SBU 86

12 7 0
                                    

Nyong nyong nyong nyoooong!!!
Wang wang wang waaaang!!!

Kubutuh uang :)

***

Almira melangkahkan kakinya dengan seksama. Pikiran, dan tekadnya sudah bulat. Semalaman ini, ia menyiapkan mental dam kata-kata yang bahkan ia latih untuk mengutarakannya.

Hari ini juga, Almira akan menemui Langit. Persetan dengan gensinya selama ini, yang jelas, perasaannya tersalurkan.

Pertanyaan Sakti masih terbayang jelas di benaknya, juga memori tentang keakwardan yang ia alami di sekitar 2 hari yang lalu. Rasanya, Almira ingin terbang saja melihat bintang.

Langkahnya masih tegas, hingga lututnya perlahan lemas, dan kakinya menjadi sangat berat untuk melangkah. Hatinya berdebar-debar. Tentu saja, kurang dari 5 meter di depannya, Langit tengah fokus pada gitarnya sambil tertawa ringan. Tawa yang sudah sangat jarang Almira jumpai.

Almir memilih mundur beberapa langkah, sambil menyembunyikan badannya di sela tembok putih besar. Matanya menyusuri setiap halaman rumah Langit, hingga akhirnya tatapannya berhenti pada Syahla yang juga tengah tertawa disana. Dan hanya berdua.

Oh, cuman Syahla ko. Almira memaksakan bropini baik. Meskipun, jauh disana, di lubuk hatinya terasa sedikit mencekik.

"HAHAHA!" lagi-lagi Almira mendengar tawa Langit. Beruntung sekali berada pada posisi Syahla. Bisa mendengar tawa lepas Langit seperti itu.

Mereka kan temen dari kecil. Lagi dan lagi, otak Almira memaksakan beropini baik. Almira mengeluarkan handphone baru. Ralat, handphone bekas Bang Aljinya lalu mengetikkan sesuatu disana.

Anda
Syah, gue pengen curhat.

Tidak ada balasan. Yah, mungkin saja disana, Syahla dan Langit sedang bernostalgia, dan Syahla, tidak membawa handphonennya.

1 menit.
2 menit.
3 menit.

Seperti orang bodoh, Almira masih tetap berdiam disana. Menatap dengan pedih kedua insan itu.

Menghembuskan nafasnya, Almira berjalan berbalik, menatap kembali layar ponselnya, dan menemukan pesan di dalamnhmnya.

AyamBucin
Curhat aja bu haji
Maap tadi gue habis makan

Almira tersenyum getir. Jelas-jelas ia melihat semuanya. Merasa kesal dengan jawaban bohong Syahla, Almira melangkahkan kakinya untuk pergi. Melupakan semua yang sudah ia siapkan 2 hari ini

***

Langit sedikit mendung. Tapi tidak membuat Langit berupa manusia untuk mengurungkan niatnya memainkan gitar kesayangannya di depan rumah.Lagipun, tidak ada salahnya menggalau ditemani hujan.

Satu petikan.

Langit bingung sendiri akan memainkan lagu apa. Matanya menyapu bersih sekitaran rumahnya, hingga tatapannya berhenti pada Syahla, teman semasa kecilnya sekaligus tetangganya. Ia tengah membuang beberapa kantung sampah lalu kemudian berjalan masuk menuju pagar rumahnya.

"Kutak bisaa.....
Jauh....jauh.....
Darimu...."

Langit mulai bersenandung sendiri. Menatap kosong tanah berhiaskan rerumputan hijau di depannya. Suara Langit tidak begitu bagus. Namun juga tidak buruk. Masih bisa didengarkan dan dinikmati, hanya saja, perlu sedikit lagi penghayatan dan ketepatan nada. Karena terkadang, Langit bernyanyi tanpa ekspresi.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang