SBU-23

59 17 2
                                    

Tawa tak selalu suka
Tangis tak selalu duka
-something bertween us










Erere
Turutututututut


Ai kamu!



Vote dulu anjay





Ai kamu!!

Assdffghjkl😊

***

"Dimarahin ya?" Celetukan itu seolah olah ingin rasanya membuat Starlla menghabisi orang itu saat ini juga. Masalahnya, sedang nyaman nyamannya ia menenangkan diri sambil melamun, ia malah datang dengan suara menjengkelkannya.

"Makanya jangan coba coba ngancem eskul gue." Ucapnya lalu beranjak dari sana.

Stralla membuang napas jengah. Ia malas berkomentar. Sosok itu tidak pantas membuatnya harus menbuang buang waktu untuk berbicara.

"Dimarahin si Langit lo?" Tiba tiba dengan topik yang sama dan suara yang berbeda datang. Kali ini tidak membuat Stralla semakin badmood. Mungkin,sebaliknya. Malah menaikan moodnya.

"Sok tau." Jawab Starlla mencoba mengelak. Agar pembicaraan mereka bisa berlanjut pastinya.

"Wajah lo nggak bisa bohong. Pasti tentang eskul laknat itu kan?" Ucapnya, membuat Stralla sedikit terkekeh.

"Lo bisa diem nggak? Gue males bahasnya." Jawab Starlla kesal.

"Lo malu jalan bareng gue?" Tiba tiba pertanyaan itu muncul dari mulut Alfa. Membuat Starlla langsung membulatkan matanya hingga 360 derajat. (Enggalah, gila aja mata 360 derajat). Stralla cukup tertegun sebentar, kemudian menarik napasnya untuk kembali mengoptimalkan detak jantungnya.

"Kenapa lo bisa berpikiran gitu?" Starlla balik nanya.

Alfa terkekeh pelan. "Gue kan kenal lo dari lama. Masa sih gue nggak tau." Jawab Alfa dengan pandangan kosongnya.

"Gue nggak ngerti apa maksud lo." Ucap Stralla lalu meninggalkan Alfa sendirian. Sementara Alfa hanya tersenyum miris menatap lepas ke arah lapangan yang dipenuhi oleh anak anak yang sedang bermain basket.

Lo emang nggak pernah berubah Star.

***

"

Mirr, lo bisa nggak sih dengerin gue ngomong dulu?" Langit mengejar Almira sembari menaikan suaranya yang sedari tadi tidak didengar.

Almira terdiam. Ia benar benar kecewa dengan keputusan Langit barusan. Apalagi ketika secara terang terangan, Langit malah membela Abel dan secara tidak langsung, ia malah mempermalukan sahabatnya di depan Abel.

"Lo nggak usah ikut ikutan marah."

"Gue nggak marah!"

"Tapi muka lo nunjukin kalo lo lagi marah."

"Habisnya gue kesel. Ngapain coba lo belain si Abel?"

"Gue nggak belain dia. Gue cuman mencoba loyal."

"Yaudah terserah lo aja."

"Jangan marah dong."

"Nggak. Gue nggak marah. Tapi sebagai gantinya, lo harus beliin gue boneka, traktir gue makan, traktir nonton,-"

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang