SBU-75

39 9 1
                                    

***

Vote dulu dong...hargain author 😊
Ngetiknya cape looh
Ngegayalnya apalagi 😅
Matanya juga atit liat hp mulu 😢
Makanya vote ya, biar semangat.

***

"Widih Syah! Ada yang lagi ngeband tuh di panggung! Kesana yu!" Seru Fadil menarik tangan Syahla menuju kerumunan orang yang tengah menyaksikan penampilan band itu.

Syahla mengikutinya saja dengan senang hati. Lagu-lagu yang dimainkan band tersebut cukup disukainya. Bahkan ia juga tidak menyadari kehadiran Ferro dan Reina yang sudah ikut menari-nari di sebelahnya sambil sesekali ikut bernyangi mengikuti musik.

"Lo nggak nge band juga apa?" Tanya Syahla. Fadil mengangkat kedua bahunya. "Bukan gue kordinatornya. Mau ngeband ke engga ke. Gue cuman tau nyanyi." Jawab Fadil dengan wajah yang jelas sekali menunjukan jika ia tidak suka band nya dibahas.

"Lo nggak mau nyanyi ke depan?" Tanya Syahla lagi. Fadil menatapnya sekejap.

"Lo lagi nyuruh gue nyanyi?" Tanya Fadil balik. Syahla menaikan kedua alisnya.

"Kalo iya emangnya lo mau?" Pancing Syahla. Fadil tersenyum kecil. "Gue mau. Tapi sama lo. Gimana?" Tawar Fadil. Syahla menggeleng cepat.

"Ogah ah! Lo aja. Kasian kalo gue nyanyi nanti acaranya gagal." Jawab Syahla merendah. Fadil tertawa.

"Kalo gitu gue juga ogah ah." Ucap Fadil. Syahla menatapnya bingung.

"Ko gitu?" Tanya Syahla kecewa.

"Suara gue lagi serak! Gaenak buat nyanyi." Jawab Fadil memaksakan senyum. Syahla mengangguk saja. Kemudian kembali menatap kearah panggung.

***

"Lo mau arumanis?" Tawar Langit. Abel mengangguk senang sambil menatap deretan arumanis dengan farian yang bermacam-macam.

"Tapi gue juga mau ice cream!" Jawab Abel manja.

"Yaudah gue ke arumanis lo ke ice cream." Ucap Langit akhirnya. Abel mengangguk cepat sambil berjalan ceria menuju penjual ice cream. Sementara Almira yang masih bingung memilih berjalan asal saja untuk melihat sekitar. Tempat ini terlalu mengingatkannya akan suatu hal baginya.

"Lo ikut gue." Ucap Langit dingin. Almira tidak menghiraukannya. Ia malas berlama-lama dengan Langit yang menurutnya jadi amat sangat aneh. Ia memilih untuk tetap berjalan menjauh, mencari suasana yang membuatnya lebih nyaman.

Namun diluar dugaannya. Jika orang biasanya Langit akan membiarkan orang yang tidak menghiraukannya, maka sekarang berbeda. Langit malah mencekal lengannya dan menariknya menuju penjual arumanis.

"Lo gila apa?" Seru Almira melepaskan cekalan itu dari lengannya.

"Gue nggak suka dibantah." Jawab Langit tanpa menoleh kearah Almira.

"Lo pikir, gue suka diatur?" Ucap Almira tanpa kembali mencoba untuk pergi. Ia tidak ingin bertengkar lagi dengan Langit. Lebih baik ia mengikuti saja apa yang dikatakan pria itu.

"Arumanisnya dua ya mang!" Pesan Langit. Penjual arumanis itu nampak tersenyum lalu segera mengerjakan tugasnya untuk membuat arumanis.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang