SBU-52

46 13 2
                                    

Perasaanku seperti hukum tekanan Archimedes. Yang semakin luas permukaannya semakin melayang dalam air. Seperti semakin luas kebaikanmu semakin malayang pula hatiku dalam buaian ini.
-Starlla Halizatunnisa















Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita
Terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu.


















Vote. Tolong di camkan!


















Asdfghjkl😙

***

Almira berjalan tergesa-gesa menuju parkiran. Sore ini, ia harus ke perusahaan yang telah ditentukan sekolah untuk dijadikan sponsor. Ia dan Langit akan kesana dan memberikan proposal yang telah dibuat Starlla sambil mempresentesikan konsepnya.

"Nggak usah buru-buru. Berantakan tuh rambutnya!" Tegur Langit. Almira yang masih mencoba mengatur napasnya meraba bagian belakang rambutnya. Benar saja, ikatannya sudah tidak karuan sekarang.

"Balik badan!" Perintah Langit membalikan badan Almira menjadi membelakanginya. "Mau ngapain?" Tanya Almira tanpa menoleh. Langit tidak menjawabnya. Ia melepaskan ikatan yang sudah tidak karuan itu lalu merapihkannya. Almira sendiri sedang berusaha menahan dirinya untuk tidak berteriak. Diikatkan oleh orang lain rasanya sangat aneh. Apalagi setelah tau orang itu adalah Langit. Di parkiran pula. Tempat banyaknya siswa-siswi Bugenfil akan lewat, mengambil kendaraanya, ataupun nongkrongm

"Udah?" Tanya Almira menyembunyikan kecanggungannya. Langit mengangguk sambil memberikan helmya.

Motor berjalan dengan hening. Awalnya memang tidak ada masalah, namun kemudian, Almira melihat kejanggalan di warung yang jaraknya tak jauh dari motor yang ditumpanginya. Disana, nampak banyak orang dan beberapa motor yang berjajar acak dan nampak sengaja menutupi jalan.

"Langit, lewat jalan lain aja yu!" Seru Almira yang aneh melihat kejanggalan itu. Langit memberhentikan motornya.

"Lo liat belakang Mir!" Jawab Langit nampak waspada sana sini. Almira semakin katakutan. Apalagi setelah melihat 3 buah motor berada di belakangnya seolah memenuhi jalan dan menghalaginya untuk putar balik. Ketakutannya semakin menjadi kala melihat sekawanan orang yang awalnya nampak berkumpul di warung mulai menaiki motor dan mendekat kearahnya.

"Ngit. Mereka mau ngapain?" Tanya Almria panik. Langit mematikan mesin motornya dan melepas helmnya. Nampak sekawanan motor itu mulai mendekat dan berhenti sekitar 4 meter di depan motor Langit.

"Lo diem disini." Ucap Langit pelan. Ia turun dari motornya namun dicegah Almira. "Jangan Ngit. Gue takut!" Pekik Almira.

Salah satu dari kawanan orang itu turun dari motornya, melepas helm full facenya. "Lo yang namanya Langit kan?" Tanyanya. Langit mengangguk mantap mendengarnya. Almira semakin dibuat takut.

"Ada yang mau bicara sama lo. Tapi nggak disini." Tambah orang itu lagi.

"Lo diem disini."

"Engga. Gue ikut lo!"

"Lo dengerin gue. Diem disini."

"Gue ikut. Gue pacar lo kan?" Tanya Almira sedikit berbisik.

"Cepetan!" Seru orang itu kembali. Langit melepaskan genggaman Almira yang melekat pada lengannya. "Lo-diem-disini." Tekan Langit dengan mata tajamnya. Itu lebih menakutkan bagi Almira. Langit yang masih mencoba tenang mulai berjalan mendekati beberapa orang itu. Dirinya mengamati satu persatu wajahnya yang nampak cukup familiar.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang