SBU-21

60 18 2
                                    

Rapuh jatuh tersudutkan
Tangis yang tanpa air mata
Jerit yang tanpa suara
Begitulah hatiku, hariku, hadirku
Tanpamu.

-Syahla Latifah

Erere
Turututututututnununut....

Apasih

"Ai kamu!"

"Vote dulu anjay!"





"Ai kamu"


Asldhwpqoan!

Syahla berjalan pulang.
Sendirian.
Ia malas harus bertegur sapa dengan orang orang. Ia malas harus tersenyum setiap kali menatap orang orang yang menganggapnya "baik-baik" saja :). Ia malas harus berpura pura bahagia. Untuk saat ini. Untuk saat ini saja. Kedepannya ia hanya akan kembali menjadi Syahla yang ramah dan "baik-baik" saja.

Ia menatap halte bus.

Flashback

Derai hujan itu benar benar terasa begitu deras. Dengan malas Syahla mendekap tasnya karena takut bukunya kebasahan. Sedari tadi, ia menunggu bis sekolah yang tak kunjung datang. Malah, seorang Ferro yang datang ke arahnya memakai baju basket kebanggaanya.

Dan tanpa bicara, mereka hanya saling diam dan duduk bersebelahan. Sama sama menunggu bis sekolah yang akan lewat.

Flashback off

Tempat itu,pertama kalinya Syahla benar benar berjumpa lagi dengan sosok Ferro yang semenjak SMP, mereka benar benar diam diaman. Meskipun di halte itu keduanya sama sama terdiam menatapi hujan, namun Syahla akan selalu mengingatnya. Karena disitulah mereka kembali dekat di SMA. Setelah melewati masa masa sulit di SMP.

Halte itu juga tempat yang menyakitkan bagi Syahla. Karena disitulah, Syahla mengatakan bahwa Reina menyukainya. Disitu juga, Ferro berpamitan kepadanya.

Syahla segera berlari, mengejar bis sekolah yang baru saja melewatinya. Ia begitu banyak melamun sampai sampai lupa dengan tujuannya berdiiri di halte itu.

Kenapa semuanya harus berkaitan sama hujan? Batinnya memasuki pintu bus.

***

"Arghhhhhh"

Starlla berteriak histeris kala melihat seekor kecoa terbang yang mengarah kepadanya. Hewan inilah yang berhasil membuat seorang Starlla ini histeris. Bahkan kini, kamarnya tidak bisa lagi dibilang kamar dari seorang Starlla. Melainkan pesawat yang terjatuh.

Ia memukul mukul kecoa itu dengan ganas. Tak jarang mulutnya melontarkan kata kata tak bersahabat di telinga. Ia benar benar frustasi mendapatkan hewan biadab itu di kamarnya. Padahal ia sudah benar benar menjaganya seelok mungkin. Tapi kenapa malah kecoa itu bisa memasuki area pribadinya itu? Benar benar aneh.

Padahal malam ini ia sudah janjian dengan Alfa. Karena kecoa terbang itu, moodnya benar benar hancur. Selain harus membereskan kamarnya yang cukup luas, ia juga harus membersihkan diri. Lebih kesalnya lagi, 10 menit lagi Alfa akan menjemputnya.

Starlla merapihkan kamarnya ala kadarnya, berniat untuk membereskannya esok saja. Sekarang waktunya merapihkan diri dan bersiap siap.

Tak lama, suara motor Alfa sudah terdengar saja. Rencananya, mereka hanya akan berjalan jalan ke mall terdekat dan makan saja. Tidak lebih.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang