SBU-67

41 13 0
                                    

***

"Seminggu lagi gue ulang tahun. Lo dateng yah. Ada yang mau gue omongin." Ucap Randy kala sampai mengantar Starlla ke rumahnya. Starlla mengangguk cepat.

"Lo mau kado apa?" Tanya Starlla to the point. Randy tertawa. "Lo dateng aja. Kadonya nanti gue langsung minta disana." Jawabnya. Starlla mengerutkan keningnya bingung.

"Udah. Lo dateng aja. Nggak usah bawa apa-apa. Gue cuman mau tiup lilin bareng keluarga sama lo doang ko. Bukan acara mewah." Jelas Randy. Starlla tersenyum kecil sambil mengangguk. "Yaudah, gue masuk dulu ya." Jawab Starlla. Randy mengacungkan jempolnya lalu pergi. Starlla masih berdiri di depan pintu rumahnya. Meskipun Randy bilang ia tidak perlu membawa apapun, tapi tetap saja. Ia harus mencari sesuatu untuk Randy. Terlebih, ia akan bertemu keluarga Randy. Starlla harus menyiapkan semuanya mulai dari sekarang.

***

"Jadi mau ga?" Tanya Alfa menyodorkan segelas kopi untuk Fadil. Fadil menatapnya heran.

"Gue?"

Alfa mengangguk.

"Gabung sama Dallas?"

Alfa kembali mengangguk.

"Dallas yang sama Rafif itu?"

Untuk ketiga kalinya, Alfa mengangguk. Namun hanya tawa menggelegar dari mulut Fadil yang terdengar. Bahkan, saking asyiknya tertaw, Fadil sampai terpingkal-pingkal sendiri. Membuat pengunjung cafe menatap meja mereka berdua keheranan. Dan, merasa terganggu juga.

"Lo bisa liat keadaan kan? Ini cafe. Bukan hutan." Ucap Alfa mengelap mulutnya dengan tissue. Ia benar-benar merasa dipermalukan oleh Fadil sekarang.

"Habis pertanyaan lo konyol banget! Ngakak gue dengernya!" Jawab Fadil keras. Mereka berdua kembali mendapat sorotan tajam dari pengunjung lain.

"Btw. Serius?" Tanya Fadil diakhir tawanya. Ia memajukan wajahnya menatap Alfa dengan serius.

"Menurut lo? Gue bercanda?" Tanya Alfa jengkel. "IYA" Jawab Fadil yang kembali tertawa. "Gue nggak akan neraktir lo di cafe kaya gini kalo niatan gue bercanda." Ucap Alfa serius.

"Ya kali aja! Lo kan holang kaiya!" Jawab Fadil. Sepertinya mulut Fadil memang susah untuk dibungkam. Sedari tadi, mereka berdua terus saja mendapat delikan tajam dari pengunjung lain. Bahkan pengunjung yang duduk di sebelah meja mereka sampai pindah tempat.

"Gue sumpel pake kain pel kalo lo masih teriak!" Seru Alfa. Fadil menghentikan tawanya.

"Gini Fa. Gue ini tipikal orang yang setia sehidup semati! Gue nggak akan ngehiantain persahabatan gue!" Jawab Fadil bangga. Ia bahkan berdiri sambil membusungkan dadanya. Alfa memegang pelipisnya kesal. Salah ternyata jika ia malah membawa Fadil kesini. Seharusnya, ia mengajak Fadil ke tempat lain saja.

"Yaudah gue ga maksa." Jawab Alfa datar. Fadil membelalakan matanya. "Lo? Ga maksa? Serius? Kenapa nggak maksa? Nanti lo dihukum sama Dallas lagi!" Seru Fadil heboh. Alfa menahan kekesalannya karena Fadil terus saja berteriak-teriak.

"Lo mau gue paksa?" Tanya Alfa kesal. Fadil menggeleng sambil menunjukkan deretam giginya.

"Emang lo nggak dihukum sama Dallas?" Tanya Fadil.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang