SBU-66

40 14 1
                                    

Bukan senyum yang mengartikan rasa
Tapi mata.
-Starlla Halizatunnisa

Kamu kamu kamu
Curi perhatianku
Ingin selalu dekat denganku...

Malu malu malu
Ku tapi mau
Kau telah merubah duniaku


🙇🙆 : Happy Reading!!
🙇 : Jan lupa Vote!

***

"Mau ngapain lo kesini?" Sakti menatap datar kedatangan Alfa ke warung tongkrongannya. Alfa mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

"Pengen kesini doang." Jawabnya tak kalah datar.

"Udah puas lo mau ngancurin OSIS?" Tanya Sakti. Alfa tertawa hambar.

"Mereka nggak hancur tuh. Ketosnya bijak." Jawab Alfa menatap kosong ke arah jalanan.

"Tapi lo ngancurin hati orang!" Jawab Sakti lagi.

"Lo yang ngasih tau gue." Ucap Alfa lagi. "Lo pun udah ngancurin hati orang." Tambahnya menatap Sakti dengan senyum enteng. Sementara Sakti menatap jalanan dengan mata yang sangat kosong melebihi kekosongan di mata Alfa. Kemudia tertawa hambar.

"Gue emang udah ngancurin hati orang!" Jawabnya parau. Alfa menepuk pundaknya pelan.

"Gue duluan. Lo mau ikut?" Tanya Alfa.

"Kemana?" Tanya Sakti walaupun tidak begitu tertarik.

"Markas Dallas." Kali ini Sakti benar-benar tertawa ngakak mendengarnya. "Gila lo! Ngapain gue kesana?" Ucap Sakti masih tertawa.

"Lo bakal diterima dengan baik. Kalo lo mau gabung." Jawab Alfa santai. Meskipun jantungnya sedang kacau balau takut Sakti akan marah dan menghajarnya dengan sumpah serapah tajam.

"Itu tujuan lo kesini?" Tanya Sakti datar. Tawanya terhenti.Alfa tersenyum lalu menggeleng pelan. "Gue cuman kangen si curut!" Jawabnya memasuki warung. Sakti tersenyum simpul. "Nggak ada orangnya! Tadi katanya ada yang ngajak dia gabung band gitu. Gatau siapa namanya." Jawab Sakti. Alfa keluar dari warung.

"Yaudah gue duluan!" Seru Alfa menaiki motornya. Yang kemudian kembali berbalik menatap Sakti yang juga tengah menatapnya. "Gue harap lo pikirin omongan gue yang tadi!" Tambahnya kemudian benar-benar pergi darisana. Sakti menatap intens kepergian Alfa. Ia terkekeh pelan. Kedatangan Alfa memang bertujuan mengajaknya bergabung dengan Dallas rupanya.

Namun tak diindahkannya. Ia tidak ingin bergabung dengan geng licik seperti itu. Yang sudah mengambil satu orang sahabatnya. Dan ia tidak akan membiarkan mereka kembali mengambil sahabatnya lagi.

***

"Gagal lo?" Rafif tertawa keras saat melihat wajah Alfa yang kosong. Ia ingin menghajarnya saat itu juga namun tangannya ditahan oleh Fian.

"Biarin aja. Semuanya sesuai rencana ko." Bisik Fian. Rafif menurunkan tangannya. Tak jadi menghajar Alfa. "Gue jalanin rencana kedua aja. Atau tetep bujuk Sakti?" Tanya Alfa. Rafif dan Fian saling berpandangan bingung.

"Rencana kedua aja. Bujuk Fadil langsung." Alfa mengangguk. Setidaknya, ganjaran ini akan cepat berakhir. Ia tidak akan membujuk siapapun untuk masuk Dallas. Bukankah ia juga tidak membujuk Sakti bukan? Ia hanya mencoba menawarkan. Seperti itulah Alfa.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang