Epilog

7 4 1
                                    

Makasih banyak lagii.
Pokonya teterusan author mau bilang makasih yaaa.
Yang udh dukung terus this story sampe meninggoy.
Pokonya big thanks!!!

Jangan lupa baca karya aku yang lainnya okeyy?

Happy Reading!!!!














***

Empat tahun tepat setelah kepergian Fadil. Makam itu masih nampak asri ditanami berbagai macam tumbuhan. Juga bunga-bunga yang tak pernah luput dari sana. Raga Fadil sudah lenyap jauh-jauh dan jauh hari. Namun kenangannya masih disimpan baik.

Tangan Syahla terulur menaburkan bunga-bunga di sana. Sementara di sebelahnya, Ferro tak hentinya mengucapkan doa.

"Makasih banyak buat waktunya Fadil. Makasih banyak udah jagain Syahla selama ini." Ucap Ferro tersenyum tegar. Berusaha menenangkan Syahla yang entahlah kembali terisak.

"Semoga bahagia."

***

Di tempat lain, empat tahun berlalu setelah kepergian Fadil.Sakti, Alfa, Rafif, Alvin, dan teman-teman Dallas lainnya bahkan anak-anak OSIS, tersenyum sumringah. Menatap peresmian dibukanya Panti Asuhan yang didirikan sendiri oleh Sakti. Berkat kerja kerasnya selama ini. Sakti tersenyum bangga. Ia sengaja meresmikannya di hari kematian Fadil. Agar tanggal itu bukan lagi menjadi momok menyedihkan baginya.

Berbagai macam ucapan selamat ia terima. Belum lagi ia langsung menerima banyak donatur untuk membantu penunjangan beridirinya Panti Asuhan Risqullah itu.

Sakti dan Alfa tersenyum paling lebar. Menatap tulisan besar disana. Risqullah, terinspirasi dari nama Fadil.

"Semoga Fadil liat ini." Gumam Sakti.

"Yoi. Semoga lo cepet dapet cewek." Jawab Alfa.

"Anjing." Umpat Sakti. Menahan senyumnya.

***

"Syahlaaaaaa!!! Kangen bangettt apa kabar?" Seruan khas suara cempreng Reina menghiasi kamar Starlla yang tidak berubah. Tetap biru. Dan rapih tentunya.

Keempat sahabat itu berbincang. Melepaskan kerinduannya setelah empat tahun lamanya berpisah. Mereka bernostalgia. Membahas kenangan yang pernah dialami. Juga bercerita, bercengkrama tentang lika liku kehidupan kuliahnya.

"SUMPAH? LANGIT NGELAMAR LO SAMPE NYUSUL KE YOGYAKARTA?" Reina kembali berseru kencang. Membuat Almira, Starlla, dan Syahla menutup telinga mereka rapat-rapat.

"Berisik Rein! Mulut lo tuh ish!" Almira mendelik kesal. Reina masih heboh di tempatnya.

"Enak banget dikasih kepastian. Gue masih digantung aja nih, ya walaupun bentar lagi kayanya enggak." Starlla bersuara. Ia menahan senyumnya karena ada janji sebentar lagi dengan Alfa. Starlla juga sudah mendengar kabar peresmian mimpi Sakti.

"Empat tahun digantung. Kalo gue jadi elo yah Star! Udah gue tinggalin si Alfa!" Seru Reina angkuh.

"Idiieh. Mentang-mentang udah jadian sama Rafif!"

"Yang penting ga digantung ya kan Syah?"

"Iyooo!" Syahla dan Reina bertos ria.

"Berpawang kitaa!!" Seru Reina lagi. Menunjukkan gelang hitam pemberian Rafif tentunya. Sekarang memang sedang maraknya. Berpawang alias menandai orang itu sudah taken, dengan gelang hitam di tangannya.

"Berpawang ko di tangan. Berpawang tuh di jari!" Almira berseru sombong. Menahan senyumnya sembari menunjukkan jari manisnya.

"SOMBOOOOOONG!!!"

Sekarang mereka tertawa bahagia. Walaupun kemarin, mereka menangis, marah, kecewa, sedih, takut. Semuanya terjadi begitu saja. Semuanya dilewati begitu saja.

Masing-masingnya tentu memiliki jalan takdirnya sendiri. Sekalipun mereka bersahabat, tidak membuat jalan takdirnya berdekatan atau sama. Mereka hanya sesekali ada pada simpangan yang sama. Namun, seringkali ada yang berhenti sejenak, ada yang tancap gas, bahkan mungkin mengulang lagi perjalanannya.

Namun mereka tetap saling merangkul. Menguatkan dan menyembuhkan satu sama lain. Sehingga langkah mereka serasa seirama. Menciptakan bait dan nada terindah untuk didengarkan.

Bagaimana pembaca?
Puas dengan kisahnya?
Kuharap tidak. Karena kalian tidak akan berhenti disini, ada banyak kunci yang masih tergantung bukan?
Jadi, silahkan ikuti kisah lainnya lagi.














Salam hangat.
Sehangat matahari.
Ajun.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang