SBU-6

103 21 3
                                    

Semacam teman yang terlalu nyaman

-Syahla Latifah Afrina

***

Empat wanita itu sedang berjalan menuju kelasnya. Mereka yany selalu menjadi perhatian setiap orang dari golongan adam maupun hawa. Mereka yang tak henti hentinya menuai pujian dan hujatan dari golongan adik maupun kaka kelas. Dan yang jelas, MEREKA TIDAK PEDULI.

"Eeeh gimana Syah? Mading udah jadi?" Tanya Reina membenarkan posisi tasnya.

Syahla tercengang mendengar pertanyaan Reina. Hal itu mengingatkannya pada insiden kemarin sore.

"Ah! Eror. Kena hujan kemaren. Gue kelupaan hujan hujanan sama Ferro." Ucap Syahla kelepasan menyebut nama Ferro. Ia melirik sedikit ke arah Reina yang memang bisa dilihat raut wajahnya yang langsung berubah. Almira hanya menyenggol pelan lengan Syahla dengan sikunya.

"Lo ngapain juga hujan hujanan sama tu tikus!" Seru Starlla. Syahla hanya tersenyum aneh sambil tetap curi curi pandang ke arah Reina.

"Eh, gue kemaren ke taman yang deket perempatan itu loh. Bunganya gila keren semua! Udah pada mekar kaya hidung si Syahla!" Seru Almira mengalihkan pembicaraan. Dan, sengaja ia berbicara begitu untuk mengetahui reaksi Starlla. Namun yang diharapkannya nihil, Starlla hanya mengohkan saja.

"Sama siapa?" Tanya Reina yang sedari tadi hanya diam.

"Alfa." Jawab Almira singkat.

Reina dan Syahla sama sama tersenyum misterius ke arah Almira. Bersiap untuk menggodanya. "Emmmmm Alfa siapa niiiih?" Tanya Syahla dengan nada jijiknya. "Yang adkel looooh yang katanya ngeselin!" Jawab Reina sok imut. "Oooooh yang adkel. Yang katanya ngeselin tapi ke taman bareng!" Seru Syahla. "Iya yang itu. Ada apa yah kira kira?" Seru Reina senang.

"Bacot ah!" Almira mendelikan matanya kesal.

"Brisik lo semua. Di liatin kaka kelas tuh!" Tegur Starlla yang akhirnya membuat semuanya diam seribu bahasa.

***

"Lo maunya apa sih!" Seru Starlla melempar sebuah kamus berukuran tebal ke arah seorang pria berperawakan tingii, dan senyum seringai yang dapat membuat nyali ciut seketika. Pria itu berbalik dengan wajah yang tetap santai.

"Gue nggak minta apa apa. Lo nya aja yang kenapa tiba tiba ngelemparin gue pake kamus ini." Jawab Alfa dengan wajah datarnya.

"Lo nggak usah permainin Almira. Dia nggak salah!" Seru Starlla kesal.

"Hah? Gue mainin Almira buat apa?"

"Lo jauhin Almira! Atau lo bakal tau akibatnya!"

"Kalo gitu, bisa nggak lo jelasin sama gue kenapa lo benci sama gue?"

Mata Starlla melebar. Ia tidak menyangka masalahnya akan jadi serumit ini. Bahkan sampai harus melibatkan sahabatnya.

"Gue nggak akan jelasin semuanya sama lo! Biar aja lo yang intro sendiri. Kalo masih punya otak, dipake! Jangan di gadein ke warteg!" Seru Starlla pergi melangkahkan kakinya menjauh dari sana.

"Gue nggak akan nyerah! Gue bakal terus deketin Almira sampe lo jelasin semuanya!" Alfa berteriak. Tidak peduli dengan siapapun yang mendengarnya, baik kaka kelas sekalipun. Karena yang ada di pikirannya hanya satu. Mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang mengganggunya selama ini.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang