SBU-10

84 19 5
                                    

Jika aku adalah salju yang terbang di udara seperti butiran debu, mungkin aku bisa meraihmu lebih cepat.

-springday (BTS)

***

GUBRAK!

Niat dan rencana yang sudah dibuat mati matian oleh Syahla malah digagalkan oleh polisi tidur sial yang malah menyandung sepedanya membuatnya kehilangan kendali dan terjatuh dengan indahnya tak jauh di depan 3 makhluk biadab yang menurut Syahla tidak pantas melihat adegan itu.

"Anjir." Umpat Syahla dalam hatinya. Bukan sakit yang ia rasakan tentunya. Namun MALU. Ulangi. M-A-L-U. Bersusah payah menjaga imagenya di sekolah dan yang terjadi adalah secuil upil bambank. Tidak sampai satu detik seseorang diantara mereka menghampiri Syahla sambil membantunya mengangkat sepeda itu.

"Gapapa ka?" Tanya orang itu. Syahla hanya menganggukan kepalanya malu. Sambil mencuri pandang ke arah 2 orang sisanya yang ternyata nampak tidak peduli. Bagus. Namun masalahnya satu orang ini malah membantunya. Bagi Syahla lebih baik tidak ada yang membantunya sama sekali daripada harus ditolong olehnya.

"Kempes tuh bannya. Mau dibantuin ga?" Tanya orang itu tersenyum cerah.

"Nggak usah. Nggak papah." Jawab Syahla merapihkan bajunya dan menenteng sepedanya. Namun orang itu mencegatnya.

"E tunggu. Itu kakinya berdarah." Serunya.

Syahla menundukan kepalanya untuk melihat kakinya. Dan benar saja tulang keringnya nampak luka goresan merah. Syahla jadi perih sendiri melihatnya. Ia meringis pelan.

"Nih....pake aja!" Orang itu mengeluarkan plester dari saku kemejanya sambil ternyum tulus.

Syahla hanya terdiam saja menatap plester itu tanpa berkedip. Sementara yang memberinya malah tertawa.

"Ambil aja! Saya bukan orang jahat kooo! Itu tuh temen temen saya emang nakal, tapi nggak jahat!" Serunya.

Syahla menerima plester itu. "Makasih." Ucapnya.

"Fadil. Fadil Risqullah."

"Hah? Oh... Syahla."

"Oooh jadi namanya Syahla ya? Saya sering liat kaka bareng sama Ka Starlla , Ka Almira, sama Ka Reina. Kaka bukan anggota OSIS yah?" Tanyanya.

"Iya hehe." Jawab Syahla memakai plester itu sembari menenteng sepedanya dan segera pergi dari sana. "Duluan." Ucapnya sebelum pergi.

***

"

Yaaa gitu pokonya. Ngeselin banget kan!" Ucap Syahla memegang handphonenya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya sibuk membuat puisi untuk tugas bahasa Indonesia lusa.

"Wahahah kebayang kalo gue! Lagian kenapa sih lo pake biarin mereka pulang berdua!" Ucap Almira dari sebrang telepon.

"Yaaa habisnya kan gue pengen nyatuin mereka Mir!"

"Yaa nggak gitu caranya! Kalo kaya gitu mah Ferro pasti perlahan bakalan nyadar terus lo mau dia salah paham. Nganggepnya apa gitu? Terus kedekatan kalian ancur?"

"Ih lo mah! Doanya jelek banget. Tenang aja. Ferro bukan orang yang peka kooo, buktinya perasaan gue sampe sekarang aja sama sekali nggak dia sadarin."

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang