66

2K 141 3
                                        

"al,jangan peluk-peluk."alena berusaha untuk menyingkirkan lengan alvin yang bersarang pada pinggangnya.

"kenapa sih."alvin malah semakin kencang memeluk alena.

"gerah."alvin langsung berdiri dan mengambil remot AC lalu ia besarkan suhunya hingga benar-benar dingin.

alena melotot kan matanya pada alvin saat merasakan dinginnya AC di kamar."gila!kembar gimana o'on."alvin kembali ke kasur setelah meletakkan remot di tempat semula."al!!"alena memukul bahu alvin yang bersandar di badannya.

"tau gak?"

"gak!"jawab alvin dengan nada ketus.

"cowok kalau kena pukul cewek tuh sakit loh."alvin memajukan bibirnya beberapa senti."lo,cowok?"alena menaikan alisnya dengan angkuh.

alvin yang mendengar jawaban alena langsung tersenyum miring,"nih!"alvin menurunkan celananya lalu ia tempelkan tepat di wajah alena.

"alvin!!!"Alena menutupi wajahnya dengan susah payah karna terhalang milik alvin.

sementara alvin semakin semangat mengerjai alena,"jorok!"

"mam,mam,maaam maaa."tiba-tiba terdengar suara yang imut dari bawah ranjang,ternyata aldo sedang berusaha untuk membangunkan kepalanya,"anak mama laper."alena memanfaatkan kesempatan ini untuk lepas dari kekungan alvin.

"ayo makan.alda mau mam?"alda langsung menatap alena dengan berbinar saat mendengar kata 'mam'(makan) alena mengendong alda dengan sedikit kesusahan.

"al,bantuin dong."alena berdiri di depan pintu.

"ck!"alvin membenarkan celananya lalu membukakan pintu agar alena bisa melewatinya."gak ada niatan buat bantuin apa?"sindir alena saat ia sedang menuruni tangga.alvin meliriknya sekilas dan langsung mengambil kembar secara bersamaan.

"makasih."alena mencium bibir alvin singkat lalu turun dari tangga dengan riang.

"mbak rin,pompa asinya udah di rendem?" alena mengagetkan mbak ririn yang sedang mengupas buah untuk di jadikan sebagai makan siang kembar."aduh,ngagetin.udah tak rendem."

"hehe makasih ya mbak."dua hari yang lalu tepatnya setelah dari pantai alena meminta alvin untuk di belikan pompa asi yang bisa menempel,jadi tak perlu ia susah-sudah memompanya.bahkan di buat jalan-jalan pun itu tak terasa dan memang sangat nyaman.

"bentar ya kalau makan."alena mencium pucuk kepala alda dan aldo bergantian.

alvin memajukan kepalanya,"gw gak di cium?"tanyanya dengan gemas.alena langsung mencium kening alvin dan berjalan ke dapur untuk membantu mbak ririn.

"mbak,nanti sore gak usah masak.eh masak aja buat mbak kalo gak habis di bawa pulang aja."alena mengangkat tangannya ke atas kepala untuk membenarkan letak jedai di rambutnya.

"maksudnya masak buat saya doang gitu?" tanya mbak ririn yang belum mengerti ucapan alena.alena sendiri mengangguk sebagai jawaban.

"mbak kata mama saya kalo masih umur enam bulan MPASI nya gak boleh halus-halus,buah nya di potong-potong aja terus di saring."alena menunjukkan chat nya dengan mamanya tadi malam.

"oh gitu ya."mbak ririn mengangguk setelah mendengar penjelasan alena dan melihat bukti kalau alena tak salah bicara.

"al!!"teriak alvin pada alena.

"apaan sih lo teriak-teriak!"alena berdacak pinggang di depan alvin yang cengengesan, "pengen kolam renang."ucapnya sambil memohon.

"pakek duit kamu kan?"alvin mengangguk dengan cepat,"boleh,tapi sisain dikit buat taman."alvin langsung mengangguk dan berterimakasih pada alena yang sudah berbaik hati memberinya izin.

tiba-tiba ponsel alvin berbunyi, mengangkat tangannya untuk melihat siapa yang menelponnya,"apa?"ucapnya setelah mengangkat panggilan tersebut ia pun menjawab dengan malas.

