Sambungan telepon dengan Paula berakhir. Dia baru saja menempatkanku pada situasi yang sulit. Gara-gara itu, aku sempat ingin mengakui yang sebenarnya dan dengan senang hati berkata kalau apa yang Alby alami bukanlah urusanku. Sayangnya, aku tidak bisa setega itu pada Paula. Kendati penampilannya terkesan jauh lebih kuat dariku, tetapi kurasa dia lebih rapuh.
Jeff mungkin sudah mendengarkan obrolan kami, meski saat aku mencuri-curi pandang ke arahnya, dia tidak tampak tertarik. Gurat-gurat kelelahan dan tatapan yang sendu membuatku tidak tega untuk menolak membantunya. Anggap saja membalas kebaikannya dulu, sebelum dia berubah menyebalkan.
"Maaf, Jeff, aku tidak bisa ikut denganmu ke Hartford. Aku harus ke alamat ini." Tidak hanya mengatakannya, aku juga menunjukkan alamat yang baru saja kuterima dari Paula melalui pesan singkat.
Jeff membacanya sebentar dan membalas, "Oke. Kurasa kekasihmu sedang sangat membutuhkanmu sekarang."
Aku menarik ponsel kembali dan mengulum senyum. Rupanya dia mendengar semua yang kami bicarakan.
"Apa kau tetap akan ke hotel itu? Ada artikel baru yang menunjukkan kebersamaan mereka di hotel lain, dan aku tidak tahu apakah itu foto baru atau lama. Rambut Claudia ditutupi handuk."
Setelah lama di jalan, aku menumpukan siku ke bingkai jendela. Tangan kananku terasa panas saat kuletakkan pipi di sana. Aku sudah tidak bisa memikirkan apa-apa lagi sekarang.
"Artikel yang itu, ya? Aku sudah melihatnya tadi pagi. Sengaja tidak kubahas karena kupikir kau tidak akan menemukannya. Kau jarang peduli pada berita semacam itu."
"Ya, dan aku baru melihatnya." Aku membalasnya malas-malasan. Dan mungkin karena nada bicaraku yang tidak enak didengar itu, Jeff jadi tidak membalas lagi. Hening kembali menyelimuti kami, sementara kepalaku tidak berhenti memikirkan banyak hal atas kejadian itu.
"Jeff, boleh aku bertanya?"
Kekehan Jeff terdengar. Begitu kusadari, memang aneh aku meminta izin hanya untuk bertanya. Sejak kapan aku mulai secanggung ini di sekitarnya?
"Kau tidak perlu izin untuk bertanya padaku, Ava. Aku akan dengan senang hati menjawab yang kubisa." Nada jenaka yang biasa kudengar saat mengobrol dengannya dulu kembali kudengar.
"Aku hanya penasaran. Seandainya kasus mereka dibiarkan begitu saja dan, ya, orang-orang akan percaya kalau mereka memang menjalin hubungan kembali--bagi yang tidak tahu, akan menganggap mereka selingkuh darimu, kira-kira apa yang akan terjadi? Aku yakin ada sesuatu yang lebih besar yang akan terjadi jika ini tidak segera ditangani, bukan?"
Oke, terlalu panjang untuk satu topik pertanyaan. Namun, aku sengaja mengatakannya agar Jeff benar-benar mengerti maksud yang kutanyakan padanya. Aku tidak ingin mendengar jawaban yang membuatku merasa agak spesial.
Jeff menyugar rambutnya agak gusar, dan berhasil menyadarkanku kalau masalah yang akan dihadapinya mungkin tidak sesepele yang kubayangkan. Jeff membelokkan mobil ke sebuah gang di antara dua gedung apartemen, padahal aku yakin alamat yang Paula kirimkan sudah sangat dekat.
Aku merasa seperti baru saja melihat sisi lain dari Manhattan sekarang. Gelap, tersudut, dan entah bagaimana menyebutkannya, tidak terjangkau oleh sorotan. Orang-orang bisa melakukan kejahatan tanpa ragu, sebab tidak akan ada yang mau melihat ke sini.
Namun, dengan kefrustrasian yang menenggelamkan Jeff saat ini, aku yakin dia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk. Bisa jadi dia hanya memerlukan tempat untuk berhenti sejenak, merilekskan diri setelah konsentrasinya tersita untuk mengemudi.
"Rencana orangtua kami akan hancur, Ava. Rencanaku ingin membatalkan pernikahan mungkin sudah mengecewakan, tetapi aku masih memikirkan cara lain agar rencana merger perusahaan tetap terjadi. Sedangkan kejadian ini akan membuat mereka bermusuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart to Break [✔]
Romance[Song Series][Completed] Ava, seorang layouter majalah, tidak pernah sesial ini dalam hidupnya; kekasihnya setuju dijodohkan dengan wanita lain, dan dia juga harus kehilangan pekerjaan di saat yang bersamaan. Orang bilang, di balik kesialan, akan di...