15 - Where is the Love for a Daughter?

869 109 6
                                    

🎶Don't you remember, I'm your baby girl?How could you throw me right out of your world?So young when the pain had begunNow forever afraid of being loved🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶
Don't you remember, I'm your baby girl?
How could you throw me right out of your world?
So young when the pain had begun
Now forever afraid of being loved
🎶

Sudah tiga hari sejak Mom meninggalkan kami. Takada masalah yang kurasakan selama di rumah. Maksudku, aku tidak benar-benar kesepian. Mungkin sudah terbiasa dengan Mom yang tidak menetap di rumah karena dua tahun di rumah sakit. Namun, Ava kecil tidak bisa berhenti merindukannya. Bahkan, hal-hal yang kecil sudah membuatku teringat padanya. Seperti ketika kulihat kotak bekal milik teman di kelas, hanya karena modelnya sama dengan milikku, mataku sudah berkaca-kaca. Mom sering menyiapkan bekal untukku dengan kotak yang itu.

Hari ini aku pulang cepat. Namun, aku tidak bisa menghubungi Dad untuk menjemputku ke sekolah karena tidak diizinkan membawa ponsel. Jadi aku pulang jalan kaki bersama beberapa teman yang rumahnya searah denganku.

Setibanya di rumah, aku terkejut karena mobil Dad sudah terparkir di garasi. Tidak biasanya Dad pulang secepat ini dan tidak mampir ke sekolahku dulu. Aku melepas sepatu dan masuk ke rumah, tak lupa kututup pintunya. Rumah terasa sepi, seperti takada kehidupan. Sambil meletakkan sepatu ke rak, aku memanggil-manggil Dad. Namun, takada jawaban. Aku sudah berkeliling lantai satu dan tak menemukan sosoknya. Aku lalu menaiki tangga dan suara musik samar-samar terdengar. Itu lagu anak-anak yang entah diputar dari ruangan mana.

Sebelum ke kamar, aku berhenti di depan kamar Dad. Mom dulu juga menempati kamar itu. Pintunya tak tertutup rapat dan menyisakan celah kecil. Aku memanggilnya sekali lagi dan pelan-pelan mendorong pintu sekadar untuk memeriksa apakah Dad ada di dalam atau tidak.

Aroma parfum wanita menyeruak, memenuhi hidungku. Di lantai, kutemukan pakaian yang berserakan. Aku tidak bisa mendengar suara Dad di dalam karena lagu anak-anak terdengar makin nyaring. Kemungkinan besar itu berasal dari kamarku.

Di lantai kamar Dad penuh dengan baju yang berserakan. Kalau hanya baju Dad tidak masalah, aku takkan curiga, tetapi aku juga melihat pakaian wanita. Saat itu, Ava kecil dengan kepolosannya, mengira Dad sedang sangat sedih dan menciumi pakaian Mom sampai berserakan di lantai. Sayangnya, itu bukan pakaian Mom, dia tidak pernah memakai baju dengan kain yang berkerlap-kerlip. Karena penasaran, aku melihat makin ke dalam.

Aku tidak ingin mengingat momen itu, sungguh. Namun, itu terus membayang hingga aku selalu menganggap hubungan badan tanpa ikatan adalah sesuatu yang menjijikkan. Mungkin aku baru tiga belas tahun saat menemukan Dad menghantamkan miliknya pada seorang wanita yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya, tetapi tinggal di negara bebas membuatku cepat mengerti hal-hal seperti itu.

Gila saja. Mom baru dikuburkan beberapa hari dan Dad sudah melupakannya seperti hidangan yang habis tertelan. Takada bekas rasanya lagi di lidah.

Aku melangkah mundur dan menutup pintu kamar Dad cukup keras, tak peduli apakah itu akan mengganggu aktivitas mereka berdua atau tidak. Yang ingin kulakukan adalah segera masuk ke kamar dan mematikan lagu anak-anak yang berisik itu. Aku tidak bisa menikmati lagu tersebut setelah mendapati pemandangan Dad memuaskan nafsunya. Yang jelas, aku membenci Dad detik itu juga.

Heart to Break [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang