Ketika hujan mulai berbicara dengan menumpahkan airnya, disitulah terputar kembali semua kenangan seolah menjadi mesin waktu.
-something berween us
***
Reina membanting kasar bukunya ke arah meja. Ia nampak sangat kesal dan marah dengan entah siapa. Orang orang di kelas menatpnya penuh keheranan tapi sama sekali tidak ia pedulikan.
Reina menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya. Ia nampak sangat hancur kini.
"Lo kenapa?" Tanya Syahla mengahmpiri Reina dengan tergopoh gopoh. Ia sudah melihat Reina menangis tadi dari arah toilet, ia mencoba mengejarnya, namun tidak bisa.
"Reiiii......lo kenapa?" Ulang Syahla kali ini sedikit berbisik. Reina mengapus air matanya sebentar.
"Gue ditembak adkel. Namanya Fadil." Ucap Reina tersedu sedu. Almira dan Starlla berhadapan memasang wajah kebingungan. "Cuman di tembak dekel?" Tanya Almira tidak bisa menyembunyikan keterkejoedannya.
"Ya nggak gitu. Gue tolak dia karena gue sukanya sama Ferro. Tapi gue nggak enak banget liat wajahnya. Gue coba jelasin sama dia dan dia ngerti, tapi malah banyak yang bilang gue sok jual mahal. Gue coba ungkapin perasaan gue sama Ferro tadi, tapi.....ditolak." Tutur Reina. Syahla membelalakan matanya. Seberani itukah Reina?
Syahla mengerutkan keningnya sambil berpikir keras. Bikankah baru saja kemarin ia mendengar ucapan Ferro bahwa ia menyukai Reina?
"Jadi yang bikin lo nangis apa?" Tanya Starlla.
"Gue ngerasa bersalah sama Fadil dan gue juga sakit hati sama Ferro." Ucap Reina. "Padahal baru aja tadi malem gue dapet chat dari dia dan dia ngirim emot love buat gue. Gue pikir dia juga suka sama gue. Makanya gue berani ngungkapin suka." Ucap Reina di sela sela tangisnya.
Syahla berdiri mencari seseorang bernama Ferro untuk mencari tahu sesuatu apa yang membuatnya menolak Reina. Sementara Starlla dan Almira masih diam di tempat utuk berusaha menghibur Reina.
"Fadil yang nembak lo maksudnya Fadil Risqullah?" Tanya Almira.
"Iya. Fadil yang waktu bareng sama Alfa di kantin." Jawab Reina yang nampaknya sudah menyelesaikan tangisnya. Almira berdehem sebentar. Lagi lagi masalahnya berkaitan.
***
"Ferro, Ferro, lo denger gue nggak? Sih!" Seru Syahla yang akhirnya berhasil mencegat langkah Ferro dengan begitu tergesa gesa. Ferro hanya menatapnya dingin.
"Apa?" Tanya Ferro malas.
"Kenapa lo nolak Reina? Bukannya lo suka sama dia?" Tanya Syahla langsung menuju pembicaraan. Ferro membuang mukanya kesal. Ia menatap lapangan dengan tatapan sendunya dan kembali menatap dingin Syahla.
"Karena yang gue suka itu lo!" Ucapnya dalam hati namun tidak bisa ia katakan begitu saja.
"Karna gue mau pegi Syah." Ucap Ferro. Syahla membelalakan matanya. "Pergi? Maksud lo apa sih?" Seru Syahla.
"Besok gue mau pindah ke Jakarta. Bukannya lo udah tau?" Tanya Ferro. Syahla semakin membelalakan matanya. "Kapan lo bilang gitu?" Tanyanya. "Kemaren. Tapi lo nya pergi gitu aja. Gue pikir lo nggak peduli." Ucap Ferro. Kaki Syahla benar benar lemas seketika. Apa yang harus ia lakukan kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Between Us (On Going)
Teen FictionKuberitahu kamu satu ya. Orang akan mengatakan cerita atau tokoh disini sedikit "menye-menye". Ya. Ini hanyalah kisah "menye-menye" beralaskan drama.Terlebih aku pastikan kamu, akan bosan oleh sesuatu didalamnya. Bahkan bingung, karena bukan hanya a...