SBU 84

7 6 0
                                    

CILOK BA




Maaf gays gajelas 🙏😌

***

BUGH!

"Setan lo!"

"Anjing!"

Umpatan kasar itu keluar dari mulut Sakti. Persetan dengan keadaan Fadil yang sudah babak belur di depannya, Sakti belum juga berhenti memukuli pria itu. Ia tidak peduli meski yang didepannya ini adalah temannya.

Begitupun dengan Fadil. Entahlah berapa kali umpatan yang memekikan telinga, juga tonjokan bogem Sakti pada perut dan wajahnya, Fadil masih pasrah saja manusia di depannya ini menghabisinya. Sekalipun ia akan kehilangan nyawa, ia ikhlas. Benar-benar ikhlas.

"SAK, SADAR GOBLOK!" Entah darimana datangnya seorang Alfa, ia muncul begitu saja, mendorong Sakti untuk menjauh dari Fadil yang sudah ala kadarnya.

"LO YANG SADAR! KALO BISA SADARIN TEMEN LO INI!"

"UDAH WOY! LO MAU BUNUH TEMEN SENDIRI?"

Sakti terdiam sebentar. Menatap Fadil yang tak jauh didepannya, dengan wajah biru yang nampak menahan sakit dengan jelas.

"Gue kecewa sama lo berdua!" Final Sakti berakhir pergi darisana. Sedangkan Fadil dan Alfa masih sama diamnya. Dengan pikirannya masing-masing.

"Lo ngapain emang?" Tanya Alfa.

Fadil hanya tertawa hambar. Meratapi kebodohannya.

***

"Beruntung banget. Hape rusak langsung diganti, lah gue. Musti jelasin panjang kali lebar aja harus nunggu Bang Alji beli hp baru."
Keluh Almira menatap handphone bercash silver hologram milik Starlla. Starlla tersenyum saja.

"Sama aja sih. Data proposal yang belum gue pindahin ke laptop ada disana. Yah gue terpaksa harus bikin lagi." Ucap Starlla.

"Eh Mir, hubungan Bang Alji beli hp baru sama hp lo apa?"

"Kalo Bang Alji udah beli hp baru, otomatis hp lamanya kan diwarisin sama gue. Mau nggak mau, daripada harus bongkar celengan kan." Almira menopang dagunya. Menyapu seluruh ruangan kelas.

Reina menghela nafasnya. "Sama. Gue juga harus sabar. Nunggu papah gajian. Bingung deh gue gabisa gangguin Ferro. Mana gue diinterogasi 3 jam pulang dari sana." Ucap Reina.

"Tapi gila sih, kejadian semalem beneran hal paling mendebarkan dalam hidup gue. Berasa lagi berhadapan sama ketua mavia tau!"

"Sumpah! Gue rasanya tuh kaya mau argh! Pingson."

"Btw nasib si brewok gimana ya?"

"Hahaha gue ngakak, sama si brewok."

"Sekarang aja ngakak, tadi malem lo udah mau nangis."

"Emang nangis kali."

"Syah, ngapa sih, diem-diem mulu?" Syahla mendongak. Menatap Reina sebentar lalu menghela nafas.

"Gue mau ke kantin dulu." Ucapnya beranjak. Starlla berdiri. "Gue ikut!" Ucapnya berjalan cepat menyusul Syahla.

Starlla dan Syahla berjalan tenang. Tidak ada percakapan antara keduanya. Pikiran mereka masih menerawang jauh. Kejadian semalam masih cukup membekas terutama di pikiran Syahla.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang