104 - [Jeffrey] She Lost Everything

658 94 14
                                    

"Tolong carikan penggantiku untuk berangkat ke Vancouver. Ya, siapa pun yang punya potensi untuk menambah relasi di sana, tanyakan saja pada HRD. Sesuatu sedang terjadi di sini, aku tidak bisa pergi. Tenang saja, aku akan menghubungi mereka. Terima kasih."

Aku menyimpan ponsel dan kembali duduk di sebelah Ava, setelah sebelumnya berdiri agak jauh untuk menelepon. Tubuhnya yang berbalut pakaian lembap tidak berhenti bergetar. Jasku sudah berpindah di punggungnya, berharap itu bisa menghangatkannya. Awalnya kukira dia hanya sedang menggigil kedinginan, mengingat hujan turun, tidak deras, ketika dia berlari menghampiri Nate--begitu nama yang kudengar dari jeritannya--tetapi tremor yang biasa terjadi di tangannya kini menjalar sampai hampir seluruh tubuh. Aku tidak tega melihatnya seperti ini. Kedua tanganku terkepal di atas paha, menahan diri agar tidak memeluknya.

Entah bagaimana kecelakaan itu terjadi, aku tidak terlalu memperhatikan sekitar karena harus menghubungi seseorang, sampai-sampai tidak menyadari Ava sudah di depan gedung kalau saja tidak mendengar teriakannya. Aku menyusul sembari menghubungi 911. Tidak banyak orang di jalan untuk membantu saat itu dan seseorang perlu segera memindahkan motornya agar tidak menghalangi jalan. Aku melakukannya dengan susah payah karena tidak pernah punya satu sebelumnya. Motornya rusak parah, bayangkan saja bagaimana kondisi Nate.

Pengemudi truk kontainer yang menabrak motor Nate diduga mabuk dan kabar terakhir yang kudapat, dia sedang diperiksa di kantor polisi. Dari pengakuannya, dia hanya sedang mengantuk dan rem truknya tidak bekerja dengan baik, tetapi aroma alkohol yang kuat tercium setiap dia membuka mulut. Kabar baiknya, pria itu tidak berusaha kabur dan tampak panik melihat Nate tergeletak di atas aspal dengan darah mengucur dari kepalanya. Helm yang seharusnya melindungi kepala, justru tidak melakukan pekerjaannya dengan benar kali ini. Bagian kaca penutup wajahnya terbuka, dan luka yang ada di wajah Nate diperkirakan berasal dari kacamatanya.

Aku yang tidak punya hubungan apa-apa dengan Nate saja merasa miris melihat kondisinya, apalagi Ava. Air mata tidak berhenti mengalir dari matanya meski dia tidak tampak seperti sedang menangis. Tatapannya yang kosong tertuju pintu ruang IGD, di mana Nate sedang mendapat tindakan di sana.

"Nate akan baik-baik saja." Sebenarnya bukan keahlianku menenangkan diri dengan kata-kata, tetapi tidak mungkin aku hanya diam tanpa melakukan apa-apa.

Cukup lama aku tidak mendapat responsnya, hingga menyadarkanku kalau kata-kata itu sebenarnya sangat buruk, dan klise. Kurasa seseorang memang perlu diyakinkan bahwa yang akan terjadi adalah sesuatu yang baik.

"Kepalaku dipenuhi dengan kemungkinan terburuk. Aku selalu yakin Nate akan kembali padaku. Dia milikku, begitupun aku adalah miliknya. Tapi hari ini ... aku takut kecewa karena harapanku sendiri."

Ava selalu optimis, punya rasa percaya diri yang tinggi pada apa pun yang dia lakukan, dan tidak mengenal kata menyerah ketika menghadapi hal-hal sulit. Hari ini aku justru melihat kebalikan dari dirinya. Ketegasan di suaranya kini terdengar lemah. Selama beberapa tahun mengenal Ava, aku merasa seperti sudah tahu semua hal tentangnya, tetapi hari ini aku seperti orang asing yang tidak tahu harus melakukan apa pada seseorang yang baru kukenal. Saat kami masih bersama, Ava tidak pernah membuatku repot. Dia bukan wanita yang suka mengadu ketika kesulitan, atau cemberut ketika beberapa hal tidak berjalan sebagaimana mestinya, yang ada aku justru harus memutar otak setiap akan memberinya kejutan yang berkesan. Aku terlena akan semua kemudahan menghadapi dirinya hingga tidak siap untuk situasi seperti ini.

Aku memberanikan diri untuk menyentuh tangannya yang dingin dan masih tremor, meski tidak separah tadi. Noda darah Nate mengering di sana. Begitu dia tidak menolak, aku memberanikan diri untuk menggenggamnya. Tanganku tidak cukup panas untuk membuatnya merasa lebih hangat, tetapi aku ingin dia tahu kalau aku akan selalu ada untuknya.

Heart to Break [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang