SBU-1

317 38 8
                                    

Salam Hangat! Selamat datang kembali di lapak ajun eya! Kali ini semoga manteman syukah dengan ceritanya!

And,

😄 Happy Reading 😄


"Truth or Dare!" Seruan itu muncul dari kamar Almira dengan kencangnya.

Semuanya memasang wajah pucat saat mendapati pensil yang diputar untuk sekian kalinya dan akhirnya berhenti dan mengarah ke depan Reina. Dan ini pertama kalinya pensil itu mengarah pada Reina.

"Truuuuuth or Dare?" Seru Syahla mengulangi pertanyaannya.

Reina tersenyum getir menatap pensil itu seolah olah ingin menelannya.

"Oke. Truth!" Jawab Reina mantap dan ini membuat 3 sahabatnya melonjak kesenangan. Syahla menarik napasnya perlahan.

"Oke, jadi selama ini lo suka sama siapa?" Tanya Syahla semangat.

Reina membelalakan matanya seolah olah ingin sekali menghujat sahabatnya itu. Untung sahabat. Sementara Syahla yang melompat kegirangan, Almira dan Starlla hanya menatapnya dengan senyum penuh kemenangan.

Bangke. Ucap Reina dalam hatinya.

"Yaaa selama ini orang yang gue suka adalah.... Ferro."

Deg. Syahla merasakan jantungnya berdetak hebat, bahkan menari nari dengan centilnya dia dalam sana. Dan, apa yang membuatnya begitu?

Semuanya sempat menganga sebentar dan kembali normal.

"O, oke mari kita lanjut." Seru Almira memutar kembali pensil itu.

***

"Bang! Elaaaaah lama amat sih! Gue harus cepet cepet nih. Ntar telat kan mampus! Ya ampun nanti gue dihukum 2 kali lipat gimana?" Omel Almira panik.

"Rese amat sih lo! Noh si Langit udah nungguin. Lonya aja kelamaan dandan." Tegur Bang Alji namun santai.

Almira membelalakan matanya. Yang awalnya besar, jadi tambah besar.

"Kenapa nggak bilang dari tadi!" Teriak Almira memukul mukul sang kakak. Alji hanya meringis sambil berlari menghindari pukulan maut dari adiknya itu.

Almira menarik napas, membetulkan rambutnya dan kacamatanya yang sedikit acak acakan.

Ia melangkah keluar dan menemukan sosok tampan yang menjadi pacarnya sekarang. Bryandea Langit yang nampaknya tengah membetulkan kerah blazernya.

"Naik." Suara berat dan dingin itu membuyarkan lamunan Almira. Membuatnya berjalan pelan dan menaiki motor sang Langit itu. Tidak ada suara disana, namun cukup membuat Almira terbang di atas awan. Sudah lama Langit tidak menjemputnya dan ini pertama kalinya setelah penantian berbulan bulan .(lebay ah).

Motor itu berhenti di radius 300 meter dari sekolah. Almira sudah terbiasa dengan ini, dengan Langit yang tidak akan pernah mengantarnya benar benar sampai di sekolah. Perih memang. Hanya saja itu semua demi hubungannya.

Flashback on

"Almira! Berhubung kita menangin lomba ini bareng bareng, gue mau ngomong sama lo!" Teriak Langit dengan semangatnya menarik tangan Almira.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang