⚠️
Tidurku terusik karena tidak ada lagi lengan yang melingkari pinggangku. Udara yang menembus serat-serat kain dari kemeja Nate yang kukenakan terasa dingin hingga membuatku bergidik. Selimut masih menutupi tubuhku, tetapi rasa hangat yang mengantarku tidur sudah tidak ada lagi. Posisiku berbaring berubah telentang. Sisi kiri kasurku sudah kosong, tetapi bagian itu masih terasa hangat. Alby belum lama pergi meninggalkanku. Kenapa dia buru-buru pergi?
Aku ... masih sangat merindukannya.
Tidak kusangka aku berani memintanya agar memelukku. Dengan dia berada di sini, aku tidak memikirkan hal lain lagi selain memanfaatkannya. Aku tidak ingin sendirian. Hyunjoo sedang hamil, tidak baik kalau terus-terusan membuatnya merasakan kesedihanku. Pete sepertinya sudah pindah, karena sehari sebelum Nate pergi, dia sedang berkemas. Andai Dave belum menikahi Hyunjoo, aku pasti menyeretnya ke sini. Jeffrey sangat memperhatikan aku, tetapi dia terlalu posesif dan itu tidak membuatku nyaman bersamanya. Satu-satunya orang yang tepat adalah Alby. Penerbangan dari London ke New York menghabiskan waktu berjam-jam, setidaknya dengan membiarkan dia ada di sini juga berarti menghargai usahanya.
Namun, apa tindakan sudah tepat? Apa boleh aku benar-benar bergantung padanya? Bisakah aku memercayainya?
Aku tidak tahu. Pete akan menjadi orang pertama yang akan berteriak kalau aku sangat bodoh jika masih ingin percaya pada Alby. Hatiku menginginkannya. Nate sudah pergi, hanya Alby satu-satunya pria yang kuinginkan untuk memberi warna kembali di hidupku yang suram. Apakah cukup adil jika Alby harus mengurusku yang hidupnya sudah kacau ini?
Kuharap Mom atau Nate menjemputku. Karena di dunia ini, aku sudah takut berharap terlalu banyak. Aku tidak ingin pada akhirnya Alby juga akan pergi seperti mereka. Takdir senang sekali merenggut semua orang yang kusayangi.
Aku kembali berbaring dalam posisi miring, meringkuk. Tubuhku yang tidak bertenaga ini kupeluk dan kuhirup kuat-kuat aroma Nate yang tersisa dari kemejanya. Ini membuatku merasa bahwa Nate masih berada di sekitarku. Aku ... belum bisa merelakan dia pergi, meski orang-orang berkata itu akan menyulitkannya di kehidupan yang lain. Hanya dia satu-satunya yang memiliki hubungan darah denganku.
Sekarang aku menangis lagi. Tidak hanya air mataku yang mengalir, aku juga meraung. Kupikir tidak masalah karena tidak ada orang lain selain aku. Namun, ketika pintu kamarku tiba-tiba terbuka, aku langsung menutup mulut. Kukira Alby sudah pulang.
"Kenapa kau menangis?" Dia sudah berada di hadapanku, bahkan menarikku ke pelukannya lagi. Aku benci mengakui kalau masih ingin dia berlama-lama di sini. "Ava, sudah. Ada aku di sini, aku tidak akan ke mana-mana."
Aku sudah terisak, tetapi air mataku tidak mau berhenti mengalir membasahi sweter yang dikenakan Alby. Cukup lama seperti ini. Dia sangat sabar mengusap punggung dan rambutku. Aku bahkan tidak pernah membayangkan situasi seperti ini akan terjadi. Maksudku, dulu dia adalah pria yang ingin kusingkirkan dalam hidupku, tetapi sekarang aku justru bergantung padanya.
"Sudah selesai? Ayo, kita harus makan malam. Tubuhmu sangat ringan saat kugendong ke kamar. Sejak kapan kau tidak makan?"
Semua yang ada pada diri Alby terasa begitu hangat. Sentuhannya, pelukannya, bahkan suaranya pun. Debar jantungnya sama cepatnya denganku, dan aku sangat menikmatinya. Berada di pelukannya seperti ini berhasil membuatku meragukan keputusanku untuk pergi.
"Aku tidak ingat. Tapi sekarang aku sangat lapar."
"Kalau begitu kau harus makan." Alby melepaskan pelukan dan memosisikan tangan di lipatan kaki dan punggungku. Dia berusaha menggendongku lagi, tetapi aku menahannya. Aku tidak memakai celana saat ini, dan tangannya yang panas langsung menyentuh kulit lipatan kakiku. Di saat seperti ini, aku tidak bisa menerima sensasi yang berhasil menggelitik perutku.
![](https://img.wattpad.com/cover/265676005-288-k122874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart to Break [✔]
Romansa[Song Series][Completed] Ava, seorang layouter majalah, tidak pernah sesial ini dalam hidupnya; kekasihnya setuju dijodohkan dengan wanita lain, dan dia juga harus kehilangan pekerjaan di saat yang bersamaan. Orang bilang, di balik kesialan, akan di...