87 - Too Much to Handle

777 80 13
                                    

CEO's room.

Pada akhirnya aku melakukannya lagi; membiarkan diriku terjebak demi kepentingan orang lain. Hal serupa pernah terjadi, ketika dulu aku dengan bodohnya menjadikan diri sebagai tameng untuk Claudia. Dia perempuan cantik yang lemah––aku mulai menyebutnya begitu setelahnya. Seorang anak laki-laki terus mengganggu karena tidak pernyataan cintanya ditolak. Dia berhasil membuat Claudia bergetar ketakutan dan atas dasar rasa kasihan, aku meninju anak laki-laki itu sampai gigi depannya patah. Gadis itu bahkan tidak memintaku untuk melakukannya. Besoknya aku dipanggil oleh bagian konseling dan mendapat skorsing seminggu penuh. Lihat, tidak jauh berbeda dengan yang kulakukan saat ini, bukan?

Satu hal yang akan kuingat di sisa hidupku adalah, jangan pernah terburu-buru memutuskan sesuatu. Sah-sah saja mengambil kesempatan yang ada di depan mata, tetapi jangan sampai menggebu-gebu seperti yang kulakukan tadi. Satu masalah teratasi––kuharap begitu, tetapi masalah baru muncul. Jelas aku akan terancam dikeluarkan dan menjadi pengangguran lagi. Meski begitu, kupikir menganggur lebih baik daripada bertahan di perusahaan yang dipimpin oleh orang culas.

Meski begitu, aku sudah menyukai pekerjaanku sekarang, terlepas dari fakta bahwa Matthew tidak bermain secara sehat. Sistem yang berjalan di perusahaan ini benar-benar menyejahterakan pegawai. Sejauh ini, aku belum pernah berpapasan dengan pegawai yang tampak tertekan. Bahkan rekan satu timku, yang akhir-akhir ini sedang banyak pekerjaannya karena proyek, sama sekali tidak pernah kudengar mengeluh. Ander-Ads memang membebaskan pegawainya untuk bekerja sambil menikmati camilan atau minuman, dengan begitu suasana hati mereka akan selalu bagus.

Namun, siapa yang menduga kalau pada akhirnya aku akan berada di ruangan ini, menunggu kehadiran penghuninya dengan rasa waspada. Debar jantungku terdengar keras di telinga. Tidak peduli seberapa kuat aku meyakinkan diri bahwa aku melakukan hal benar, tetapi tidak berhasil menghentikanku dari memikirkan dugaan terburuk yang bisa saja terjadi begitu Matthew tiba. Meski begitu, aku tetap berharap dia segera muncul, karena tanganku sudah penat terus-terusan menopang separuh tubuh pada tongkat jalan. Pria itu mungkin akan lebih murka kalau melihatku duduk di kursi tanpa dipersilakan.

Ya, Tuhan, tanpa kehadirannya saja aku sudah merasa sedang menjalani hukuman berat. Belum lagi perutku masih terasa lapar karena makananku belum habis saat kutinggalkan. Kapan dia datang? Jujur saja, ini agak mencoreng reputasiku sebagai karyawan yang tidak pernah menerima hukuman dalam bentuk apa pun sebelumnya.

Suara bantingan pintu sukses membuatku berjengit di tempat. Setelahnya disusul dengan suara langkah terburu-buru yang membuatku tidak berani menoleh sedikit pun. Sudah pasti itu adalah Matthew.Well, akhirnya dia datang juga.

"Kau sukses membuat keributan dan mempermalukan Ander-Ads. Tapi entah kenapa aku tidak terkejut hal ini akan terjadi."

Dia tidak membentak, juga sama sekali tidak terdengar nada tinggi di suaranya, tetapi aku justru tidak sanggup menatap matanya lebih dari tiga detik. Namun, dia sama sekali tidak menyembunyikan kemarahannya dengan wajahnya yang sudah merah padam itu.

"Tapi aku tentu tidak akan diam saja dan membiarkan kau terus mengacaukan apa yang sudah berjalan di perusahaan ini. Kau, kalau ingin menghancurkan perusahaanku seperti yang dilakukan pacarmu dulu, sebaiknya hentikan sekarang atau aku akan memecatmu dan akan kupastikan kau tidak diterima di perusahaan mana pun."

Lagi, Matthew mengait-ngaitkan keberadaanku dengan masa lalunya. Dia memandangku dengan tatapan yang merendahkan. Aku tidak bisa tidak merasa tersinggung karenanya. Meski begitu, ancamannya berhasil membuatku tidak berani berkutik. Aku tidak bisa melihatnya sebagai pria yang kubenci sekarang. Dia atasanku--dan aku lebih membenci kenyataan ini.

Tiba-tiba dia memukul meja dengan keras. "Lihat apa yang kaulakukan? Perusahaan ini mendapat kecaman dan hampir dimasukkan ke daftar hitam untuk semua proyek. Bisa kau bayangkan apa jadinya perusahaan ini?"

Heart to Break [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang