SBU-44

39 13 1
                                    

Kita bersahabat
Tapi tidak untuk tujuan
Kita bersahabat
Tapi tidak untuk cinta
-Reina Finarja




Hay gays
Nyanyi dulu!

Dan tunggulah
Ku disana
Memecahkan
Celengan rinduku...

Berbocengan denganmu
Mengelilingi kota
Menikmati surya perlahan menghilang

Hinggaaa
Kejeamnya waktu
Menarik paksa
Kau dari pelukku

Lalu kita kembali
Menabung rasa rindu
Saling mengirim doa
Sampai nanti,




















Sayangku :)












Vote dulu.


















Malesin sekul di rumah.
Serasa orkay yang tak bersosialisasi
Intinya
Kangen dia

Aaaaaaaaaaaaalaaaaah!



















Udah di vote?













Okhay sip!

Asdfghjkl😓

***

Sudah pukul 17.25. Tapi Langit masih saja belum menampakan dirinya. Almira menghela napasnya. Mencoba berpikir posistif. Mungkin saja mereka terjebak macet. Atau Langit lupa jalan atau apapun itu. Merasa bosan, Almira menatap kearah langit lewat jendela RUMOS. Ternyata mendung dan hujan mungkin akan segera turun. Ia terduduk lemas. Sedikit menyesali keputusannya tadi tapi segera menampiknya.

Untungnya, sekolah memang sepi tapi sepertinya masih ada murid murid di dalamnya. Karena yang ia tahu, PMR akan mengadakan acara jadi sepertinya mereka ada rapat. Setidaknya ia tidak sendirian di sekolah.

Sedangkan di depan toko kue, Langit bersusah payah menahan emosi yang menggebu gebu dibantinnya. Hujan turun begitu saja dengan derasnya dan ia sama sekali tidak membawa jas hujan. Membuat ia dan Abel jadi harus menunggu cukup lama untuk hujan tidak sederas ini.

"Sorry ya Ngit. Jadi hujan gini." Ucap Abel namun sama sekali tidak digubris Langit.

"Ngit....gue nggak bermaksud-"

"Udah. Udah terjadi juga." Potong Langit menatap rintikan air hujan. Almira apa kabar? Pikirannya terus saja mengarah pada Almira. Hingga satu tangan menggenggam tangannya dengan erat dan malah mengejutkannya. Almira pun tidak pernah seperti itu.

"Gue minta maaf gara gara gue kita jadi basah gini." Ucap Abel lagi. Langit melepaskan genggaman itu kasar sambil melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Abel.

"Nih. Seragam lo putih." Ucap Langit cepat. Abel tersenyum manis. Hatinya sungguh berbunga bunga karena ini seperti adegan di film film romantis.

"Makasih ya." Jawab Abel dengan senang hati memakai jaket kulit berwarna hitam itu. Satu yang Langit putuskan sekarang. Ia tidak akan pernah memakai jaket itu lagi. Selamanya.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang