SBU-47

47 13 1
                                    

Kamu alasanku bertahan
Kamu alasanku berdiri
Kamu pula alasanku terjatuh menuju puing-puing kehancuran.
-Something Between Us









Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapapun insan Tuhan
Pasti tau....cinta kita
Sejati.


















Gausah sambil nyanyi bacanya. Gaada tulisan suruh nyanyi juga.















Kalemin. Canda. Udah vote?
Nggausah diingetin kan?





















Asdfghjkl😖.

***

Di markas Dallas, seperti biasa. Semua yang merupakan anggotanya akan bersantai-santai seperti ini. Meskipun jam sudah menunjukan pukul 23.20 pun, tempat itu masih ramai juga. Tentu saja karena ini adalah malam minggu. Namun bukan hanya malam minggu pun, markas ini akan tetap ramai hingga malam. Hal itu sudah biasa bagi anak-anak Dallas. Lokasinya yang strategis dan nyaman tidak selayaknya markas geng pada biasanya yang seram justru markas ini adalah rumah dengan dua lantai dan masih sangat terawat. Rumah itu merupakan hasil patungan dan usaha dari anggota Dallas angkatan sebelum-sebelumnya dan sudah menjadi tradisi jika ketua Dallas generasi selanjutnya akan memegang kunci itu.

Semuanya tengah bersantai dengan bermain kartu, mabar game online, merokok, atau bahkan juga ada yang mabuk-mabukan. Selagi itu masih dalam pantauan ketua dan tidak berlebihan. Tidak terkecuali Alfa. Ini kali pertama Alfa bisa betah disini hingga malam. Biasanya ia akan mengunjungi markas Dallas jika dipaksa Rafif saja. Itupun ia tidak akan berlama-lama dan mencari 1001 alasan untuk segera pergi dari sana. Hatinya begitu gundah malam ini. Semenjak hari dimana ia datang ke tempatnya biasa dengan teman-teman lamanya dan diasana ada Randy yang tengah tertawa dengan Fadil dan Sakti, itu seolah membuatnya kapok untuk kembali kesana.

"Minum?" Tawar Rafif menyodorkan sebotol minuman yang tidak asing bagi Alfa. Itu bukan bir atau minuman keras. Itu hanya minuman yang biasa dijual di diskotik namun tidak memabukkan. Alfa yang tengah melamun hanya menerima botol itu lalu menuangkannya ke gelasnya tanpa meminumnya.

Rafif tertawa. "Gue nggak nyediain kopi." Ucapnya duduk di sebelah Alfa. Alfa hanya membalasnya dengan senyuman garing.

"Kenapa lo? Tumben betah." Tanya Rafif.

"Kali-kali. Gue Dallas juga kan?" Jawab Alfa diluar dugaan Rafif.

"Bagus-bagus." Ucap Rafif menepuk-nepuk pelan pundak Alfa yang kemudian beranjak. "Kalo lo mau balik sama temen lo silahkan." Tambahnya membuat Alfa mendongak.

"Nggak usah." Jawab Alfa yang sudah tau jika penggantinya adalah meminta Sakti masuk Dallas atau membiarkan Starlla menjadi incaran Dallas.

"Lo nggak usah bujuk si Sakti atau lindungin Starlla lagi. Gue udah muak!" Seru Rafif. "Mumpung gue masih baik hati, kalo lo mau balik lagi sama temen lo ya silahkan." Tambahnya. Alfa semakin tidak mengerti dengan argumen orang di depannya ini. Itu adalah anugrah yang bisa membuatnya begitu tentram seperti dulu. Namun, adegan dimana Sakti dan Fadil tertawa bersama Randy tengah tertawa kembali terputar di otaknya. Rasa-rasanya dia temannya itu tidak mengharapakan kehadirannya lagi. Bahkan merasa kehilangan.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang