banyak jemaat.
"Pintu?"tanyanya yang tak di jawab oleh saudaranya,ia malah tersenyum geli karna wajah gadis yang baru saja ia tabrak,-tak sengaja."ayah!"ia melambaikan tangan pada pendeta,"kita pergi duluan."ia menunjuk dirinya dan saudaranya yang sedang tersenyum sendiri,berbicara tanpa suara pada pendeta,seakan tau maksud anaknya ia hanya menganggukkan kepala dan mulai memfokuskan diri pada jemaat yang hadir untuk beribadah.
****
"Yara!kamu dari mana aja?papa nyariin kamu!"murka papa yara pada yara yang menunggu di taman samping gereja di temani dengan gawai miliknya.
"Em,dari gereja?"ucap yara kikuk,mamanya tak bisa menahan tawa saat anaknya mengucapkan lelucon,pada saat papanya sedang gelisah mencari dirinya.
"Kamu kenapa gak bilang papa kalau keluar dulu?"tiba-tiba ucapan papanya menjadi lembut seraya berjongkok di didepannya,mama yara duduk di sebelah yara.
"Tadi yara nyariin papa sama mama,tapi banyak orang."yara menundukkan kepalanya hingga rambut panjangnya menutupi wajah cantik miliknya.
"Kenapa gak di tunggu aja?"papa yara menyelipkan rambut yara yang berantakan ke belakang telinga yara.
"Tadi papa liat kamu ketabrak orang."mengusap pipi anak nya dan mendongakkan nya ke atas,"jangan nangis!ok?"papa yara menyemangati anak nya yang sedang dalam mode manja.
"Huh?siapa yang manja."ucap yara dengan mengejek.
"Dasar!anak gak tau diri!"umpat papanya.
"Pa!"mama yara memukul lengan suaminya dengan keras,yara hanya mendelik tak suka pada papanya.****
'ting tong'
"Sebentar!"bibi menepuk-nepuk tangannya pada apron yang dia pakai.
'ceklek'pintu di buka,
"Em,permisi!apa benar ini apartemen yang di tempati alena?"tanyanya seorang pria bertubuh tegap,tinggi,dan tentu saja-tampan~ memakai baju polisi,terlihat sangat tampan.
"Iya,non lena,lagi di kamar."
"Masuk dulu den."bibi memberi sedikit jalan agar pria itu bisa masuk."Boleh duduk?"tanya nya sambil melihat ke arah sofa.melihat ke sekeliling,banyak mainan anak kecil,foto-foto bayi,tiba-tiba bau di sekitar menjadi sangat mencengkram.
"Ah,astaga!"pria itu menutup hidungnya mengunakan kedua tangannya."bau nya menyengat!"ia mengibas-ngibaskan satu tangannya ke udara dan satunya lagi menutup hidungnya rapat-rapat.
"Ah,kak den!"alena berlari kecil,masih mengunakan piama tidur,"gimana kabarnya?"tanya pria yang tadi alena sebut dengan 'kak den'.
"Gak terlalu baik,hehehehe."jawabnya dengan cengengesan."jadi kronologinya gimana?"ia mengambil buku catatan dan bolpoin di tas yang ia bawa,merubah wajahnya menjadi serius.
"Gimana ya?oh iya!pertama kali itu,aku bangun langsung ngerasa sakit di pantat,ya bagian pinggang lah,habis itu udah engan, terus kayaknya setiap hari apa itu kayaknya kamis lah."
"Aku ngerasain ada aneh gitu sama badan aku,tapi udah di periksain ke dokter kok."bohongnya.
"Kakak liat Cctv-nya boleh?"ia menyimpan buku catatan beserta bolpoin itu ke asalnya.
"Boleh."alena menuntun kak den ke kamar alvin."siapa?"tanya kak den setelah memasuki kamar,ia merasa aneh dengan alena,anak SMA tapi ada laki-laki tidur di ranjang milik alena.
Karna kak den tak tau apa yang terjadi,maka itu hanya asumsi nya saja,walau masih terpikirkan di kepalanya.