"anda kan seharusnya di kantor sekarang?"ternyata itu sekretarisnya yang menyebalkan.

"bodo amat."alvin langsung mematikan sambungan dan mengumpat kepada sekretarisnya karna merusak hari bolosnya.

alasan mereka membolos sekolah adalah pertama:tadi pagi Alena mengeluh sakit perut.
kedua:alvin ingin bersama alena.
dan yang terakhir:alvin memang tak ingin masuk.

"siapa al?"alena datang membawa dua mangkok kecil yang berisi makanan kembar.mbak ririn berjalan ke arah kamar alvin untuk mengambil celemek untuk kembar.

sedangkan alvin sebagai calon suami idaman dia dengan sigap mengambil tempat duduk kembar agar mereka nyaman saat makan."makasih sayang."alena menaruh mangkok kecil itu di meja depan sofa.

alvin sedikit tersipu dengan ucapan alena,untuk menghilangkan rasa malunya alvin membuat gerakan cepat yaitu menaruh kembar di kursi masing-masing.

"sini,embak pakein."mbak ririn memberikan satu celemek pada alena untuk di pakaikan kepada aldo dan memakaikan satu lagi pada alda.

satu suapan telah masuk di dalam mulut kembar,alvin beranjak dari duduknya saat mendengar bel rumahnya berbunyi.

sekitar 5menit alvin belum juga kembali, "nggak boleh!"ucap alvin dengan tajam.dari kejauhan alena masih bisa mendengar suara alvin yang melarang tamu itu masuk.

"siapa sih,tinggal di suruh masuk aja susah."alena memberikan mangkok yang ia bawa kepada mbak ririn.ia berjalan ke arah pintu sambil menutup daster bagian dadanya.

"al,siapa?"tanya alena saat badan alvin sudah mulai terlihat,"liat sendiri."alena mulai mendekat dan ternyata tamu itu adalah ANAN.

di depan pintu ANAN cengengesan,"tinggal masuk aja kok."alena melambaikan tangannya sebagai instruksi agar mereka berempat segera masuk.alena tak masalah selagi ANAN tak memecahkan semua barang di rumah.

"assalamualaikum."ucap mereka sambil menerobos penghalang yaitu badan alvin yang tinggi walau ANAN itu tinggi tetapi alvin lebih tinggi.alvin menghela nafasnya lalu menutup pintu dengan di banting.rusak?ganti yang baru lah.

"waalaikumsalam."jawab alena dan mbak ririn,"twins nya mana kak?"tanya fean dengan suara ceria."lagi makan."jawab alena sambil mengiring mereka ke arah dapur.

"kembar,kangen!!!"ANAN berlari kecil ke arah kembar yang asik makan dengan tenang.karna mendengar teriakan ANAN kembar kaget dan ketakutan setelah itu terdengarlah suara yang sangat membuat orang benci 'menangis' alena langsung menatap tajam mereka.

mbak ririn dengan sigab mengendong kembar agar mereka tenang.alena langsung mengambil alda yang sangat ketakutan setelah itu alena duduk membelakangi ANAN lalu membuka resetling dasternya lalu mengeluarkan pompa asi itu.

alena menaruhnya di atas meja lalu mengeluarkan salah satu miliknya,dan ia meminta mbak ririn untuk menaruh aldo di salah satu sisi lalu meminta mbak ririn untuk membuka satu miliknya.

saat menaruh pompa asi yang dalamnya berisi cairan berwarna putih keruh itu ANAN menyergitkan keningnya lalu menatap satu sama lain dan bertanya dalam batin 'itu apaan?'

alvin yang melihat kejadian itu langsung menyeret mereka berempat di arah ruang tamu,"udah gw bilang kan lo berempat harusnya gak ke sini."alvin menatap ANAN dengan dingin.

bukanya takut,"emang abang udah punya hak buat tinggal berdua?"dean malah menjawab dengan nada sindiran.

"iya,emang bunda sama ayah setuju?ya kan?"sean semakin menambah suasanya menjadi mencengkram."apa lagi abang gak pernah kasih kita jatah lagi."zean pun ikut-ikutan.











Al[Alvin+Alena] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang