Saya sebagai author mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya teman-teman!
Makasih banyak buat partisipasinya untuk menyempatkan diri membaca kisah menye-menye ini.Btw ini masih belum epilog oke?
Kalo diawali prolog, berarti punya epilog ya kan?So
Happy Reading
***
"Kejar aja!" Seruan Rohimah itu berhasil membuat Almira yang mengumpulkan seluruh keberaniannya selama ini akhirnya berlari melangkah. Sekalipun sinjang beserta kebaya berukuran pas itu melekat. Yang bahkan. Ia memakai heels, tidak membuat Almira memilih berjalan anggun. Karena Almira tetap Almira yang akan memilih berlari mencapai tujuannya sekalipun sudah di depan mata.
"Lang-" Belum selesai memanggil. Seperti yang Rohimah prediksi sejak awal. Almira jatuh tersangkut sinjangnya. Belum lagi heels panjang yang ia kenakan membuat kakinya terkilir. Sial sekali! Padahal pakaian dan dandanan itu sudah kurang lebih satu bulan lamanya Almira persiapkan.
"Ish! Malah jatoh! Bisa-bisanya gue sial di acara perpisahan gini!" Almira mengutuk dirinya sendiri yang agak memaksakan diri untuk memakai heels. Tentu saja karena alasan tinggi badannya itu. Belum selesai mengomel, Almira dibuat terkejut dengan uluran tangan yang membantunya berdiri. Terlebih lebih lebih membuatnya terkejut adalah pelaku uluran tangan itu adalah Langit. Iya. Seseorang yang dikejarnya barusan.
"Eh Langit Hahah! Aduuuh bego banget ya gue? Makasih deh!" Ucap Almira gugup. Langit mengangguk kecil.
"Harusnya kalo ga bisa pake heels. Jangan makasain." Peringat Langit yang membuat Almira cengengesan di tempat.
"Langit foto bareng yu! Buat kenang-kenangan gituuu, mau ya?" Tanya Almira berani. Sedikit tapi. Karena tentunya. Matanya berkeliling ke arah lain. Menghindari tatapan Langit.
"Nanti aja. Gue mau ngomong dulu." Jawab Langit dingin.
"Sut! Nggak boleh! Pokonya foto dulu!"
"Sebentar doang ngomongnya. Biar nanti fotonya bagus."
"Enggak yah! Lo itu nggak bisa dipercaya. Pokonya foto dulu!"
Almira bergerak cepat menarik Langit menuju Photo booth yang tersedia untuk kelulusan. Namun Almira lupa akan heelsnya, membuatnya kembali terhuyung kedepan. Untung saja sebelum kembali terjerembab, dan menjadi hari paling sial untuk Almira, Langit sigap menahannya. Membuat jarak mereka perlahan terkikis.
Almira mati kutu. Bahkan kalo bisa, mati saja sekalian.
Hembusan nafas Langit yang menerpa wajah Almira, membuatnya bergidik sebentar lalu mencoba bangkit dan berlari sekuat mungkin. Sayangnya, tangan Langit masih mengait di salah satu tangannya.
Amira kebas tepat menghadap wajah Langit. Karena Langit menariknya cukup keras. Wajah Langit nampak seratus kali lebih serius dari biasanya. Almira memilih memejamkan matanya.
"Lo itu ceroboh. Sering ngelakuin hal-hal yang konyol tau ga? Dan terjadinya pasti di depan gue."
Almira makin bergidik saat Langit mengunci pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Between Us (On Going)
Ficção AdolescenteKuberitahu kamu satu ya. Orang akan mengatakan cerita atau tokoh disini sedikit "menye-menye". Ya. Ini hanyalah kisah "menye-menye" beralaskan drama.Terlebih aku pastikan kamu, akan bosan oleh sesuatu didalamnya. Bahkan bingung, karena bukan hanya a...