'oh stop it!'ia memukul kepalanya.
"Kenapa kak?"tanya alena sambil melihat gerak-gerik dari kak den."itu siapa?"tunjuk kak den pada alvin yang tertidur dengan tengkurap,tanpa mengunakan baju pastinya.
"Eh,gak usah di peduliin."alena terlihat sangat khawatir takut kak den bertanya macam-macam.
"Yaudah."kak den pasrah dan duduk di kursi yang ada di depan komputer,memperhatikan dengan seksama,"itu ada hitam-hitam."ia menunjuk ke arah komputer yang ada di depannya.
"Kan!gimana dong?!"paniknya,alena mengigit bibir bagian atas sampai mengeluarkan sedikit darah yang langsung ia hisap agar kak den tak tau.
"Apa hubungan kamu sama laki-laki itu?!"
Mencoba berfikir positif,tapi tak bisa ia sudah tak tahan untuk bertanya."Temen."cicit nya,menundukkan kepala untuk menyembunyikan wajah ketakutannya.
"Temen?kamu bilang temen?"sakrasnya dengan marah."kalian ngelakuin hal dosa?"
"Gak!"bantah alena dengan suara keras.ia memang bodoh,seharusnya ia menyewa detektif yang tak di kenal,bukanya dengan polisi yang ia kenal.
"Kalo kak den gak bisa bantu yaudah."alena tersenyum singkat dan berjalan ke arah pintu yang masih terbuka dan mempersilahkan kak den untuk keluar.
"Maaf,buat kak den repot."alena menundukkan kepala,ia salah karna tinggal dengan laki-laki yang bukan muhrimnya,ia salah karna tidur seranjang dengan yang bukan muhrimnya,ia tau ia salah tapi tak ada yang bisa ia lakukan,tidur di kamar bibi?ia terlalu takut dengan penghuni yang ada di sana.
"Kayaknya,kamu harus nyewa paranormal.tadi kak den ngecium bau bayi,baunya gak wajar.mungkin setannya gak mau ada kak den di sini."kak den berhenti di depan alena yang masih berdiri di depan pintu kamar.memegang bahu alena,untuk memberikan semangat.
"Permisi."sebelum ia pergi,kak den menyempatkan diri untuk bersalaman dengan bibi.
Alena mengendus-ngendus bau di semua kamar kecuali kamar yang ditempati bibi,ia masih ragu dan takut.
"Bi,bau bayi gak?"tanya nya pada bibi,yang baru saja meletakkan masakan di meja makan."ya bau lah,kan ada kembar."
"Bau nya masih sama kaya kemarin-kemarin kan?"
"Iya non."
"Oh."alena pergi ke kamar,ia mandi dengan mengunakan sabun sebanyak lima kali dan memakai shampo sebanyak tiga kali.
"Wangi banget."alena berjalan ke arah almarinya,saat memilih baju ia mengendus-ngendus kulitnya,"ah."ia di keget kan dengan tangan yang melingkar di pinggangnya dan ada kepala yang sedang bersandar di bahunya.
"Kaget bego!"ia melanjutkan aktifitasnya yaitu memilih-milih baju yang akan ia gunakan untuk pulang nanti.
"Jatah."alvin mencoba menjahili alena dengan menjilat belakang telinga alena. Alvin hanya mengunakan boxer,dan dengan suara serak-serak basah miliknya yang membuat nya tambah seksi.
"Asu!"alvin langsung berlari ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam saat alena mengumpat.
MWEHHHH....
HUHUHU༎ຶ‿༎ຶ

KAMU SEDANG MEMBACA
Al[Alvin+Alena] END
Novela Juvenil(part masih lengkap) Warning!!! Banyak kata-kata kasar!!!!! masih revisi ketika cewek bandel sama cowok nyebelin tapi dingin dititipin bayi "abang makan apa?" "Pap pa." "Kok papa?!"kesalnya. Sementara bayi itu sang bayi malah mengemut kepalan tanga...