SBU 96

7 4 3
                                    

***

"Masih mau nongol lo berdua?" Sakti menatap ganas dua manusia yang tengah berjalan kearahnya. Keji sekali rasanya walaupun hanya untuk menatapnya.

Alfa tidak peduli. Ia terus berjalan menghampiri Sakti yang tengah kesetanan menatap mereka. Berbeda dengan Alvin yang memilih diam saja dulu. Ia tak berani banyak bertindak.

"Ada yang mau gue omongin." Alfa memulai dengan mantap. Mata tajamnya bertemu dengan mata yang juga tajam milik Sakti.

Sakti bangkit dari duduknya. Wajahnya kaku dengan rahang yang mengeras. Beserta tangan mengepal dan emosi yang mati-matian ia tahan. Alfa bisa merasakannya lewat deru nafas Sakti yang panas.

"Soal yang ngeroyok Langit, itu Alvin. Sama anak-anak Fregiodie."

"Gue tau anjing."

"Gue yang nyuruh. Awalnya mereka-" Omongan Alfa belum beres, namun bogem mentah dari Sakti berhasil mendarat di pipinya. Serangan dadakan yang bahkan tidak bisa Alfa tebak. Membuatnya tersungkur saking terkejutnya. Namun Alfa kembali bangun.

"LO TAU? Gue jelas tau semuanya. Ngapain lo pake ngelindungin gue? Gue ga butuh. GOBLOK! GUE GA BUTUH!" Sakti menggeram kuat.

"Kalo lo semua mau nyerang gue. Serang! Nggak usah segala salah sasaran!" Tambahnya dingin.

"Gue pengen lo baik-baik aja." Alfa menatap dalam manik mata Sakti.

"Bulshit! Kalo lo pengen gue baik-baik aja. Kenapa lo, NGGAK NOLAK WAKTU SI TUA SIALAN ITU NYURUH NYERANG GUE?"

Alvin bergerak maju. Menyingkiran cengkraman Sakti di kerah baju Alfa. "Gue yang nyerang. Alfa nggak tau apa-apa! Gue-"

"Diem lo PENGHIANAT!" Sakti menendang keras perut Alvin. Yang kemudian dipapah anak-anak lainnya. Untuk segera menjauh dari pertikaian Sakti dan Alfa.

"Lo dengerin dulu BANGSAT!" Alfa dibuat naik pitam. Ia bahkan refleks mendorong keras bahu Sakti.

"Alvin ga bisa nolaknya! SI TUA BOTAK ITU LICIK! Banyak akalnya. Jadi harusnya lo ngerti dikit." Tambah Alfa kesal. Sakti tertawa sinis.

"Terus kenapa nggak serang gue aja? Ngeremehin gue?" Tanyanya dengan seringai mematikan.

"Gue sama Alvin nggak mau lo kenapa-napa Anjing. Ngotak!"

'Lo yang ngotak! IDE BANGSAT LO ITU, BIKIN ALMIRA SALAH PAHAM SAMA GUE! ANJING!!!" Seru Sakti berteriak. Ia menendang bangku panjang di sebelahnya. Sementara Alfa mendengus kesal.

"Almira mulu hidup lo hah! Udah dikasi apa aja? Bucin!"

Mungkin itu percakapan mereka berdua sebelum adegan baku hantam yang dimulai dari Sakti. Keduanya sama-sama emosi. Sama-sama merasa terluka. Dan mungkin itu caranya melampiaskan amarah mereka.

"Ngaca anjing, lo lebih gila! Mau gabung sama Dallas sialan itu demi Starlla kan?"

"Dallas nggak sialan. Lo aja yang buta. Tuli. Ga bisa liat semuanya dengan netral!"

"Masih aja lo belain Dallas Dallas itu!"

Mereka masih saking adu fisik. Tanpa ada yang berani memisahkan. Keduanya terlalu tersulut emosi.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang