"Ini salinan surat pengunduran diriku."
Selembar kertas, yang akhirnya kutandatangani setelah mempertimbangkannya seminggu penuh dan tidak lupa membicarakannya dengan Nate. Sempat ada perdebatan dan membuat interaksi kami menjadi canggung selama tiga hari. Keputusan untuk ikut Pete memang agak mendadak, apalagi Nate belum menyelesaikan proyek dan belum mengajukan pengunduran diri, bahkan ketika pengajuan pengunduran dirinya diterima, Nate harus bekerja selama satu bulan dulu sebelum benar-benar berhenti. Aku juga sudah berkata akan menunggunya, mengingat pengunduran diriku juga akan memerlukan waktu sebelum diterima.
Buket bunga yang tidak berhenti dia kirimkan ke apartemen memperkuat alasan untuk segera pergi. Dengan Alby melakukan itu, aku merasa seperti dipantau setiap saat. Matanya ada di mana-mana dan itu sungguh membuatku risi. Belum lagi keberadaanku di Ander-Ads terpantau melalui Jeffrey. Rasanya seperti berada dalam lingkaran obsesif seseorang, semua hal yang kulakukan akan diketahuinya. Bagaimana aku bisa mengakhiri rasa yang menyiksa ini seandainya dia tidak berhenti menunjukkan keberadaannya di sekitarku?
Terakhir, diskusi dengan Nate juga tidak cukup menyenangkan. Aku paling benci membuatnya berkorban untukku, dan aku tidak akan pernah bosan mengatakan ini, tetapi dia memaksa akan menjual motornya untuk biaya transportasi pengiriman barang-barang kami. Pete sudah mencarikan sebuah flat yang tidak terlalu mahal dan cukup untuk kami tempati berdua. Rencananya kami akan memindahkannya ke sana lebih dulu dan menginap di rumah orangtua Pete--tentunya setelah mereka memaksa agar tinggal di sana sementara sampai semua urusan kami selesai.
Aku memperhatikan perubahan ekspresi Matthew lamat-lamat ketika kertas itu berada di tangannya. Surat yang asli sudah kuberikan pada HRD, dan mengingat ada sedikit urusan pribadi antara aku dan Matthew, aku berpikir dia perlu tahu tentang ini lebih cepat.
"Kau yakin?" Kupikir dia akan senang, apalagi dia selalu ingin menyingkirkanku dari perusahaannya. Serangga kecil sepertiku sudah seharusnya dibasmi, begitu yang selalu terlihat dari sorot matanya. Namun, aku menemukan sepercik kekecewaan di sana. Bibirnya dikulum dan keningnya berkerut, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu untuk dikatakan lagi dan jika salah memilih kata akan berakibat fatal. Aku berani berpikir seperti itu mengingat hubungan kami sudah mulai membaik.
"Itu yang selalu kau inginkan. Aku sedang mewujudkannya agar kau senang." Sebenarnya sangat berat melepaskan sesuatu yang kusukai. Pekerjaan ini dan semua hal merepotkan di dalamnya, aku menyukainya. Namun, demi awal yang baru, kisah yang lebih ringan, dan bahu yang tidak memikul terlalu banyak beban, memang membutuhkan sebuah pengorbanan yang sebanding--setidaknya begitu yang tertulis di bagian belakang kover buku Troy.
"Tapi itu karena aku terlalu cepat menilaimu. Semua hal yang berkaitan dengan Alby terus membuatku emosi." Punggungnya melakukan pendaratan sempurna pada sandaran kursi, penuh perhitungan karena itu terlihat membuatnya sedikit lebih rileks. "Bukankah ini sangat keterlaluan?" Tatapannya baru saja naik ke wajahku, mengintimidasi dan jelas sangat kesal. Aku sampai melupakan sebagian dari alasan kenapa aku ingin berhenti.
"Bukannya itu hakku?" Sebelah alisnya naik, tersentil oleh sesuatu yang baru diingatnya. Dan itu memberiku sedikit keberanian untuk melanjutkan. "Satu tahun pertama perusahaan tidak bisa memecatku kecuali aku yang mengundurkan diri."
Satu helaan napas dia loloskan. "Biasanya aku akan membiarkan mereka pergi, tapi apa yang bisa kulakukan untuk menahanmu? Posisi yang bagus, kenaikan gaji, atau bonus yang besar? Katakan saja."
Aku merasa tersanjung begitu tahu Matthew merasa aku pantas dipertahankan. Satu lagi impianku yang tercapai. Sayangnya, dengan berat hati aku membalas, "Tidak ada. Ini keputusan yang sudah direncanakan sejak lama. Aku berencana pindah."
Melegakan sekali mengatakan itu pada orang lain. Namun, tidak begitu bagi pria di hadapanku. Aku tahu dia sedang terbebani oleh pekerjaan, yang rasanya seperti merombak habis proyek-proyek yang sudah ada karena pembaruan alur bisnis. Jadwal rapat yang padat, bahkan satu hari bisa tiga kali dengan departemen berbeda. Sekarang aku justru menambah beban dengan kabur dari perusahaannya. Seseorang harus mencari pengganti untuk mengerjakan pekerjaanku dan Elizabeth sedang mengurusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart to Break [✔]
Romance[Song Series][Completed] Ava, seorang layouter majalah, tidak pernah sesial ini dalam hidupnya; kekasihnya setuju dijodohkan dengan wanita lain, dan dia juga harus kehilangan pekerjaan di saat yang bersamaan. Orang bilang, di balik kesialan, akan di...