SBU-17

66 18 1
                                    

Kita seperti laut dan ombak
Aku yang bergerak memperjuangkan
Dan kamu yang hanya diam dengan tenang

Tak apa, karena yang tepenting kita tetap dekat.

-Something Betwee Us






Hay gays!
Berapa lama digantungin nih?
Lama banget yah?
Wkwkw
Maaf banget yaaaaah.....
Soalnya tugas,ulangan,presentasi,acara,masalah. Selalu ada
Dan kali ini,

Baru bisa nyempetin deh.

Oks

So

Happy Reading!!

Almira merapihkan rambutnya di depan cermin. Matanya sedikit sembab karena tidak bisa tidur tadi malam. Tentu saja karena begitu senangnya mendapati jawaban Langit sehingga menjadikannya baper parah. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya. Entah mengapa ia jadi ingat masalahnya dengan Alfa. Begitu bodohnya ia sampai dengan mudahnya baper dengan perlakuan yang hanya seperti itu, sementara Langit sudah berkali kali menunjukan kepeduliaanya. Almira membuang jauh jauh pikiran itu. Ia percaya Langit pasti sudah memaafkannya. Ia kembali menatap cermin dan refleks mengingat ucapan anak menyebalkan yang ia jumpai kemarin. Sakti.

"Woy kebo! Tuhh udah dijemput. Jangan bilang masih tidur lo!" Seru Bang Alji menggedor gedor pintu kamar Almira.

"Enak aja! Ini gue udah cantik ko." Ucap Almira membuka pintu kamarnya sambil menyilangkan tasnya di bahu kanan. "Daah bang! Gue mau sekolah dulu baik baik di rumah yaaaaa muach!" Seru Almira alay.

"Si Langit ngapain lo sih sampe jadi gini?" Tanya Bang Alji pelan. Almira hanya tertawa sambil membuka pintu rumahnya dan berjalan pelan ke arah Langit yang sudah siap dengan motornya.

Tanpa sapaan, tanpa basa basi, dan tanpa salam sama sekalipun, motor itu melaju konstan ketika Almira sudah menaikinya.

Seperti biasa, Langit tidak akan mengantarnya sampai sekolah. Hanya sampai pohon mangga yang berjarak sekitar 100 meter saja dari sekolah, lalu Almira turun. Begitu saja.

"Makasih." Ucap Almira memberika helmnya pada Langit.

"Ngomongnya di kelas aja." Jawab Langit langsung melaju setelah menerima helmnya.

***

Satu satunya tempat yang menjadi faforit setiap anak. Baik golongan kutu buku, golongan orang orang berduit, golongan orang orang pembangkang aturan, golongan anak anak teladan, golongan anak anak sok teladan, golongan anak anak hits, golongan most wanted, golongan berprestasi, sampai golongan anak yang biasa saja. Kantin. Tempat yang dominan dengan meja dan kursi dengan ruangan yang memang tergolong luas dengan 4 kios yang berjajar rapih dan selalu sibuk saat jam istirahat.

Bahkan, tempat makan seperti layaknya meja pun dibagi sistem kasta. Seperti halnya meja panjang dengan dua kursi panjang yang berhadapan dan berada di paling tengah adalah mejanya anak anak hits dan most wanted. Seperti kapten basket, kapten futsal, kapten cheleeders, ketua OSIS, dan ketua ketua dari eskul lainnya. Ada juga meja berukuran besar yang berada di dekat toilet yang berada di pojok. Tempatnya anak anak pembangkang aturan seperti ketua geng Dallas dan anggotanya misalnya. Di sebelah meja pojok ada meja berukuran sedang tempatnya perempuan berparas cantik yang merupakan piala bergilir satu sekolah. Liptin,bedak, dan parfum setia menemani tasnya. Di dekat tempat sampah yang berada cukup jauh dari pojok pembangkang aturan, tempatnya anak anak kutu buku. Disana hanya ada beberapa kursi yang sudah rusak dan tanpa meja. Entah bagaimana anak anak itu makan, yang jelas mungkin mereka memilih lebih baik makan disana ketimbang mencari ribut dengan makan di tempat tempat terlarang tadi. Lalu, di pojok kanan dekat jajaran tanaman, mejanya anak anak teladan, anak anak berprestasi dan anak anak yang menjadi sorotan karena hal positifnya. Meja itulah tempat makan Almira dkk. Terakhir, beberapa pasang meja dan kursi di belakang area most wanted. Mejanya anak anak sok teladan yang selalu ingin dipandang baik dan tergolong sangat pansos. Biasanya, tim jurnalislah yang menempatinya.

Something Between Us (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang